[그 여자]~[She]

7.8K 831 42
                                    

What should i do?

.
.
.

Zura POV.

Perlahan aku gerakkan jari jari tanganku. Semua sudah terasa sangat mudah digerakkan karena aku sudah mendapatkan oksigen juga cairan tubuh yang cukup selama kurang lebih 7 jam.

Sejak aku terbangun, belum ada siapapun yang datang untuk melihat. Hanya Taehyung, itupun ia tak tahu bahwa aku telah terbangun kembali.

Aku melepaskan alat ventilator yang terpasang pada hidungku lalu mencabut infusan yang terpasang pada tangan kiriku.

[Ventilator : alat bantu pernafasan untuk mengontrol, membantu atau mengambil alih fungsi paru paru pasien]

Dengan sedikit terhuyung aku berjalan, seperti masih belum terbiasa. Berjalan perlahan menuju pintu kamar rawat untuk membukanya.

Aku tersenyum tatkala berhasil keluar dari kamar rawat, masih dengan sedikit terhuyung aku berjalan menuju satu tempat. Kamar rawat Taehyung.

Namun belum sampai pada kamar rawat Taehyung, aku menemukan pria tampan itu.

Pria yang juga aku rindukan selain ayah dan Jihwi.

Pria itu menundukkan kepalanya dalam memandang lantai yang mengkilap, sesekali ia mengusap kasar wajahnya. Ia menangis namun tak terlihat.

Perlahan aku mendekat. Aku benar benar ingin memeluknya. Sangat ingin memeluk pria itu.

Memberikan kehangatan, memberikan kekuatan. Aku tau bahwa selama aku pergi dia sangat berantakan.

Aku berhenti tepat berada didepannya, ia tak menoleh padahal ia sadar ada seseorang didepannya.

Tanganku terulur untuk menyentuh dagunya lalu mengangkatnya.

Wajah tampannya basah oleh air mata, matanya menatapku dengan tatapan yang tak dapat aku artikan.

Aku tersenyum kala melihat wajahnya, dengan perasaan yang menggebu, aku memeluknya dengan erat.

Memeluknya dengan sangat erat seakan tak ingin melepaskannya.

Ia tak membalas pelukanku, dia masih terlalu syok melihatku kembali.

Aku tertawa kecil sambil terus menangis.

"K-kau.. Zu-zura?" Tanyanya tergagap. Aku melepaskan pelukan lalu mengangguk, belum bisa berbicara karena terlalu bahagia.

Tanpa aba aba, Taehyung memelukku dengan erat. Ia menenggelamkan wajahnya pada lekuk leherku, dapat kurasakan air matanya yang menetes jatuh dileherku.

"Kau benar benar kembali? Terimakasih dokter.." Lirih Taehyung sangat pelan. Aku hanya tersenyum menanggapi lirihan lembut seorang Kim Taehyung.

Aku mengelus punggung Taehyung dengan lembut, dan jika aku boleh berkomentar, sekarang kami layaknya ibu dan anak yang telah lama berpisah.

"Dokter.. aku merindukanmu.." Disela-sela isak tangisnya ia berucap dan terdengar lucu tepat ditelingaku.

"Baiklah Kim Taehyung, aku juga merindukanmu. Tapi bisakah kau merenggangkan pelukanmu? Kau terlalu erat memelukku dan membuatku sesak."

Ia melepaskan pelukannya lalu menatapku dalam, seakan telah terhipnotis akan tatapannya, mataku tak bisa teralihkan dari kedua matanya yang menyejukkan.

"Jangan pergi lagi.. aku membutuhkanmu."

Deg.

Aku tersenyum mengangguk lalu memeluknya kembali, kali ini giliranku yang bermanja pada pelukannya.

Kim Taehyung Syndrome. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang