Kim Taehyung Syndrome. ✔

[불가사의한 것]~[Miracle]

I hope the miracle come true.

.
.
.

Author POV.

Setelah dihajar habis-habisan oleh Suga, Taehyung hanya bisa berdiam diri didalam kamar.

Pria itu mengurung dirinya selama kurang lebih 5 jam.

Otaknya tak berhenti mengulang ulang kalimat yang dilontarkan Suga saat menghajarnya.

"BODOH! KAU BODOH KIM TAEHYUNG! KAU SANGAT BODOH! JANGAN SAKITI DIRIMU SENDIRI!!!!"

Tak lama kemudian air matanya mengalir, bibirnya bergetar.

Ia takut.

Taehyung benci saat dirinya berada dalam situasi seperti ini.

Ia sangat merindukan Zura.

Rindu akan tatapan lembutnya, rindu akan tawanya, juga rindu akan kasih sayangnya.

Harus apa Taehyung sekarang?

Tentu saja bertemu dengan Zura.

Pria itu bangkit dari duduknya, perlahan berjalan keluar kamar. Melewati lorong lorong agar sampai pada kamar rawat mewah milik Zura.

Ia berjalan sedikit tergesa-gesa hingga sampai pada kamar Zura.

Dari luar kamar, Taehyung menatap wajah pucat gadis itu dari pintu kamar yang terbuat dari kaca.

Jangan tanyakan perasaan Taehyung saat ini. Sudah pasti sangat hancur.

Jika saja waktu itu Taehyung tak terjatuh, jika saja waktu itu Taehyung dapat berlari dengan kuat, jika saja waktu itu Taehyung tak mengajak Zura dan Inri pergi ke taman. Pasti hal buruk tak akan terjadi pada Zura.

Taehyung sudah tak dapat lagi menahan rasa rindunya. Ia harus masuk dan mengucapkan beberapa kata untuk meminta maaf pada Zura.

Tap.

Tap.

Tap.

Setetes air mata keluar dari mata indah Taehyung, tangannya bergerak meraih salah satu tangan Zura yang dingin.

Bukan hanya tangan Zura yang dingin, tapi juga seluruh tubuhnya sangat dingin. Bibir gadis itu mulai kaku, namun wajahnya masih tetap cantik seperti biasanya.

Seulas senyum terpasang diwajah Taehyung, sangat singkat, bahkan hanya lima detik berlangsung.

"Halo Zura, apa kabar?"

Tes.

Butiran air berwarna bening itu jatuh lagi.

"Ma-maafkan a-aku.."

"A-aku tak bisa menjagamu.. aku bodoh! A-aku tak bisa menarikmu kembali.. aku.. aku.. aku tak bisa melindungimu.. aku.. aku.. aku.. aku telah membuat dua gadis yang aku cintai meninggal dengan cara yang sama.. Zura.. apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku membunuh diriku sendiri? Haruskah aku juga menabrakkan tubuhku pada sebuah truk yang lewat dijalan? Zura.. jangan diam saja.. kumohon jawablah aku.. aku.. merindukan segalanya.. merindukan kasih sayangmu.. merindukan senyumanmu.. ini sungguh menyiksa.. Zura.. kau masih bisa mendengar aku kan?"