Bersatu Kembali

1.1K 30 1
                                    

I'm back maaf lama yak :v

Happy reading..
DLDR
.

.


Saat ini Boboiboy bersaudara sedang berada di kantin sekolah sehabis melihat hasil pembagian kelas..
"Kak Hali masuk kelas apa?" tanya Taufan pada kakak tertua.
"Kelas 11-A" jawab Halilintar dingin. 'Kenapa cara menjawabku tetap seperti itu. Haduuh BODOHNYA' gerutu Halilintar dalam hati.
"Yah, aku tidak sekelas dengan kak Hali" wajah Taufan menjadi murung.
"Memang kak Taufan kelas apa?" tanya Gempa. "Kelas II-B" "Kan sekelas dengan Api, ya kan Api?" tanya Gempa pada Api, tapi ia malah asyik bicara pada Air tentang menu baru di kantin.
"API" teriak Gempa. "E- eh i- iya" "Kau duduklah sebangku dengan kak Taufan" "Baiklah"
"Tapi aku ingin sekelas dengan kak Hali. Hiks.." rengek Taufan yang langsung berlari keluar sekolah.
"Taufan/kak Taufan" pekik mereka bersamaan dan langsung berlari mengejar Taufan karena mereka tau kalau Taufan sudah dalam mood yang sangat manja dan permintaannya tidak di turuti ia akan melakukan hal yang tidak diingunkan (kecuali Halilintar membujuknya). Mereka terus mengejar Taufan agar tidak kehilangan jejaknya. Tapi, naas kaki Taufan tersandung batu di depannya dan kepalanya terbentur jalan yang membuatnya pingsan. Keempat saudaranya langsung membawa Taufan ke rumah sakit terdekat.

Di Rumah Sakit

Ke empat  saudara Taufan menunggu dengan khawatir. Akhirnya muncullah seorang dokter dari balik pintu kamar pasien. "Bagaimana keadaan adik saya dok?" tanya Halilintar penasaran. "Kepalanya sedikit terluka, tapi ia baik-baik saja" jawab dokter Naufal (terlihat di name tagnya). "Dimana kami harus membayar administrasi?" tanya Gempa. "Kalian anak dari Tn. Alberth dan Ny. Julia?" dokter itu malah balik bertanya. "Bagaimana dokter tau?" Air ikut bertanya. "Mereka telah berjasa pada Rumah Sakit ini , mereka yang menyumbangkan alat-alat canggih di sini, jadi kalian tidak perlu membayarnya" "Kalau begitu kapan kami bisa melihat Taufan Halilintar sudah tidak sabar melihar keadaan adik kesayangannya. "Oh iya, kalian boleh melihatnya, ia juga bisa pulang hari ini, saya tinggl dulu yax jawab dokter Naufal yang langsung pergi.

Mereka berempat langsung memasuki ruangan serba putih tersebut. Mereka melihat Taufan terbaring di kasur biru tersebut dan belum sadar, "Jangan abaikan kak Taufan lagi ya kak Hali" ucap Air. "Aku hanya ingin melupakan tasa cinta itu" "Tapi kau melukainya jika seperti itu terus" bantah Air. "Baiklah  Halilintar menyerah, tangannya terus saja mengusap pipi putih nan mulus milik adiknya tersebut. "Eenghx gerakan Halilintar terhenti, dilihat adiknya yang tengah mengerjapkan mata, membiasakan cahaya menembus matanya. "Aku di mana?" tanyanya. Halilintar ingin membenturkan kepalanya ke tembok sekarang, tapi ia harus sabar karena ia tak pernah tau yang di lakukan adiknya, ia harus belajar menjadi kakak yang baik. "Hiks.. Hiks.. Hiks.. Hiks.." "Kak Taufan kenapa menangis" tanya Api khawatir. "Kenapa hiks.. aku di sini? Dan kenapa giks.. ruangan ini hiks.. serba putih hiks.. hiks" ucap Taufan di sela tangisnya. Halilintar menghentikan kegiatan membenturkan kepalanya dan segera duduk di samping Taufan.
"Ini rumah sakit Taufan" -yang langsung menariknya dalam pelukan yang hangat. "Apa kau ingin pulang sekarang?" tanya Halilintar. Terasa anggukan kecil dari dadanya. "Baiklah, tapi jangan menangis lagi ya" "Hmhm"

Halilintar berusaha melepaskan pelukannya tapi Taufan malah mengeratkannya. Dengan terpaksa -ralat senang hati Halilintar membawa pulang Taufan dengan wajah yang memerah. Semua orang menatapnya dengan maklum karena semua tahu kalau anak Tn. Alberth dan Ny. Julia saling mencintai.

Di jalan, dalam pelukan Hali, Taufan tertidur. Hali memandang maklum, karena biasanya jam 14.00 mereka sudah tidur. Kecelakaan kecil tadi menyita waktu mereka. Halilintar mengubah posisinya, dia menggendong Taufan ala piggy back ride style. Kepala Taufan tergelatak di bahu kiri Halilintar.

Halilintar's PoV on
Saat perjalanan pulang, Taufan tertidur. Memang jam berapa sekarang, pikirku. Aku melihat jam tanganki yang ajaib ini, terlihat angka 14.00. Yah, pantas saja. Aku memutuskan untuk menggendong Taufan di punggungku saja. Kepalanya tergeletak di bahu kiriku, deru nafasnya yang hangat menggelikan leherku. Kulirik wajahnya yang damai dan tentram serta senyuman manis yang terpasamg di wajah lugunya itu sangat menyejukkan hati dan menambah nafsuku. Ya Tuhan kenapa dia manis sekali, aku benar-benar ingin melahapnya sekarang. 'Aku harus tahan' kalimat itu terus kuucapkan dalam hati sampai kami tiba di rumah.
Halilintar's PoV off

Boboiboy BersaudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang