Pertemuan Pertama
Author P.O.V
"Agathaaa, turun, Nak," teriak sang mama dari bawah. Mendengar panggilan itu, Agatha segera bergegas menuruni anak tangga dengan terburu-buru.
Terlihat dasi yang masih belum terpasang rapih dan juga tangan gadis itu penuh dengan barang dan skincarenya. Hari ini dia kembali terlambat bangun, apalagi kalau bukan karena belajar sampai larut malam.
Kali ini giliran adiknya yang mendesak. "Kak, buruan dong, nanti aku telat nih," gerutunya sambil mengikuti kakaknya.
"Iya, Ya Allah. Sabar napa! Ini udah berusaha secepat kilat," jawab Agatha kesal sembari memakai sepatunya.
Seperti biasanya, sang mama sudah menyiapkan sarapan untuk Agatha dalam sebuah kotak bekal. Sudah hampir sebulan belakangan Agatha tidak pernah sarapan bersama karena bangunnya selalu mepet dengan jam berangkat ke sekolah. Bahkan tidak jarang Agatha harus berangkat sendirian karena adik-adiknya sudah berangkat lebih dulu.
"Ini dimakan ya di mobil," pesan mamanya sambil menyerahkan kotak berisi bekal.
Agatha menganggukan kepalanya dan mencium pipi sang mama. Kemudian dirinya langsung berlari ke arah mobil yang sudah menunggu sejak 10 menit lalu.
***
"Tha!" Gadis itu menoleh ke sumber suara, di sana sudah ada sahabatnya yang sedang menunggunya bersama sang kekasih.
"Bucin," batin Agatha mengejek.
"Pagi-pagi udah berduaan aja lo, nanti ketiganya setan," ledek Agatha kepada dua insan tersebut.
"Iya setannya elo!" Agatha sontak cemberut mendengar jawaban kekasih Anindya.
Anindya menggelengkan kepalanya, dirinya sudah tidak heran melihat keributan atau ledekan-ledekan kecil antar sahabat dan kekasihnya ini.
"Udah ah, dadah bubub aku mau sama Atha aja ke aulanya," Anindya menarik lembut tangan Agatha untuk mengarah ke aula.
Agatha sempat berbalik dan menjulurkan lidahnya pada kekasih sahabatnya itu dan tidak lupa memberikan senyum penuh kemenangan.
"Kantin dulu yok," ajak Agatha.
"Boleh aja sih, tapi jangan lama-lama ya,"
"Emang siapa sih yang bakal dateng?" tanya Agatha bingung.
"Ih kan kemarin udah dijelasin sama Pak Ardi, lo lupa apa gimana dah?" jawab Anindya dan dibalas kekehan oleh Agatha.
***
"Pagi!" sapa Aditya saat bergabung di meja makan untuk sarapan.
Hari ini dirinya akan melakukan kunjungan ke sekolah adiknya yang di mana sekolah tersebut di bawah naungan keluarganya juga.
"Abang, hari ini yang anter Asha kan?" tanya adiknya bersemangat.
Ia baru saja diberi tahu oleh bundanya kalau abangnya akan mengadakan kunjungan ke sekolahnya.
"Iya nanti ke sekolahnya sama Abang ya," jawab Aditya lembut.
"Senang deh Oma, lihat cucu-cucu Oma sudah tambah besar dan selalu akur." Aditya dan Ayasha meresponnya dengan senyuman kecil.
Kedua orang tua mereka pun memandang dengan penuh kebanggaan. Besar harapan mereka agar nantinya anak-anaknya terus akur dan menemukan pasangan hidup terbaiknya.
"Ya udah sana kalian berangkat, nanti telat loh," ucap bundanya memotong semua obrolan.
"Baik, Bun." Ayasha berdiri penuh semangat dan berpamitan dengan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Planned Destiny
RomanceKisah klasik perjodohan Agatha memang tidak pernah terbayang akan menikah muda sebelumnya, segala kebahagiaan yang dia miliki saat ini sudah lebih dari cukup. Menikah muda tidak ada dalam list goals yang ia miliki, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa...