Kencan Pertama (?)
Author P.O.V
Agatha berjalan canggung di sisi Aditya. Lelaki itu tampak begitu menawan hari ini dengan setelan semi formalnya. Sementara itu, Anindya telah diantar pulang oleh Ivan, sekretaris Aditya. Kini, tinggalah mereka berdua, menjalani kencan pertama - atau mungkin bukan?
"Kamu mau beli popcorn atau minum dulu, Tha?" tanya Aditya.
Agatha tampak lebih pendiam, entah melayang ke mana pikirannya.
"Apa dia tidak nyaman?" batin Aditya bertanya-tanya.
Meski memang besar keinginannya untuk lebih dekat dengan Agatha, dia sadar tidak bisa memaksakannya.
"Kita pulang aja yuk," ucap Aditya lagi.
Sekarang Agatha menoleh, nampaknya gadis itu sudah sadar dari pikirannya yang jauh dari tempat dirinya berada.
"Kok pulang, Pak? Kita kan belum jadi nonton," tanya Agatha bingung.
"Kamunya murung sih, saya jadi nggak enak deh sama kamu. Nggak apa, kita pulang aja yuk saya antar," ajak Aditya lagi.
"Eh enggak Pak, saya nggak murung kok, nggak apa-apa, ayok kita nonton," gantian Agatha yang tidak enak hati.
"Beneran nih nggak apa-apa? Kalau kamu mau nonton karena nggak mau tiketnya hangus doang, kita kasih aja ke orang yang baru dateng nanti saya ganti uangnya," ucap Aditya memastikan.
"Nggak apa-apa kok, Pak. Beneran deh, ayok kita tuker tiket dulu ke sana," ajak Agatha tidak mau membahasnya lebih lanjut.
"By the way, kamu boleh nggak jangan manggil saya Pak?" Agatha menoleh bingung dengan permintaan Aditya.
"Lah, manggil apa dong?" tanya Agatha.
"Ya apa aja selain itu, saya nanti dikira om-om bawa anak SMA lagi," keluh Aditya.
Hal tersebut membuat Agatha sedikit tertawa dalam hati. "Kalo om-om nya kaya Pak Adit mah kagak nolak saya juga pak, AWOKWOKWOK," batin jahat Agatha berbicara.
Aditya yang melihat Agatha berpikir keras pun berniat membantu memberikan ide.
"Mas?"
"Kak?" keduanya berucap bersamaan.
"Eh, manggil Mas juga nggak apa-apa kok," jawab Aditya.
"Jadi??" tanya Agatha memastikan jawaban pastinya.
"Mas aja nggak apa-apa, Atha," putus Aditya final.
"Siapa tau abis ini jadi MAS-A depan kamu." Astaga Aditya salting sendiri karena pemikirannya.
Agatha mengangguk setuju. Keduanya berjalan ke tempat penukaran tiket. Sebenarnya Agatha agak malu menonton film ini bersama Aditya, karena dirinya yang mudah sedih ketika menonton film yang mengharukan.
"Beli jajan dulu yuk," ajak Aditya sekali lagi.
"Ah boleh, Mas," Agatha pun tak keberatan, langkahnya beriringan dengan Aditya. Tampak sangat manis saat Agatha berjalan di samping Aditya.
Keduanya membeli beberapa cemilan untuk dinikmati selama menonton film nanti. Aditya mentraktir Agatha dengan alasan Agatha telah membelikan tiket film mereka. Meskipun kalau dipikir-pikir harganya jauh lebih mahal 3-4 kali lipat dibandingkan cemilan, Aditya tidak keberatan. Wajar saja, masa kasmaran memang membuat seseorang ingin melakukan hal-hal istimewa untuk orang yang disukainya.
"Makasih loh, Mas, saya jadi ditraktir banyak gini," ucap Agatha.
"Iya nggak apa-apa, kok. Kan kamu juga sudah traktir saya tiket nonton," balas Aditya dengan senyum manisnya.
"Tapi Mas beneran udah lama nggak nonton bioskop?" Aditya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Agatha.
"Kenapa? Kan seru nonton bioskop. Apa Mas sibuk ya? Kan banyak kerjaannya setiap hari," cecar Agatha.
Gadis itu tanpa sadar menjadi banyak bicara sekarang ini dan Aditya senang melihatnya. Aditya tidak keberatan menjawab pertanyaan-pertanyaan Agatha.
"Hahahaha, nggak sesibuk itu kok. Kalau mau ya bisa aja nonton mah. Cuman nggak ada temennya nih, masa sama Ivan nanti dikira pasangan melenceng saya," keluh Aditya mengundang gelak tawa Agatha.
"AHAHAHHA, iya sih. Tadi Pak Ivan aja di belakang Mas kaya apaan, aku sampe nggak engeh tau." Lagi-lagi gadis itu tak sadar sudah mengubah gaya bicaranya.
"Tau tuh, kalo bukan karena kerjaan ogah banget diintilin dia mulu," jawab Aditya sambil tertawa geli.
"Tapi kok bisa Mas kerjanya pakai baju santai gini?" tanya Agatha penasaran.
Aditya tersenyum. "Bisa dong, ya ga selalu sih kalau ketemu kolega baru dan penting tentu harus dengan baju yang siap dan formal. Nah, tadi cuma pertemuan mendadak dan diajak makan siang bareng aja, jadi ya pakai baju yang dipakai aja."
Setelah itu keduanya mengobrol tentang banyak hal sembari menunggu film yang ingin mereka tonton mulai. Aditya lebih banyak mendengarkan Agatha yang menceritakan tentang perjuangannya menghadapi ujian, persiapan kuliah, dan kehidupannya sehari-hari.
Di mata Aditya itu adalah kegiatan menyenangkan. Melihat gadis yang dia kira pendiam saat pertama kali bertemu ternyata banyak bicara dan terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Planned Destiny
RomanceKisah klasik perjodohan Agatha memang tidak pernah terbayang akan menikah muda sebelumnya, segala kebahagiaan yang dia miliki saat ini sudah lebih dari cukup. Menikah muda tidak ada dalam list goals yang ia miliki, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa...