Prolog (Rev. ver)

3.9K 126 5
                                    

Tidak mudah bagi Amanda beradaptasi lagi dengan teman barunya nanti. Pasalnya dia yang pembawaannya memang sangat tenang dan tidak terlalu pandai bergaul. Pasti akan membuatnya kesulitan kembali untuk mencari teman yang memiliki satu arah pemikiran dengannya.

Amanda bukan sombong, atau berpilih-pilih teman. Hanya saja ia ingin berjaga-jaga jika sesuatu yang terjadi di masa lalunya terulang lagi.

Pagi ini Amanda di antar oleh mobil dinas Ayahnya. Belum juga memasuki area sekolah, tapi sudah banyak pasang mata yang menatapnya dengan berbagai pendapat. Cepat-cepat Amanda menghapuskan fikiran untuk menusuk mata mereka satu persatu.

Tidak terlalu buruk untuk ukuran sekolah yang tidak terlalu besar pilihannya sendiri. Selain gedung ini yang tidak terlalu besar, desainnya menggambarkan satu ciri khas yang berbeda dari yang. Yang du dengarnya juga, untuk tingkatan olahraga di sekolah ini, memasuki rekor ke 4 se-Jakarta.

Amanda melangkah untuk mencari satu tujuannya saat ini. Ruang kepala sekolah.
Sudah beberapa kali ia mengitari lingkungan sekolah ini, tapi ia tidak sama sekali menemukan ruangan yang bertuliskan 'R. Kepala Sekolah'. Bertanya pun, Amanda gengsi. Takut disangka anak baru kok sok kenal.

Karena terlalu fokus dia untuk mencari ruangan itu, dia tidak sadar bahwa hanya dalam beberapa jarak lagi ia akan jatuh.

Brukk.

"Awhhh... Dengkul gue!" pekik Amanda.

Seseorang yang menyebabkan diri Amanda terjatuh berusaha membantu Amanda. Tapi bukannya ucapan terima Kasih yang diterimanya justru ucapan pedas dari mulut Amanda.

"Gausah pegang-pegang gue" tepis Amanda "lo sengaja kan tadi? "

Orang itu, siswa lakilaki yang dikenal dengan nama Angga, mengerutkan dahi bingung.
"Gue? Gue yang salah? " tanya Angga sambil menunjuk diri sendiri "bukannya lo yang dari tadi muter sana-sini kaya orang kampung yang gatau jalan di Jakarta, hah? "

-------------------------------------------------------------Digantung aja dulu yah hehe.
Insya Allah selama libur fast up.
'Kamshahamnida'

Ternyata Ini Sesaat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang