Delapan Belas

1.5K 74 8
                                    

Semenjak beberapa waktu yang Lalu. Saat Angga di rawat di rumah sakit. Sekarang keprubadian Angga berubah 180 derajat,dari Ia yg dahulunya menjadi lelaki yang sangat kuat,tapi justru Sekarang sebaliknya. Ia lebih mudah lelah,tiba-tiba juga dadanya sakit. Tak jarang juga Ia pingsan.

Pagi ini adalah weekend ,di hari ini Angga sama sekali Tidak punya tujuan Untuk pergi kemana. Akhirnya Ia memutuskan Untuk sekedar berlari Pagi di sekitar taman komplek.

Ia keluar dari gerbang rumah nya,matanya membulat senpurna Saat tiba-tiba saja ada wanita di hadapannya. "Becca?!"

Wanita itu tersenyum dan tangannya melambai "hai Angga,kamu apa kabar?"

"Baik ,lo ngaoain disini?" Ucaonya dengan ketus Tapi mata nya menatap ke arah lain. "Aku cuma lewat doang,kebetulan mau olahraga. Oiya kamu juga mau olahraga ya? Kita bareng aja yuk?" Angga mengernyitkan dahinya mendengar ajakan Becca itu,Ia berfikir sejenak. Tidak masalah juga jika hanya sekedar berolahraga bersama. Lagi pula jika Angga menolak belum tentu juga Becca Tidak berhenti mengikutinya. Angga mengangguk lalu berjalan mendahului Becca yang Masih mematungvdi depan gerbang.

"Ihh Angga tungguin!!" Pekik Becca lalu berlari mengejar Angga.

Angga dan Becca berlari-lari kecil,tak jarang Becca selalu menoleh ke arah Angga dan memandangi wajah tampan lelaki itu. Tapi tak berpengaruh pada Angga,Ia malah terus berlari kecil dan menatap ke depan,tentunya Tidak memperdulikan Becca.

Mereka duduk di trotoar jalanan komplek. Sedikit lelah mungkin Karena habis lari. Hening lah yang menyelimuti kebersamaan mereka. Jujur saja,Tidak tahu mengapa Saat ini dan dulu bersama Becca sangat lah berbeda.

Dahulu Saat mereka Masih mempunyai hubungan Angga lah yang lebih melihatkan sikap Agresifnya, tapi sekarang? Justru Angga Tidak perduli lagi dengan semua yang berhubungan sama Becca. Bahkan perhatian Becca pun tak pernah Ia acuhkan.

Karena jenuh dengan keheningan mereka, Becca memulai pembincaraan terlebih Dahulu. "Kamu cape Ngga?"

Angga menggeleng, tapi dengan tatapan yang Masih ke depan.
"Angga pliss..." Becca memarik bahu Angga agar menoleh alhasil sekarang Angga sudah berhadapan dengan gadis itu. "Angga mau sampe kapan? Sampe kapan sikap kamu begini sama aku? Sikap dingin kamu, ketidak perdulian kamu? Kapan semuanya bisa kamu hentikan terhadap aku. Oke aku sadar aku pernah buat kesalahan yang mungkin amad besar,Tapi—" Becca sedang melanjutkan pembicaraan nya tapi Angga sudah lebih dulu memotongnya " bukan mungkin,tapi kesalahan lo emang sangat besar. Oke Gue maafin lo tapi yang harus lo inget dan ini sangat Gua tekankan lagi Untuk terakhir kalinya. LO YA ELO GUE YA GUE DAN GAAKAN PERNAH ADA KITA KITA,ANGGAP AJAH HUBUNGAN KITA DULU ADALAH HANYA PERMAINAN. " Angga berbicara dengan penuh penekanan,kini Ia sudah bangkit dari duduknya segera ingin pergi dari hadapan Becca.
Becca sudah nampak berkaca-kaca bersiap Untuk menumpahkan air matanya Karena ucapan Angga. Ia segera bangkit dan menahhan lengan Angga, "Angga Oke kalo aku udah ga berarti Untuk kamu. Tapi jika setidaknya KITA berteman bisa kan? Kamu mau sampai kapan Ngga diemin aku terus kaya gini?" Becca berucap sangat lirih air matanya pun sudah membasahi pipi lembutnya itu.

Angga menghempaskan tangan Becca dengan sangat kasar lalu berucap "maybe longlife " Angga berjalan meningalkan meninggalakn Becca yang Masih terisak. 

****

"Gimana?  Apa ada perkembangan?" Tanya bapak paruh baya itu yang duduk di bangku kebesarannya kepada Satu anak buahnya.

"Saya sudah cari tahu,lelaki itu kuliah di UNUD dan adiknya sendiri Masih kelas 1 SMA." Jelas anak buah orang itu,dia nampak tercekat dengan perkataan anak buahnya barusan. Apa Ia tidak salah dengar,adik? Seingatnya dulu Ia hanya meninggalkan satu anak. Tapi kenapa anak buahnya bilang Ia punya Satu adik, Apa wanita itu menikah lagi?

Ternyata Ini Sesaat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang