Satu (Rev. ver)

2.7K 114 7
                                    

"Woy" seru Bisma, teman sekelas Angga juga teman dekatnya selama dua tahun di sekolah ini.

Angga tidak menghiraukannya, dan melengos begitu saja menuju tempat duduknya.

Bisma langsung saja menghampiri Angga yang sedang tidak dalam keadaan baik moodnya.
"Aduh, udah deh Bis jangan ganggu gua dulu hari ini" Dia membuang arah pandang nya ke arah lain "gua abis dibikin kesel gua lagi males ngeladenin siapapun"

Bisma menyenggol bahu Angga sengaja "ah ga seru lo ah, baperan banget sekarang"

"Gue padahal mau Kasih tau lo sesuatu" Bisma menjeda kalimatnya " berhubung lo lagi ga mood, yaudah deh gue gajadu Kasih tau"

"Eh bentar-bentar" tahan Angga ketika Bisma ingin melangkah pergi dari tempat duduk Angga. "Mau Kasih tau apaan lo? "

Bisma menyeringai "Desas desusnya. Kalo gasalah a.k.a bisa jadi bener. Kelas sebelah ada murid baru gitu"

Tatapan Angga tidak dapat terbaca. Tidak tajam tapi cukup memberi tahu. Bahwa yang baru saja dikatakan Bisma tidak ada pengaruhnya sama sekali dengan Angga.
"Ah lo mah, gosa sinis gitu. Gue kan belom selesai ngomongnya"

"Ah terserah lo deh, Bis"

Bisma menghembuskan nafasnya "dia cewek, Bro. Sukur-sukur dia bisa kecantol si sama lo. Ya itung-itung jadi bahan buat lo ngelupain cewe ayam itu"

Angga menggelengkan kepalanya "sebegitu naasnya ya kisah gue, sampe sahabat gue sendiri yang bergerak buat gua pergi dari keadaan yang terus terusan stuck begini"

Bisma menepuk-nepuk bahu Angga "gue paham lo tuh sebenernya bukan gamau bergerak buat pergi dari keadaan yang sekarang. Cuma lo itu gasiap aja kan kalo nanti akhirnya ini bakalan terulang lagi?"

Angga tidak menjawab. Tapi tatapan yang diberikan untuk Bisma, cukup menyiratkan apa yang menjadi jawaban Angga.

-------------------------------------------------------------

Begini lah tidak enaknya menjadi anak baru. Saat istirahat pun tidak ada yang menemani untuk ke kantin, apalagi untuk menghabiskan makan atau minum di waktu istirahat ini. Itu yang sedang dirasakan Amanda.

Sekitar lima menit yang lalu. Bel Istirahat pertama dibunyikan. Dan sampai kini Amanda masih diam tanpa niat gerak apapun untuk beranjak dari kursinya. Diliriknya pintu ruang kelasnya. Di sana banyak siswa ataupun siswi yang berlalu lalang. Sekadar untuk beristirahat ke kantin, perpustakaan, toilet, atau mungkin ke Taman belakang. Ingin rasanya Amanda melangkah keluar, membelah lautan manusia yang berada di sekolah ini tanpa perduli tatapan yang dihadapkan kepadanya. Tapi tidak bisa. Karena tadi saja saat dirinya diperkenalkan oleh wali kelasnya, sudah banyak sekali anak laki-laki yang menggodanya nakal.

Tapi juga ia tidak bisa terus seperti ini. Apalagi perutnya saat ini pun sudah minta berperang dengan berbagai macam makanan yang ada di kantin. Akhirnya dengan langkah niat tidak niat, Amanda melangkahkan kakinya untuk ke kantin.

Tak jarang berbagai macam pandangan aneh. Mungkin banyak yang bertanya 'dia siapa ya' 'anak baru kali ya' . Tapi apa perdulinya Amanda?

Sampai di kantin Amanda memesan makanan berat seperti ayam bakar juga dengan nasi. Karena memang saat berangkat sekolah tadi, ia tidak mengkonsumsi apapun selain susu yang tiadak di teguk habis seperti biasanya.

"Limabelas ribu neng, mau tambah minumnya apa? "

Amanda mengangguk "es teh ya"

Pedagang itu memberikan makanan dan minuman yang telah dipesan Amanda.
"Delapan belas ribu neng" Amanda mengeluarkan lembaran uang kertas bernilai 20 ribu. Tak lupa juga ia minta kembaliannya.

Di lain sisi ada Angga, bisma, dan juga Endy yang baru saja masuk ke area kantin. Seperti kebiasaannya Angga hanya memesan siomay mang Akis dan juga minum air mineral, lalu bisma membeli mie instan kesukaannya dan es teh manis, sedangkan Endy dia adalah orang yang sangat menjaga makananya itu dikarenakan dia juga seorang model jadi sangat di tuntut sekali bentuk badannya, jadi Endy ke kantin paling tidak hanya membeli roti dan air mineral seperti Angga.

Setelah membeli makan dan minum mereka mencari tempat duduk yang sekiranya nyaman untuk tempat mereka menghabiskan waktu makannya di jam istirahat. Meja kantin tidak tampak sepi, buktinya sama sekali tidak ada meja yang tersisa. Hanya saja...

Endy tiba-tiba melangkah ke arah meja kantin yang berada dekat dengan tukang Ayam bakar.
"Hai" Amanda, yang berada di tempat duduk di mana Endy menghampiri mendongak "ehm meja kantin penuh jadi boleh ga gua ama temen gue gabung di sini?"

Amanda hanya mengernyit heran, dan responnya itu membuat kedua teman Endy ikut mendekat.

"Ini kan meja umum, ngapain juga sih lo minta ijin ama dia Ndy?"

Amanda menengok dan melirik tajam orang yang baru saja berbicara. Angga.
"Gue tau ini tempat umum. Tapi dengan dia minta izin kaya tadi, berarti dia udah nunjukin kalo dia masih punya tata krama" Amanda tersenyum sinis kemudian kembali menyuapkan makanan yang sudah disendoknya.

Angga melotot "maksud lo apa?"

"Ngga ngerti?" Amanda memundurkan bangkunya, bangkit berdiri. Perlahan ia melangkahkan kakinya lebih dekat ke hadapan Angga.
"Jadi maksud gue, dia masih punya tata krama. Ga kaya lo kan pasti? Jangankan tata krama? Palingan, otak juga ga punya?"

"Apa?! "

"Apa?! " suara Amanda membalas lebih meninggi.

Angga dan Amanda juga tidak sadar bahwa sekarang mereka sedang menjadi tontonan banyak orang di kantin ini.

"Eh lo, " Telunjuk Amanda menunjuk Endy "tadinya gue mau berbaik hati buat ngebiarin lo ama temen-temen lo ini buat gabung sama gue. Tapi berhubung temen ayam lo satu ini bikin gue ga ada selera makan lagi. Jadi silahkan deh lo mau makan di sini, gausah lagi izin sama gue"

Amanda segera melangkah pergi,tapi sebelum itu ia sempat melirik Angga dengan tatapan yang sangat amat membunuh.

"Ah lo si Ngga, harusnya kita bisa sekalian modus ama dia. Malah lo bikin dia pergi " sungut Endy.

"Lo berdua inget kan sama cerita gue tadi? Yang gue bilang kalo gue itu ketemu cewe gila yang ga sengaja ke sandung kaki gue terus dia malah bales ngedorong gue ampe gue jatoh di lobang selokan? Dan cewe gilanya itu dia " ucap Angga menggebu-gebu.

Bukannya merespon dengan baik. Justru Bisma dan Endy langsung menertawakan keras Sahabtnya itu.

-------------------------------------------------------------

Hai gwa gaboong kan? Plis sabar. Gue juga bener deh bakal lanjutin cerita ini. Tapi gue minta kalian sabar. Ohiya, maafkan jika ada banyak typo. Maafkan kesalahan penggunaan bahasa.

-TBC

Salam,
Simanis tunangan sah AnggaAldi.

Ternyata Ini Sesaat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang