Dua (Rev. ver)

2.1K 102 5
                                    

Tadi setelah diberi tahu oleh ketua kelas dikelasnya, Amanda memilih ekstrakurikuler Teater. Karena di sekolah sebelumnya dan saat masih SMP ia selalu ikut eskul tersebut. Setelah mengisi form, Amanda langsung menyerahkan kembali kepada Raynald, sang ketua kelas.

"Udah ngisinya?" Amanda mengangguk.

"Lo ikut teater?" lagi, Amanda hanya mengangguk. "Kebetulan gue juga ikutnya eskul teater, dan hari ini juga ada rapat gitu. Gimana? Lo mau ikut?"

Tanpa fikir panjang, Amanda mengiyakan saja ajakan Raynald. Lagi pula memang Raynald saja yang dikenalnya di eskul itu nantinya.

Amanda kembali ke tempat duduknya. Sambil menunggu bel istirahat kedua berakhir, ia memainkan ponselnya.
Dia membuka aplikasi sosial media Instagram. Matanya melotot kaget, ketika ia banyak menerima pemberitahuan. Salah satunya adalah banyaknya orang yang memfollow dirinya.

"Lah, ini kenapa jadi banyak yang follow gue begini?" gumamnya sendiri.

Di ketiknya salah satu akun yang memfollow Amanda. Untungnya akun tersebut tidak di privat. Dilihat dari beberapa postingannya, Amanda terfokus pada dua kiriman terakhirnya. Disitu terdapat gambar tiga anak laki-laki memakai seragam sekolah yang sama. Tapi anehnya, Amanda seperti tidak asing dengan seragam itu.

"Ekhem, lagi ngestalk Alex lo?" dehaman seseorang membuat Amanda menghentikan aktivitasnya, lalu ia mendongak.

Gadis sedikit berwajah blasteran sedang menatapnya sambil tersenyum. Kalau tidak salah dengar oleh Amanda, namanya  adalah Elina.

"Lo kenal?" tanya Amanda.

"Anak kelas sebelah, dulu kelas sepuluh gue seangkatan sama dia"

Amanda meletakkan ponselnya di meja.
"Jadi dia anak sini?"

Elina mengangguk "kenapa emangnya? Lo naksir?" tuduh Elina "gue sih cuma mau Kasih tau aja. Bukan mau mempengaruhi aja, cuma mantan dia itu ada di mana-mana. Apalagi rata-rata ganas semua"

Amanda menunjuk dirinya sendiri "gue? Suka sama dia? Kenal juga ngga" Amanda kembali membuka ponselnya, dan menyodorkan kepada Elina "dia follow gue, dan ada beberapa orang juga yang follow gue. Lo kenal akun-akun itu?"

Elina mendelik "lah ini mah akunnya anak kelas sebelah, tuh ada Alex, Firman, lah ini juga ngapa Bisma ikut follow sialan"

Amanda tak menghiraukan ucapan Elina diakhir. Ia tak habis fikir, bagaimana bisa dalam waktu kurang sehari ia bersekolah di sini tapi akun sosmednya sudah tersebar luas. Padahal di sekolah ini tidak ada yang ia kenal. Amanda kembali menatap Elina, fikirnya Elina tidak terlalu buruk untuk dijadikan teman.

"Lo dari mana?"

"Gue dari kantin" jawab Elina.

"Oh. Sendirian aja?"

Elina menggeleng "ga kok, gue kan ga terlalu deket sama anak kelas ini. Ya lo juga nanti tau lah apa alesannya. Jadi gue kalo apa-apa itu ama temen gue dikelas lain, namanya Syifa"

"Gue, boleh gabung ga sama lo?"

"Ih boleh banget lah, yakali lo mau bertemen ga dibolehin sama gue" jawab Elina semangat "eh udah bel tuh, gue balik ke tempat duduk dulu ya"

Elina pun langsung kembali ke tempat duduknya. Tidak lama kemudian, pak Hendra. Guru mata pelajaran Biologi. Masuk ke kelas untuk mengisi kelas XI MIPA 2 di dua jam terakhir ini.

"Selamat siang, jadi untuk hari ini saya tidak akan memberikan materi di dalam kelas. Karenasaya ingin mengajak kalian belajar di luar ruangan untuk pembahasan materi baru kita. Yaitu segala bentuk gejala Alam. Kalian hanya perlu membawa buku catatan dan alat tulis. Dalam waktu 5 menit kalian harus sudah berada di Taman belakang, kalau tidak. Kalian akan tahu akibatnya nanti" lalu pak Hendra langsung keluar kelas lagi.

Semua yang berada di kelas saling sibuk untuk mempersiapkan yang dibawa ke Taman belakang. Ada juga beberapa yang sudah keluar kelas. Tapi sialnya, disaat genting seperti ini Amanda justru tidak dapat menahan rasa ingin buang air kecil. Tapi kalau ia ke kamar mandi. Sudah pasti ia akan terlambat sampai di Taman.

"Man, ayok. Kok lo masih duduk si?"
Ajak Elina yang sudah berdiri di samping meja Elina.

"Gue kebelet buang air kecil nih. Tapi kalo gue ke kamar mandi pasti gue nanti telat ke Taman dan bakal kena hukuman tuh guru"

Elina nampak berfikir "yaudah yuk gue anterin  ke toilet"

"Hah?"

"Dari pada lo tahan, nanti malah jadi penyakit" Elina langsung menarik tangan Amanda keluar kelas, menuju toilet.

"El, tapi kalo lo ikut nanti malah lo kena hukuman" Amanda melepaskan tangan Elina ketika sampai di depan toilet "gue gapapa kok sendiri. Lo langsung ke belakang aja gih"

Elina menggeleng "udah sana buruan, gue tunggu di sini"

Akhirnya Amanda masuk ke dalam toilet. Ketika sedang menunggu Amanda,Elina melihat ada Bisma dan juga Angga yang baru saja keluar dari toilet laki-laki.

Perlu kalian tahu. Bisma dan Elina adalah sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan selama enam bulan belakangan ini.

Bisma menghampiri Elina. Seperti biasa kalau tidak modus ya pastinya hanya menggoda Elina. Tapi saat ini benar-benar tidak tepat waktunya. Mengingat apa yang tadi ditunjukan Amanda, membuat Elina kembali tersungut emosi.

"Halo say—"

"Ngedeket gue tendang" Elina menyiapkan kuda-kuda untuk menendang.

Bisma heran sendiri kenapa tiba-tiba kekasihnya berbicara gue-elo tidak seperti biasanya juga bersikap galak.
"Kamu kenapa sih?"

"Pergi deh sono. Gua lagu enek liat lo" Elina menengok ke arah Angga "eh Ngga, bawa deh temen lo jauh-jauh. Gue lagi males ngeladenin dia"

Pintu kamar mandi di belakang Elina langsung terbuka, menampakan Amanda yang baru saja selesai dengan urusannya di kamar mandi. Amanda menatap heran juga, tadi hanya ada Elina yang menunggunya. Tapi kenapa saat ini justru ada dua anak laki-laki juga. Apalagi salah satu dari mereka, yang tadi membuat moodnya sangat menurun drastis.

"El yuk, gue udahan nih" Amanda menarik tangan Elina "ayuk El kenapa diem aja" Amanda melirik, ternyata tangan satunya juga di tarik oleh salah satu laki-laki itu.

"Lepasin gue ga!!" Elina merontakan tangannya yang digenggam erat oleh Bisma.

"Jelasin dulu, kamu kenapa begini sih" Bisma masih terus menggenggam tangan Elina.

"Gapenting banget sih lo, tau ga si. Lo tuh udah buang waktu kita berdua" kali ini Amanda ya g menjawab "lo gatau kan kita ini udah terlambat sama pelajaran Biologi, dan dengan lo nahan dia gini lo bikin kita nambah hukuman ya lebih tau ga!"

Sekali lagi Elina menghentikan tangannya. Dan berhasil genggaman Bisma terlepas.

"Eh cewe gila, lo tuh gatau apa-apa jadi mendingan diem. Ini urusan mereka" kata Angga yang membuat Amanda menengok juga mendelik tajam.

"Lo sadar ga sih sama kesalahan lo? Kita ga kenal sama sekali dan di hari ini. Lo udah tiga kali bikin gue kesel. Ada dendam apa si lo sama gue, hah?" Suara Amanda kini lebih meninggi.

"GA PERDULI"

Amanda melotot "ngeselin banget si. Dasar cowo parasit" Amanda menendang tulang kering kaki Angga, yang membuat laki-laki itu meringis kesakitan.

"El, udah yuk kita pergi. Ngeladeni cowo gila mah gaada pentingnya sama sekali" Amanda segera menarik tangan Elina menjauh.

Bisma tertawa puas melihat Angga yang masih meringis kesakitan.
"Sakit ga ngga?"

Angga memukul kepala Bisma "bego, pake nanya segala lagi lo!"

-------------------------------------------------------------

Maaf ya, Mangga momentnya dikit. Serius deh, abis ini disetiap chap nya full mangga. Eh tapi gatau ding. Minta tolong banget ya komentarnya jangan "next" doang. Karena tanpa kalian minta pasti gue akan lanjutin. Seperti yang dibilang kemaren. Mohon sabar. Kalo kalian komentarinnya lebih ke pendapat cerita gwa, pasti itu bakal lebih ngedukung gwa banget.

'Ketjuppp 💋💋💋💋

Ternyata Ini Sesaat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang