Apakah kau bisa melihatnya?
Apa kau bisa mengerti?
Malam ini bintang menjelma menjadi ribuan lentera
Bayu juga berhembus merangkai simponi
Merangkai ilusi mata yang nyataTetapi kau hanya diam membatu di dekat jendela
Kau seakan terkurung dalam ruang gelap nan sunyi
Kau bagai bongkahan es yang beku dalam raga
Hatimu seakan hilang menjauh pergi
Mulutmu membisu, terkunci dan tak dapat berkata
Kau bagai raga kosong tanpa naluri
Manikmu selalu mamandang pada lara
Dan hatimu semakin berkarat dalam hitungan hariTetapi kau tetap sama
Kau tidak ingin mengerti
Kau menganggapku sebagai patung bicara
Kau retakan dan remukan hati ini
Manikmu menatapku dalam lara
Tetapi kau tetap tidak mencoba mengertiAndai saja kau mengatakannya
Maka aku akan tetap berasama hatimu
Tetapi ribuan hari aku telah meringkuk dalam lara
Dan kau tidak juga membawaku pergi
Dan kau tetap menganggap ini sebagai lelucon biasa
Maka, hati ini ingin beranjak pergi
Karena semua ini sia-sia______________________________________
Dan hati ini akan bertanya; "akankah pengorbanan tulus menjadi sia-sia?"
-September'16; masih bersama bulan
KAMU SEDANG MEMBACA
[Un]Spoken
PoetryHanya curhatan manis tentang yang tak pernah terucapkan; September'16