Saya berdiri menghadap cermin itu
Nelangsa
Hampa
Hanya wajah sendu yang terpantul nyata
Mengisyaratkan relung hati yang kosong membatu
•••
Malam menjelang pagi itu
Saya melihat semua
Begitu nyata
Bahkan air mata ini sudang kering
Hanya terdengar isakan; sarat akan kesedihan terdalam
•••
Pagi itu saya berdoa
Memohon
Bersujut
Bersimpuh dihadapan lilin doa kepada Tuhan
Hanya untukmu
•••
Tetapi tidak
Maaf karena saya meminta Tuhan untuk menghentikannya
Saya lupa, sungguh saya lupa
Ketika Tuhan menghentikan semuanya
Maka kau juga akan terus tertidur
Untuk selamanya
Maka, maafkan saya
Tetapi tidak
Aku tahu kau berbahagia
KAMU SEDANG MEMBACA
[Un]Spoken
PoetryHanya curhatan manis tentang yang tak pernah terucapkan; September'16