Vote dulu sebelum membaca 😄😄😄😄
"Hai Livina" sapa Iel
"Kamu siapa?" Tanya gadis itu. Livina
Iel tersenyum hangat "Gabriel Angkasa, kamu tidak ingat?" Tanyanya dan di jawab gelengan oleh gadis itu segera Iel memanggil dokter untuk melakukan pemeriksaan di bagian kepala Livina.
"Bagaimana? Dia mengalami amnesia?" Tanya Iel
"Saya juga kurang tahu karena hasil pemeriksaannya tidak ada gangguan ataupun cedera pada bagian kepalanya. Kemungkinan dia mengalami amnesia disosiatif" Dokter David memperhatikan hasil scan Livina
"Kemungkinan besar dia mengalami trauma atau stres berat sehingga ada beberapa memori yang terkubur tapi jika di bantu tengan terapi hipnotis atau terapi lainnya bisa saja memorinya akan kembali"
Iel mengangguk lalu berpamitan untuk kembali ke kamar rawat Livina.
Terlihat gadis itu sedang belajar berjalan di bantu oleh dua perawat wanita.
Setelah hampir 2 tahun tidak sadarkan diri otot-otot Livina menjadi kaku sehingga butuh terapi untuk mengembalikan kondisi tubuhnya.
Terlihat keringat memenuhi kening gadis itu, karena tidak tega Iel menyuruh kedua perawat itu untuk menyudahkan terapi dan membiarkan Livina istirahat.
"Ini minum dulu" Iel menyodorkan gelas yang berisikan air "kamu pasti haus"
Dengan ragu Livina mengambil gelas itu lalu meminumnya hingga tandas.
Hening, Iel hanya memperhatikan wajah Livina masih tidak percaya bahwa gadis yang pernah dia relakan untuk sahabatnya ini masih hidup.
"Hm" dehem Livina "ka-kamu kenal a-aku?" Tanyanya gugup
Iel tersenyum "tentu"
Livina diam menunggu Iel melanjutkan kata-katanya.
"Nama kamu Livina, orang tua kamu sudah meninggal dan aku-" Iel menggantung ucapannya
Livina mengerutkan dahi "kamu?"
"Aku tunangan kamu" lanjutnya
Livina terdiam dengan wajah yang memerah.
***
"Gue udah jatuh cinta sama lo Fy, jadi jangan benci gue" mendengar itu Ify berhenti memberontak berusaha mencerna baik-baik apa yang di katakan oleh laki-laki di hadapannya.
Rio melepaskan pelukannya dan menatap tepat manik mata Ify.
"NAJIS KATA-KATA LO MENJIJIKANN! ISH" Ify menginjak kaki kanan Rio lalu pergi meninggalkan Rio yang masih meringis kesakitan.
Dengan cepat Ify mengambil ponselnya dari saku roknya lalu mencari kontak Daniel
"Jemput!"
"..."
"Ayah udah balik ke London?"
"..."
"Iya iya"
Ify mematikan sambungan telefon sepihak lalu mengecek uang yang masih tersisa di sakunya.
"Yah gak cukup nih kalau naik taksi, nge Go-jek deh" keluh Ify ketika melihat uangnya hanya tersisa Oto Iskandar Di Nata. Gak kenal dia? Coba cek uang kalian satu satu.
"Heh! Aish! Itu sepatu lu isinya beton? Kaki gue nyut-nyutan banget ini" ringis Rio tangan kanannya memegang pergelangan tangan kiri Ify.
"Lo nginap di rumah gue!" Ujar Rio tegas ketika kakinya sudah lumayan tak sakit.

YOU ARE READING
Sweet Devil [#Wattys2016]
Fiksi Penggemar"Ga bagus jari-jari cantik ini mengepal lebih bagus kalau ada jari-jari gue di sela-selanya, nah kayak gini" ujar rio sambil menautkan tangannya ditangan mungil ify Hangat, Nyaman, Ify menggelengkan kepalanya 'nggak ini nggak boleh' Dughh "Ugh.. yae...