Agni dan Ify masih menunggu Shilla, Sivia yang tak kunjung datang ke kantin. Mereka sedikit khawatir dengan dua sahabat mereka itu.
"Ag, Shilla sama Via kemana sih?" Tanya Ify sambil membuka bekalnya.
"Gak tau. Gue takut mereka ribut sama senior - senior itu." Balas Agni yang duduk di sebelahnya.
"Apa mau kita cari aja?"
"Gak usah lah Fy. Lo makan aja dulu." Tepat Agni menyelesaikan ucapannya, Alvin, Cakka, Rio dan Gabriel memasuki kantin dan duduk di salah satu meja.
"Itu mereka Ag." Agni menoleh kesamping dan melihat Alvin duduk di meja sebelahanya.
"Kalo mereka di sini, Shilla sama Via kemana?" Bisik Ify.
"Gue gak tau."
-
"Cak Lo mau cerita?" Tanya Rio yang duduk di sampingnya.
"Gak. Gue gak papa kok." Tanya Cakka malas. Alvin berdecak.
"Lo kalo ada masalah cerita sama kita." Cakka menghela nafas.
"Seriusan gue gak papa." Ketiga sahabatnya pun memilih diam. Karena mereka tau, Cakka belum ingin menceritakannya.
*****
Shilla mengendarai mobilnya menuju rumah Sivia dengan wajah yang tidak bersahabat. Sivia yang berada di sampingnya menatap khawatir. Mereka berdua berhasil keluar sekolah dengan alasan Shilla sakit. Dan Shilla tidak berhenti mengumpat sejak mereka masuk kedalam mobil, sampai sekarang.
"Shil sabar dong. Jangan sampe kayak gini."
"Senior gila!" Maki Shilla.
"Gila apa dia Vi? Manusia bukan sih?" Sivia mengelus pundak Shilla.
"Berubah banget tuh orang!"
"Iya iya gue tau Shil. Tapi jangan sampe marah – marah kaya tadi." Ujar Sivia. Shilla menarik nafas beberapa kali, mencoba menenangkan dirinya.
"Iya sorry sorry. Abisnya gue kesel banget sama dia Vi!"
"Iya gue ngerti. Gak Lo doang Shil. Gue juga kesel sama dia. Sekarang kita kalem aja. Nanti juga dia nyesel." Shilla hanya mengangguk mendengar ucapan Sivia.
*****
Setelah bel berbunyi, Agni dan Ify kembali ke kelas. Mereka menatap meja Shilla dan Sivia yang kosong.
"Tas Shilla sama Via gak ada Ag." Agni mengangguk mendengar ucapan Ify. Agni menghampiri Dayat yang duduk di sebelah mejanya.
"Yat." Dayat yang sedang membaca buku mendongak.
"Ya?"
"Lo tau Shilla sama Via kemana? Tasnya kok gak ada ya?"
"Tadi Via ke kelas, terus ngambil tasnya sama tasnya Shilla. Kayaknya sih buru – buru banget." Agni mengangguk – anggukkan kepalanya.
"Yaudah thanks info nya Yat." Dayat mengangguk dan kembali fokus pada bukunya. Agni menghampiri Ify yang sudah duduk lebih dulu.
"Kemana ya mereka?" Gumam Ify yang memang mendengar ucapan Dayat juga. Agni duduk di bangkunya dan menggidikkan bahunya.
"Mungkin Shilla sakit. Besok aja kita tanya." Ujar Agni.
"Iya deh."
Di sisi lain, Cakka mengikuti beberapa pelajaran terakhir dengan tidak fokus. Menatap ke arah papan tulis, dimana guru matematika - nya sedang menjelaskan. Namun itu hanya tatapan kosong. Mungkin telinganya pun tidak mendengar ocehan gurunya sedaritadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL RIDER (Proses Editing&Takeover) - Bakal ganti judul kayaknya
Fanfiction(15+ Mengandung kata dan sikap kasar yang tidak patut di contoh👌) Cerita yang pasti pada awalnya semua mengira, cerita bertema high school biasa, monoton seperti pembullyan dan semacamnya. Tapi kenyataannya, ini mengisahkan perjuangan dalam menghad...