Agni masuk ke dalam rumah Gabriel bersama ketiga sahabatnya setelah Gabriel menyambut mereka di depan pintu.
"Selamat datang semuanya."
"Formal banget najis." Semprot Agni.
"Ck, kan perdamaian." Agni hanya menggelengkan kepalanya dan berjalan masuk.
"Beneran ada Kak Cakka kak?" Tanya Shilla.
"Ada di atas, nanti juga pada turun."
"Suruh siapin kuping." Gabriel terkekeh saat melihat Shilla berbicara sambil melirik Sivia yang hanya diam dengan wajah datarnya.
Gabriel mempersilahkan Agni, Ify, Sivia dan Shilla untuk duduk di ruang keluarganya.
"Bokap di rumah lo ya Ag?" Tanya Gabriel sembari membuka semua makanan yang sudah ia pesan tadi.
"Iya ada, lagi ngobrol sama nyokap."
"Sama Om Anton juga?" Agni bersandar dan tersenyum tipis.
"Tau-tauan aja lo."
"Ya tau lah. Kalian langsung makan aja, gue ambilin minumnya dulu."
"Gue bantu." Ucap Ify sambil beranjak dari duduknya.
Gabriel menoleh lalu tersenyum.
"Ayo, boleh."
Ify pun berjalan mengikuti Gabriel menuju dapur.
"Gelasnya udah?" Tanya Ify.
"Udah, tinggal tekonya aja ini." Gabriel membuka kulkas dan mengambil dua teko berisi cairan oren.
"Itu mah lo bisa bawa sendiri. Kirain banyak." Gabriel terkekeh,
"Berat tau. Kamu bawa satu."
Ify menaikkan sebelah alisnya,
"Kamu?"
Gabriel terkesiap dan menunjukkan cengirannya sambil memberikan satu tekonya pada Ify.
"Keceplosan. Lagian emang masih nggak boleh?"
"Bukan gitu, cuma masih ngerasa aneh aja."
"Biasain biar nggak aneh lagi."
Keduanya pun kembali menuju ruang tengah, bersamaan dengan Cakka, Rio dan Alvin yang menuruni tangga.
"Hai." Sapa Rio.
"Nggak usah basa basi." Tegur Agni yang sedang membaca majalah dengan menyilangkan kaki.
"Galak banget sihh Buu!"
Rio mendudukkan dirinya di sebelah Agni diikuti yang lain.
"Orang tuh kalo ngerasa masih punya salah, tau diri." Sindir Sivia sambil menatap Cakka yang ada di seberangnya.
Wajah Cakka spontan mengkerut sedih.
"Maaf."
"Bisa apa sih lo selain bilang maaf? Kak kak, orang kok berubahnya bisa segitunya."
"Mending ke positif, ini mah full negatif total."
"Sabar Vi," Bisik Shilla sambil menunjukkan wajah tak enaknya pada yang lain.
"Sorry ya semuanya. Biasa dendam kusumat."
"Mampus kan, ditinggal. Emang enak!"
"Viaa..."
"Kesel banget gue, ngebayangin banget posisi Oliv. Untung ada Deva Shil, kalo enggak gimana? Udah lepas kemana tau Oliv."
"Kalo aja kita nggak ngeh sama perubahan Ozy dan Acha, bubar semua!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL RIDER (Proses Editing&Takeover) - Bakal ganti judul kayaknya
Fanfiction(15+ Mengandung kata dan sikap kasar yang tidak patut di contoh👌) Cerita yang pasti pada awalnya semua mengira, cerita bertema high school biasa, monoton seperti pembullyan dan semacamnya. Tapi kenyataannya, ini mengisahkan perjuangan dalam menghad...