Oliv menuruni tangga setelah sang Bunda mengatakan jika ada sahabatnya yang datang. Oliv sedikit bingung, dengan sang Bunda yang tidak ingin menjawab, saat Oliv bertanya 'siapa?'.
Dan betapa terkejutnya Oliv, saat melihat Keke, Alvin dan juga Cakka yang sedang duduk di ruang keluarga. Oliv menarik nafas sejenak, mencoba untuk tidak gugup. Menyiapkan diri untuk berhadapan dengan Keke, ia takut ada kata - kata Keke yang memancing emosinya.
Ketiganya masih belum menyadari keberadaan Oliv. Sampai Oliv pun duduk di sebelah Cakka yang duduk bersebrangan dengan Keke dan Alvin.
"Ada apa Kak, Ke?" Keke yang sudah melihat Oliv, memilih menunduk. Padahal Oliv terlihat biasa saja.
"Keke mau ngomong sama kamu." Ucap Alvin sembari tersenyum dan mengusap kepala Keke. Memberi arahan pada sang adik untuk mengatakannya pada Oliv.
"Ada apa Ke?"
"Ke...Keke...Keke...mau minta maaf sama Oliv." Oliv mengerutkan keningnya dan sempat terperangah.
"Minta maaf buat apa?"
"Sikap Keke ke Oliv waktu itu. Keke nggak seharusnya kayak gitu ke Oliv."
Dengan perlahan, Keke memberanikan diri mengangkat kepalanya, karena Oliv tak unjung merespon. Setelah melihat wajah Oliv, yang Keke dapatkan adalah, sahabatnya itu terlihat terkejut.
"Oliv, jangan diam aja. Kalo Oliv mau marah, nggak apa - apa kok. Asal jangan diam kayak gitu."
Oliv mengerjap,
"Hah?"
"Aqoeh terkejut BGT!" Seru Oliv dengan gaya berlebihannya. Keke ingin tertawa sebenarnya melihat kekonyolan Oliv yang sangat ia rindukan itu, tapi ia takut Oliv masih marah.
"Oliv serius..." Oliv terkekeh pelan melihat wajah melas milik Keke. Gadis itu kemudian mendelik malas.
"Apaan sih Ke?! Gue udah tegang banget padahal pas tau Lo datang sama Kak Alvin. Gue kira Lo mau ngapain gitu, taunya minta maaf nggak jelas! Punya salah juga kagak!"
"Ihh Oliv serius!" Rengek Keke, masih dengan wajah melasnya.
"Ya gue juga serius! Lo yang ngapain, minta maaf segala?"
"Ya kan Keke salah waktu itu. Nuduh - nuduh Oliv yang nggak nggak." Oliv mengibaskan tangannya.
"Halah! Gitu doang! Santuy kek di pantuy! Sans aja!"
"Beneran? Oliv nggak marah?" Oliv menggeleng.
"Kagak!"
"Serius?"
"Iya."
"Demi apa?"
"Demi...persahabatan kita dong!" Ucap Oliv dengan wajah jenakanya.
"Beneran Liv?"
"Iya Keke! Nanya lagi, dapat piring nih!"
Perlahan senyuman Keke mengembang,
"Yehh senyum - senyum! Waktu itu di parkiran, gue di sinisin!" Wajah Keke spontan kembali sedih.
"Maaf." Oliv tertawa pelan.
"Haha gue bercanda doang kok. Udahlah santai aja, gue nggak pernah masukin hati kok. Cuma yang pas di parkiran itu, gue lagi capek aja, makanya ngegas."
"Beneran?"
"Iya Keke."
Senyuman Keke kembali terbit, ia pun menghampiri Oliv dan memeluk sahabatnya itu dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL RIDER (Proses Editing&Takeover) - Bakal ganti judul kayaknya
Fanfiction(15+ Mengandung kata dan sikap kasar yang tidak patut di contoh👌) Cerita yang pasti pada awalnya semua mengira, cerita bertema high school biasa, monoton seperti pembullyan dan semacamnya. Tapi kenyataannya, ini mengisahkan perjuangan dalam menghad...