53 (Edited)

299 27 18
                                    

            Pagi ini Agni menghabiskan waktu di lapangan basket mini di halaman belakang rumahnya. Tidak lama kemudian Raja datang , Agni yang melihat itu langsung mendengus dan meraih bola basketnya untuk kembali masuk ke dalam rumah.

"Stop jauhin gue!" Seru Raja sembari berdekap.

Agni berhenti melangkah dan menatap enggan ke arah Raja.

"Lo yang mulai."

"Gue udah bilang ke Bunda."

         Mata Agni terbuka lebar mendengar pengakuan Raja. Dengan marah ia melempar bola basketnya ke punggung Raja yang masih asik menatap lapangan tanpa dosa.

'BUGH!

"Nggak waras lo!"

          Raja agak sedikit terdorong ke depan, tapi tidak menyurutkan wajah tanpa dosa di wajah tampannya. Perlahan ia berbalik, menatap Agni yang sedang menatapnya tajam.

"Gue kurang apa sih?"

"Lo kurang waras!"

Raja terkekeh pelan,

"Lo kenapa lebay gini sih? Biasa aja kali, kita nggak sedarah Ag."

           Agni menutup wajah dengan kedua tangannya dan menggeram kesal.

"Heh...Denger gue ya kak..."

Agni kembali menatap Raja,

"Ini bukan soal sedarah atau enggak kak! Ini soal gue yang nggak punya perasaan sama sekali buat lo yang mengarah ke sana."

"Lo saudara gue, lo kakak gue, titik!"

          Agni langsung berbalik meninggalkan Raja yang berdekap menatap kepergiannya.

          Agni berjalan memasuki rumahnya sambil menghentak-hentakkan kakinya. Di ruang keluarga terdapat Anton dan Sony yang sedang berbincang dengan sang Bunda.

"Orang gila!"

"Sst.."

         Agni terkesiap dan menoleh ke arah sang Bunda yang menegurnya. Ia baru sadar dengan keberadaam tamu-tamu sang Bunda.

"Maaf Bun."

"Laundry dulu tuh muka, biar nggak lecek!" Ujar Sony meledek.

Agni menatap pria itu malas,

"Laundry dulu tuh hati, biar move on!"

"Heh! Itu mulut!"

"Ihhh udah ah! Orang lagi kesel juga!"

"Kenapa sih?? Kekurangan jajan?"

             Agni, tanpa memedulikan keberadaan Anton, duduk di sebelah sang Bunda dengan wajah tertekuknya.

"Kak Raja ada bilang apa sama Bunda?"

"Hah...? Bilang 'apa' apa?"

"Soal dia sama Agni."

            Triyas sempat terdiam bingung, tapi setelah melihat kode yang Sony berikan, ia mengangguk paham.

"Ohh...itu. Raja bilang mau serius sama kamu aja. Dia mau ngajak kamu tunangan."

          Mata Agni melotot hebat, ia langsung memegang kedua lengan sang Bunda.

"Dia? Ngomong gitu ke Bunda?!" Triyas mengangguk ragu.

"Terus Bunda bilang apa ke dia?? Bunda pasti tolak kan?!"

"Y-ya...Bunda pikir...nggak ada salahnya juga."

DEVIL RIDER (Proses Editing&Takeover) - Bakal ganti judul kayaknyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang