15

3.8K 454 104
                                    

Catatan Penulis: Maaf keterlambatannya! Aku sedang berlibur dengan keluargaku untuk dua hari ini sebelum minggu tenang, sekaligus merayakan anniversary kedua puluh dua orang tuaku dan Natal.

So, sesuai janjiku, akan ada dua ilustrasi DyanasthasiaRin untuk hari ini, dan ini dia yang pertama:

So, sesuai janjiku, akan ada dua ilustrasi DyanasthasiaRin untuk hari ini, dan ini dia yang pertama:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tebak siapa?

Yup, itu adalah Nicolas Flamel!

Ilustrasi keduanya akan ada di bawah nanti. Selamat membaca!

***

[LIMA HARI SEBELUM BADAI.]


UNTUK KESEKIAN KALINYA, aku mendarat lagi di Duat. Matahari masih tinggi, dan untuk pertama kalinya, aku baru bisa mengamati Nicolas.

Rambutnya sudah putih keperakan, tidak mengkhianati usianya—yang, jika aku tidak salah ingat dari buku sejarahku, mengatakan bahwa Nicolas Flamel lahir di tahun 1300-an. Dia tampak terlalu muda untuk orang berusia tujuh ratus tahun, tetapi dia jelas tidak bisa dibilang terlihat muda. Rambutnya tampak agak berantakan—ada sentuhan Albert Einstein atau Michio Kaku pada pria ini, dengan wajah yang terlihat tua dan antusias di saat bersamaan. Bagaimanapun juga, tatapan matanya sama sekali tidak seperti kedua ilmuwan itu: dia sudah menyaksikan berbagai horor peradaban manusia, dan itu terlihat di tatapannya.

Kumisnya, yang berwarna keperakan juga, agak lebih tipis. Nyaris seperti kumis Salvador Dali, tetapi tidak senyentrik itu. Dia tidak berjenggot.

Di luar itu, postur tubuhnya terlihat sangat fit. Alkemis tua itu masih bisa berdiri dengan tegak tanpa masalah dan tanpa tongkat sama sekali, dan jika bajunya menunjukkan proporsi tubuh aslinya, berarti dia pasti lumayan kekar untuk orang seumurnya.

Itu, dan aku menyadari bahwa dia mengenakan kalung yang mirip dengan yang dipakai Andre. Set sempat menyebut kalung ketika sedang membicarakan Restu Ash dengan Papa ... apakah kalung seperti itu yang disebut Restu?

"Ah," kata Nicolas. "Nu. Sudah berapa lama sejak aku terakhir ke sini?"

"Sangat lama," kata Serqet sambil membuka Gerbang Duat lagi. "Ayo."

Kami masuk.

Seperti biasa, pandanganku melebur menjadi putih sempurna. Sesaat kemudian, aku mendarat di tanah yang lebih ringan. Udaranya dingin.

Bumi.

Ketika pandanganku sudah lebih baik, aku bisa melihat bahwa matahari sudah agak tinggi—belum tengah hari, baru sekitar pagi. Mungkin jam delapan pagi di daerah sini?

Ragnarökr Cycle: Storm ChasersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang