Part 9

456 18 2
                                    

"Lah kalian gak jadi beli makan?" Tanya Sheryll yang sudah memasukkan gitarnya.

"Udah yuk pulang, gue capek." Balas Ilana yang sebenarnya bukan balasan untuk pertanyaan Sheryll.

"Ilana kenapa, Na?" Bisik Sheryll, sedangkan Reina sedang memasukkan barang-barangnya kedalam tas.

"Tadi dia liat Raihan lagi berduaan sama Valen."

"Ha? Bukannya mereka baru putus kemarin? Kok tiba-tiba Raihan udah berduaan aja sama Valen?" Tanya Sheryll bingung.

"Nah itu dia, gue juga gak tau. Udah yuk cepetan, ngapain masih disini?"

"Deh gue aja daritadi nungguin lo gimana sih na."

"Ohh hehehe. Gue kira lo mau mejeng kaya cabe-cabean di piggir jalan."

*****

Seorang laki-laki yang sepertinya Reina kenali sedang menunggu di depan rumahnya mengendarai motor, ia segera menghampiri laki-laki itu. Ternyata laki-laki itu adalah tetangganya yang satu sekolah dengannya.

"Eh no, lo ngapain disini?"

"Ini na, gue mau nganterin buku lo." Kata laki-laki yang diketahui bernama Aldino sambil memberikan buku catatan milik Reina.

"Lho, kok bisa ada di lo?" Tanya Reina penasaran. Sekarang buku itu sudah berada di tangannya.

"Gue nemu dilantai depan loker lo." Jelas Aldino

"Oh gitu, by the way makasih ya." Kata Reina menyunggingkan senyum manisnya.

"Sip sama-sama, gue balik ya." Kemudian laki-laki itu segera memakai helmnya dan menghidupkan motornya. Sedangkan Reina sudah masuk kedalam rumahnya.

Didalam kamarnya Reina membuka-buka buku catatannya itu, memeriksa apakah ada sesuatu yang aneh didalamnya atau tidak. Ternyata sesuatu yang beberapa hari belakangan ini dilihatnya pun muncul. Sebuah amplop berwarna hijau tosca sama seperti amplop yang selalu ia dapatkan hari-hari sebelumnya. Setiap hari ia selalu menemukan amplop itu di lokernya, karena terlalu banyak, Reina memutuskan untuk tidak membacanya dan hanya meletakkannya di meja belajar.


Ponsel Reina bergetar, kemudian ia membukanya.

From: Randy Julian (17:17)

Na

Reina membaca pesan itu, keningnya berkerut.

Edelweis A. Reinavi: kenapa, Ran?

Randy: gapapa gue mau chat lo aja hehe, bosen abisnya
Randy: lagi ngapain na?
Reina: oh gitu.. gue kira kenapa. Lagi tiduran aja
Randy: oh.. oke, lo gak nanya gitu gue lagi ngapain?
Reina: deh bisa gitu. Yaudah, lo lagi ngapain?
Randy: kalo gue lagi mikirin lo.

'Apacoba maksudnya? Dia mikirin gue? Halah paling bercanda.'

Randy: bercanda ya na, jangan baper wkwk
Reina: engga lah, tau kali gue kalo lo bercanda

Randy tidak membalas pesan dari Reina, dan tidak pula membacanya. Reina yang tidak terlalu perduli akhirnya memilih untuk tidur.

Keesokan harinya Reina langsung membuka ponselnya. Senyumnya mengembang saat ia melihat nama Randy di notofication-nya.

From: Randy Julian (20:37)

hehe iya, lo lagi deket sama siapa na?

Reina: eh sorry baru jawab Ran, gue udah tidur semalem hehe
Reina: deket sama siapa gimana?
Randy: iya gapapa, nungguin balesan chat dari gue ya sampe ketiduran? Wkwkwk.
Randy: engga, itu skip aja, iseng doang

Reina hanya membaca pesan tersebut dan berlari menuju kamar mandi, tetapi pikirannya tak lepas dari pertanyaan Randy.

*****

Bel istirahat berbunyi, Reina dan kedua sahabatnya bergegas untuk menuju kantin sebelum terlalu ramai. Mereka berlari menuju kantin, tiba-tiba Reina menabrak seseorang.

"Maaf maaf, gue gak liat." Kata Reina merapihkan rambutnya.

"Iya gapapa, Na." Reina mendongak mendengar orang tersebut menyebut namanya. Dan seketika ia tergagap.

"E-eh Randy. Ma-maaf ya gue gak liat hehe." Kata Reina sambil membantu Randy membereskan buku-bukunya yang bersekarakan. Saat sedang mengangkat satu persatu buku yang berserakan, ia melihat sebuah kertas hijau tosca yang biasa ia dapatkan, ia mengambil kertas tersebut. Keningnya berkerut dan sepersekian detik kemudian ia langsung membereskan buku-buku itu lagi, sedangkan kertas tadi sudah ia masukkan ke saku roknya.

"Gapapa lah. Mau kemana? Buru-buru banget." Tanya Randy yang sekarang semua bukunya sudah berada di tangannya.

"Mau ke kantin doang, takut udah rame jadi buru-buru deh hehe." Kata Reina menampilkan senyuman khasnya. "By the way, lo mau kemana? Tumben-tumbenan bawa buku banyak gitu."

"Ini, gue tadi disuruh Bu Rahma ambil buku di perpus gara-gara gue dateng telat." Jawab Randy agak malu.

"Ohh sip lahh. Pantesan gue kira lo ngapain bawa buku gitu."

"Yaudah deh, gue duluan ya. Takut nambah nih hukumannya kalo kelamaan hehehe."

*****

Different [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang