Did I Hurt You?

2.2K 173 45
                                    

SOOYOUNG

"ahhh..membosankan" keluhku sembari menidurkan tubuhku kasar.

Entah sejak kapan aku berubah menjadi gadis yang seperti ini, yang sepertinya tidak bisa melewati sedetikpun waktu tanpa ia disisiku. Aku mulai terobsesi dengannya? Entahlah..

Namun, akhir-akhir ini hatiku memang mulai dipenuhi oleh rasa risau yang kehadirannya selalu menganggu.

Aku seperti engan menjauh dari dirinya, ingin selalu ada disampingnya, mencium aroma khas tubuhnya, mengagumi senyuman manisnya serta ingin selalu mendekapnya kencang.

Mungkin hal ini karena waktu kami yang hanya tinggal satu minggu lagi disini..di Bali sebuah kota yang menyatukan kami, menyimpan segala kenangan manis dan pahit, menjadi saksi penyatuan Tuhan terhadap dua sejoli yang akhirnya bisa bersatu walaupun banyak misteri dibelakangnya.

Satu minggu lagi mungkin akan berbeda.

Aku akan kembali ke Jepang dan tentu saja Sungjae akan kembali ke Korea.

Kami akan menjalani kehidupan kami seperti sebelumnya. Aku akan kembali menjalani hari-hariku yang penuh dengan kesendirian dan ia akan kembali menjadi Sungjae yang dikagumi semua orang dan yang pasti hari-harinya akan selalu sibuk, berbeda dengan hariku yang monoton. Pertanyaanku adalah apakah ia bisa membagi waktunya yang terbatas itu padaku?

Seperti anak kecil memang mengkhawatirkan hal seperti itu diumurku yang sudah dewasa. Hal seperti itu seharusnya tidak perlu aku khawatirkan, karena aku yakin bahwa sungjae mencintaiku. Cintanya tidak akan kandas hanya karena masalah waktu dan jarak yang akan memisahkan kita nanti.

Tapi seperti ada keraguan pada diriku sendiri. Aku yang sudah mulai terbiasa selalu ada disampingnya, selalu melihat wajahnya setiap hari kini dalam waktu yang cepat sudah harus berada jauh darinya. Aoakah aku bisa menjalani semuanya? Menjalani hubungan long distance relationship yang sudah menanti didepan kami.

"sungjae-ya.. maybe I will be someone who will get jealous of people who get to see you everday"

"ting-tong~~~"

Lamunanku terhenti ketika aku mendengar bunyi suara bell kamarku.

Dengan langkah yang malas, aku buka pintu kamarku tanpa mengecek terlebih dahulu siapa yang ada diluar sana.

"unnie......" ucapku pelan namun ada nada kaget yang aku lontarkan ketika aku melihat sosoknya yang tinggi dengan menggunakan setelan hitam memandang kearahku sinis.

Tanpa berkata apapun dan tanpa izin dariku ia masuk kedalam kamarku, mendudukkan tubuhnya di sofa berwarna coklat dengan ukiran khas bali yang mampu menyita perhatian siapapun yang melihatnya.

Aku duduk disofa depannya. Memandang aneh kepadanya, namun ada perasaan rindu dihatiku kali ini ketika aku melihat wajahnya dengan jelas. Bagaimanapun juga kami adalah saudara kandung, ada ikatan bathin yang tidak terlihat diantara kami, yang seharusnya ikatan bathin itulah yang mempunyai kekuatan untuk menyatukan kami kembali.

"unnie..kau sehat?" tanyaku padanya, aku tidak tau harus menyapanya seperti apa, kejangalan serta suasana awkward begitu kental diantara kami saat ini.

"begitulah..." jawabnya singkat sambil memandang kearahku dengan penuh keragu-raguan yang terlihat jelas dalam gerakan kedua bola matanya.

Kami terdiam, hanyut dalam pemikiran kami masing-masing. aku sama sekali tidak bisa menebak jalur pikirannya dan apa yang membuat ia datang kepadaku hari ini.

"unnie.. tidak bisakah kita bersikap dewasa? Tidak bisakah kita saling memaafkan?" aku berani memecah kesunyian diantara kami dan itu berhasil membuatnya memandang tajam kearahku, ada kilauan air matanya yang ia tahan untuk jatuh.

I Got You My MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang