Chapter 2

308 19 0
                                    

Ali POV

"Hi.." kulihat dia menoleh ke arahku..

"..Prilly "sapaku ragu.

"Hi.. Ali kan?" tanyanya yang kubalaskan dengan anggukan cepat.

"Kok lo tau nama gue?" kulihat dia terkekeh mendengar pertanyaanku. Dia pun berseru

"Gue emang shock kemarin karena gue harus kehilangan orang tua gue,  tapi bukan berarti gue gak denger waktu lo ngenalin diri lo kemarin"

Dan itu adalah kalimat terpanjang yang kudengar selama dia ada disini.  Yaa.. Tau sendiri kan kemarin dia diem aja..

"Kok muka lo gitu banget sih?" tanyanya disertai kekehannya.

Dan dengan polosnya aku pun bertanya "Emang muka gue gimana?"

Dia kembali terkekeh..  Dan untuk sesaat aku terpana..  Kurasa aku mulau menyukai kekehannya.  Dia jauh lebih cantik seperti itu dibandingkan saat sedih kemarin. Yaa..  Walaupun saat sedih pun mukanya tetap cantik.

Tunggu..

Apa tadi aku memujinya?

Mengatakan dia cantik?

Aku rasa aku sudah gila.

Bagaimana bisa aku memuji orang yang bahkan baru ku kenal kurang dari 24 jam?

Oh ini gila Ali.. Lo baru kenal dia kemarin..  Dan pagi ini lo udah muji dia..  Lo bilang dia cantik.  Nggak.. Nggak.. Jangan ngacok lii..

Dan di tengah perang antara batin dan akal sehatku.. Aku tersadar saat Prilly mulai membuka suara

"Muka lo tu kayak orang yang kaget gitu,  kenapa sih? "

"Yaa.. Gue kaget aja.  Soalnya itu kalimat terpanjang yang gue denger selama lo disini" aku ku sambil menggaruk-garuk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal. 'kok gue jadi salting gini yaa' batinku.

Dia tersenyum dan berujar.. "yaa..  Gue sadar aja,  dengan sikap gue kemarin..  Justru gue egois..  Karena dengan sikap gue yang kayak gitu justru gue nambah bebannya peter.. Padahal peter juga sama dengan gue,  dia juga pasti sedih karena kehilangan orang tua kita, tapi dia tetap kuat untuk gue.  Jadi yaa gue juga harus kuat.. Lagian kalau gue terus-terusan sedih..  Justru itu bakal ngebuat orang tua gue juga sedihkan? "

***

Prilly POV

"Lo yakin ini bakal berhasil? " tanyaku kepada peter.

Peter yang sedang menyiapkan barang-barang yang akan dibawa pun menoleh kepadaku. Dia memperhatikanku sesaat sebelum berujar

"Gue gak terlalu yakin.."

Peter terdiam beberapa saat sebelum kembali berujar

"Tapi kita nggak punya pilihan lain,  kita harus keluar dari tempat ini.. Karena cepat atau lambat mereka pasti bakal nemuin kita.. Dan satu satunya yang nggak terlalu banyak makhluk itu yaa hutan,  mau gak mau kita harus lewat hutan,  karena kalau kita lewat jalan raya pasti kita bakal langsung ke tangkep sama makhluk-makhluk itu.  Tau sendiri kan.. Perkotaan ada meraka dimana-mana.. Karena mereka cari manusia untuk dijadiin bagian dari mereka".

Aku menatapnya sesaat.. Dan dia kembali membuka suara

"tapi gue janji sama lo kalau gue bakal jagain lo selalu.. Gue janji."

***

"Semua udah siapkan?".

Dan kami pun serentak menganggukkan kepala atas pernyataan peter.

ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang