Chapter 6

119 11 2
                                    

Kini Ali dan Prilly tengah menyusuri hutan untuk mencari makanan dan sumber air. Menyusuri hutan yang didominasi oleh pohon-pohon yang tingginya berkali-kali lipat dari tinggi mereka.

“Li”. Panggil Prilly.

Ali yang tengah fokus berjaga-jaga kondisi sekitar sembari melihat-lihat apakah ada yang bisa dijadikan makanan pun menoleh kepada Prilly yang memanggilnya. “Kenapa Prill?”.

“Kita jalan udah lumayan jauh deh kayaknya. Tapi kok nggak ada tanda-tanda ada sumber air ya? Makanan juga enggak" keluh Prilly dengan mengerucutkan bibirnya.

Ali yang melihat itu pun terkekeh dan mengacak rambut Prilly karena gemas dengan kelakuan gadis itu. “Sabar ya, mungkin didepan lagi baru ada”.

Prilly yang mendengar itu pun hanya menghela nafasnya. Berusaha menyemangati diri dan tetap melanjutkan perjalanan.


***


Setelah menempuh perjalanan yang sangat menguras tenaga. Kini di tangan Ali dan Prilly sudah ada beberapa tumbuhan dan buah-buahan yang dapat mereka jadikan makanan.

Seperti halnya buah blackberry. Berry hitam ini berbentuk agak bulat kecil dengan tekstur yang tidak rata seperti kumpulan buah anggur mini, ditengah-tengahnya terdapat rongga yang cukup besar,  rasanya manis dan asam juga agak pahit dan tajam. Buah ini mereka temukan disekitar semak-semak.

Ada juga buah murbei. Buah murbei sendiri mirip strawberry kecil dengan rasa manis dan kecut. Biasa berwarna merah saat muda dan ungu tua saat masak.

Selain blackberry dan murbei juga ada buah pisang dan buah nanas yang Ali potong dengan pisau lipat yang mereka bawa.

Dan selain buah-buahan tersebut juga ada beberapa jenis tanaman yang bisa langsung dimakan dengan mentah seperti  daun semanggi dan pohpohan.

Kini Ali dan Prilly hanya tinggal mencari air untuk mencuci buah-buahan dan sayuran-sayuran tersebut. Juga untuk persediaan air sebagai minuman mereka.


***


Setelah berjalan makin jauh kedalam hutan, akhirnya Ali dan Prilly pun mendengar suara air mengalir. Sepertinya jarak mereka dengan suara air itu pun tidak lagi jauh.

“Li, itu suara air kan?” tanya Prilly dengan raut bahagia yang tidak bisa disembunyikan. Rasanya seperti memenangkan lotre saja.

“Iya itu suara air” jawab Ali diiringi dengan senyumannya.


***


Kini mereka sudah berada pada sumber air tersebut. Sebuah sungai yang tidak terlalu besar dengan batu-batu besar yang terletak secara acak didalamnya.

Ali pun turun terlebih dahulu kedalam sungai tersebut diikuti Prilly dengan berpegangan pada Ali, setelah sebelumnya meletakkan makanan yang mereka dapat disebuah batu besar dipinggir sungai.

“Hati-hati Prill” ujar Ali sembari membantu Prilly turun.

Mereka pun mengisi botol-botol yang mereka bawa dengan air sungai tersebut. Setelah semuanya terisi mereka pun hendak naik kembali dari sungai. Akan tetapi suara-suara aneh membuat mereka mengurungkan niat untuk naik.

Mereka bersembunyi dibalik batu tempat mereka meletakkan makanan tadi. Tentunya dengan botol-botol yang sudah terisi air yang juga mereka letakkan di atas batu tersebut.

“Sstt.. biar gue yang liat okay?” ujar Ali kepada Prilly.

Ali pun mengintip dari balik batu besar tersebut. Mencoba melihat darimana asal suara tersebut. Berharap apa yang menjadi dugaannya salah.

Tapi sayangnya harapan tidak berpihak pada Ali. Karena apa yang menjadi dugaannya yang ia harap salah ternyata benar adanya.

Makhluk itu.

Mereka datang.


***












Hehe..

Aku update tengah malam 🙌

Maafkan kalau ini pendek 🙏

Dan semoga kalian masih terjaga 🤗


Vote dan komennya jangan lupa yaa..

Karena itu berartiiii banget 😊

Jadi aku gak akan bosan untuk ngingatinnya mwehehe

Makasih banyak :)



5 September 2020

ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang