Halloo semuaaa
Maaf banget atas keterlambatan update nya..
Maunya sih update kemarin, tapi chapter 10 nya belum selesai aku buat dan baru selesai sekarang, maka dari itu aku update sekarang 😁
Sesuai yang aku bilang di chapter 9, kalau di chapter ini bakal seputar Ali Prilly lagi hehe
Oke langsung aja dan jangan lupa vote dan komennya ya :)
Satu lagi, nanti dibaca pengumuman di bawah yaa, ada yang mau aku kasi tau soalnya 😆
______________________________________Menyusuri gua lebih dalam kearah cahaya bukanlah hal yang sulit dan juga bukan suatu hal yang perlu dipermasalahkan.
Akan tetapi menyusuri gua yang terletak didalam sungai dengan tinggi airnya yang kurang lebih selutut orang dewasa dan batu-batu kecil maupun besar disepanjang jalan, tak lupa hanya ditemani satu senter saja sebagai penerangan mungkin bisa menjadi permasalahan.
“Awh..” pekikan tertahan Prilly membuat Ali yang fokus berjalan menoleh kepada gadis itu.
“Kenapa Prill?”. Terdengar nada kekhawatiran dari pertanyaan yang dilontarkan oleh Ali tersebut.
“Hah? Nggak kok nggak papa, cuma kesandung batu aja tadi” jawab Prilly disertai ringisan kecil.
Hening sesaat setelah Ali mendengar jawaban Prilly. Sampai akhirnya cowok itu mengeluarkan suara. “Naik!”
“Hah? Kamu bilang apa Li?” tanya Prilly lantaran tidak mengerti maksud perkataan Ali barusan.
Menghembuskan nafas, Ali pun mengulangi perkataannya tadi. “Naik Prill!”
“Hah? Naik? Naik kemana?” tanya Prilly yang masih belum mengerti maksud perkataan Ali. Sepertinya dalam durasi waktu kurang dari tiga menit atau bahkan dua menit, Prilly sudah mengucapkan kata ‘hah’ sebanyak tiga kali pikir gadis itu.
“Naik ke punggung aku sayang” kata Ali menekankan kata sayang. Entah apa maksud lelaki itu. Mungkin sengaja menggoda Prilly yang entah mengapa sangat tidak fokus.
Entahlah..
Tapi satu hal yang pasti, bahwa Prilly kini tengah merona mendengar perkataan Ali tersebut. Tapi untungnya keadaan gua yang gelap membuat Ali tak dapat melihat wajah semerah tomat Prilly saat ini.
Dan Prilly bersyukur akan hal tersebut.
“Naik Prill!” kata Ali lagi.
Dari nada suaranya, kata itu terdengar menuntut. Atau bisa dikatakan itu adalah sebuah perintah?
Maybe?
Merasa tidak mengerti karena Ali tiba-tiba menyuruhnya untuk naik ke punggung laki-laki tersebut, Prilly pun memutuskan untuk bertanya. “Kenapa?”
“Apanya?”. Kini giliran Ali yang bertanya.
“Kenapa tiba-tiba kamu nyuruh aku naik ke punggung kamu?”. Kali ini Prilly memperjelas maksud dari pertanyaannya tadi.
Dan entah sejak kapan, panggilan dua anak manusia ini berubah. Dari yang awalnya lo-gue, menjadi aku-kamu.
“Oh itu?”. Terdiam beberapa detik setelah mengeluarkan kata-kata itu. Ali pun kembali meneruskan.
“Enggak. Aku cuma mikir kayaknya lebih baik kalau kamu aku gendong aja. Berhubung kita cuma pakek satu senter, pasti susah karena cahayanya kurang. Kayak barusan kamu jadi kesandungkan?”
Prilly menganggukkan kepala walaupun ia tak yakin Ali dapat melihatnya. Dan Ali kembali melanjutkan ucapannya.
Sepertinya Ali dapat melihat anggukan Prilly barusan.
“Nah, aku pikir labih baik kamu aku gendong aja terus kamu pegangin senternya untuk terangin aku jalan. Jadi kamu nggak akan kesandung lagi”.
Setelah mendengar itu, Prilly pun naik ke punggung Ali dan memegang senter. Dari jarak sedekat ini Prilly dapat melihat dengan jelas Ali yang menoleh lalu tersenyum kepadanya yang membuat Prilly ikut tersenyum.
***
Prilly masih saja tersenyum sembari menyenteri Ali berjalan. Sampai perkataan Ali selanjutnya membuat senyuman Prilly hilang seketika dan digantikan dengan raut kekesalan yang terlihat jelas diwajah cantiknya.
“Aku baru sadar, kalau kamu ternyata berat juga ya”. Itulah perkataan Ali, tak lupa disertai dengan kekehannya.
Tak mendengar jawaban apapun dari Prilly, Ali pun berhenti lalu menoleh kearah gadis itu dan langsung disambut dengan raut wajah tak bersahabat Prilly.
“Aku bercanda” ucap Ali disertai cengirannya.
Well.. sepertinya Ali salah mengambil bahan candaan.
Ali lupa akan fakta bahwa wanita sangat sensitif dengan hal-hal yang menyangkut berat badan.
Wanita dan topik berat badan adalah suatu hal yang harus dijauhkan sejauh-jauhnya. Jauh sampai tak berbekas. Bahkan jika bisa kata itu tak pernah ada.
“Bercandanya nggak lucu”.
See?
Wanita dengan topik sensitifnya.
Ingatkan Ali untuk tak pernah lagi membahas topik ini.
“Iya nggak lucu”. Pasrah Ali dan kembali melanjutkan jalannya.
***
HIATUSAku cuma mau bilang kalau aku mau hiatus dulu karena besok aku udah mulai masuk kuliah lagi, jadi mungkin nggak sempat lanjutin cerita karena tugas²nya 😞
Maybe sampai Januari atau Februari tahun depan 😁
Tapi kalau emang ada waktu untuk lanjutin, aku pasti lanjutin kok 😊
Dan mungkin dengan vote dan komen kalian bisa bikin aku dapat ide untuk lanjutin, siapa tau kan hehe..
Udah itu dia pengumumannya..
Bye.. bye.. semuaaa
Sampai jumpa dilain waktu 🤗
Tetap tungguin cerita ini ya 😘
Makasiii 🙏
4 Oktober 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie
FanfictionMimpi itu selalu mengganggu tidurku... Mimpi itu membuatku takut... takut bila mimpi itu menjadi kenyataan.. Mereka banyak... amat sangat banyak jumlahnya.. Mereka menyeramkan... amat sangat menyeramkan.. Mereka selalu lapar... dan mereka memakan ma...