chapter 4

167 14 0
                                    

Setelah memastikan Kenzo tertidur dengan nyaman, Prilly pun ikut bergabung dengan yang lain diatas alas kain yang telah tergelar dilantai gubuk yang dingin itu. Juga dengan penerangan dari lampu kecil yang mereka bawa.

“Jadi? Apa rencana lo selanjutnya Pet?”. Pertanyaan tersebut terlontar dari bibir tipis yang merah alami milik Prilly.

“Rencana awal saat bersama papa dan mama. Bandara”.

“Bandara?”. Itu Tania yang bertanya.

“Maksud lo kita ke bandara untuk pergi dari negara ini?”. Dan itu Ali yang bertanya.

Menghembuskan nafas lelah, lalu Peter pun menjawab pertanyaan kakak beradik didepannya ini.

“Iya, setidaknya itu hal yang paling masuk akal yang dapat kita lakuin sekarang”.

“Dan kalau ternyata nggak ada satu pun pilot yang bisa bawa kita pergi? Tau sendirikan negara kita lagi kacau-kacaunya”. Pertanyaan yang terlontar dari Ali tersebut pun di jawab oleh Prilly.

“Peter yang bakal bawa”.

Kernyitan di kening kakak beradik itu mau tidak mau mengharuskan Prilly untuk menjelaskan.

“Setahun yang lalu Peter pernah belajar jadi pilot”. Ada jeda sampai akhirnya Prilly melanjutkan.

“Ya walaupun akhirnya dia nggak ngikutin lagi, tapi setidaknya dia punya pengalaman nerbangin pesawat waktu masih belajar disana” jelas Prilly yang membuat sepasang kakak beradik itu menganggukkan kepalanya pertanda bahwa mereka mengerti.

“Oke gue setuju”. Ali menyetujui rencana itu.

“Gue juga setuju”. Tania pun menyetujui.

“Lagipula kita juga nggak punya pilihan lain. Bertahan disini nggak akan ngerubah apapun. Jadi rencana Peter pilihan yang paling bagus sekarang” lanjut Tania lagi.

Prilly pun mengganggukkan kepalanya.


***


Suara-suara berisik dari luar membuat keempat anak manusia yang tengah berdiskusi tersentak. Mereka saling memandang dengan wajah kaku mereka sampai Ali membuka suara dengan berbisik.

“Biar gue yang cek”.

Ali pun bangkit dari duduknya lalu membuka satu-satunya pintu digubuk itu dengan sangat perlahan, berusaha semaksimal mungkin agar tidak menimbulkan suara. Mengintip akan hal apa yang membuat suara-suara berisik tersebut.

Ali memicingkan matanya, menatap sekeliling sampai matanya jatuh pada satu objek yang membuatnya membelalakkan mata lalu dengan cepat menutup kembali pintu. Tentunya dengan tetap menjaga agar tidak menimbulkan suara.

“Matiin lampunya”. Kalimat pertama yang Ali katakan setelah ia menutup pintu.

Tanpa menunggu lama Prilly pun mematikan lampu tersebut, dikarenakan jaraknya lah yang paling dekat dengan lampu itu.

Sekarang mereka hanya mendapatkan penerangan dari cahaya bulan dan bintang yang masuk dicelah-celah gubuk yang mulai usang. Dan perlu dicatat bahwa cahaya tersebut tidak seberapa terang. Tapi setidaknya membantu penglihatan mereka digelapnya malam.

“Mereka datang. Makhluk-makhluk itu menuju kesini”. Kalimat dari Ali barusan sukses membuat mereka yang mendengarnya menjadi berkeringat dingin.

“Apa yang harus kita lakuin sekarang”. Pertanyaan dari Tania mewakili apa yang ingin ditanyakan oleh Prilly.

“Jangan membuat cahaya dan suara apapun” tegas Peter menjawab pertanyaan Tania.

“Prill jaga-jaga disamping Kenzo. Tenangin dia kalau dia bangun, usahain jangan sampai ada suara-suara yang memancing makhluk itu masuk kesini” ujar Ali dengan suara yang amat sangat pelan tapi masih dapat didengar baik oleh Prilly juga Peter dan Tania.

“Kak lo tenang, jangan sampai ngebuat suara-suara oke”. Itu hal yang dikatakan Ali pada Tania.

“Pet kita jaga pintu”. Dan Peter pun bergegas berjalan ke pintu menyusul Ali.


***


Makhluk-makhluk menjijikkan yang biasa disebut zombie itupun lewat beberapa meter didepan gubuk mereka.

Ya lewat.

Hanya lewat.

Hal tersebut membuat Ali dan Peter menghembuskan nafas lega. Sampai akhirnya suara tangisan Kenzo yang terbangun dari tidurnya terdengar, membuat jantung keempat anak manusia ini seakan melompat dari tempatnya.

“Gelap. Papa mama jangan tinggalin Kenzo sendirian” ucap anak tersebut diiringi tangisannya.

Makhluk-makhluk itu berhenti. Memutar-mutar kepala seperti mencari sesuatu. Ini pasti karena mereka mendengar suara Kenzo.

“Sstt.. sayang mama disini. Kenzo gak sendirian, tenang ya sayang”. Prilly dengan segara memeluk Kenzo agar meredam suara yang dihasilkan oleh tangisan Kenzo, sembari mengucapkan kata-kata menenangkan.

“Papa mana ma?”.

Ali yang mendengar pertanyaan itu pun menghampiri Kenzo yang ada dalam pelukan Prilly. Langsung saja Ali memeluk dua orang tersebut. Membantu Prilly menenangkan anak yang mereka temukan tadi dan sekarang menjadi anak mereka.

“Ini papa sayang. Kenzo gak boleh berisik. Diluar banyak makhluk mengerikan itu. Kenzo gak mau kan kita semua digigit?”.

Digelapnya gubuk ini Ali masih dapat melihat Kenzo yang menggelengkan kepalanya. Membuat Ali kembali melanjutkan ucapannya.

“Kalau gitu usahain supaya Kenzo gak buat suara apapun ya. Papa sama mama disini sama Kenzo”. Setelah mengucapkan itu Ali pun mengeratkan Pelukannya pada Kenzo dan Prilly.


***


Hening.

Benar-benar hening.

Mereka tidak lagi membuat suara apapun. Berusaha untuk tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Dengan peluh yang membanjiri pelipis masing-masing. Jantung berdegup dua kali lipat lebih cepat dari tempo biasanya.

Diam.

Mereka hanya diam pada posisinya masing-masing.

Tidak bergerak.

Hanya deru nafas yang hanya terdengar oleh diri mereka sendiri. Benar-benar berusaha untuk tidak membuat suara.

Setelah beberapa saat bertahan dalam posisi dan keadaan seperti itu. Akhirnya Peter yang masih berada didekat pintu pun mengecek keadaan diluar.

“Mereka pergi ngelanjutin perjalanannya”. Kalimat dari Peter yang membuat mereka dapat bernafas lega. Setidaknya untuk saat ini.

Sepasang anak manusia yang masih memeluk seorang anak kecil itu masih betah pada posisinya.

Entahlah..

Sepertinya mereka tidak menyadari posisi mereka yang masih berpelukan itu. Terlalu nyaman mungkin?

Sampai akhirnya deheman berat pria yang berada didekat pintu menyadarkan kedua anak manusia itu.

"Ekhm".

Ali buru-buru melepaskan pelukannya dan menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. Begitupun Prilly yang mendadak menjadi salah tingkah.

Sementara Kenzo?

Anak itu hanya memandang bingung kedua orang yang telah menjadi orang tuanya kini.


***




Jangan lupa vote dan komen nya yaa 🙂

Terimakasih 🙏

22 Agustus 2020

ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang