Selamat datang di Hong Kong!
Hong Kong International Airport. Cepat Bara mengeluarkan iPadnya mencari sinyal Wifi. Sebuah pesan cukup membuat jantungnya berdebar kencang. Sistem accounting di PT. Wirdana mati total setelah dilakukan maintenance semalam. Petinggi PT. Wirdana meradang dan menyalahkan PT. Enigmatic Consulting sebagai perusahaan vendor yang membuat sistem ini. Bara adalah programmer yang ditugaskan oleh PT. Enigmatic Consulting untuk membuat sistem ini.
Sialnya lagi, saat ini Bara sedang ada di Hong Kong. Bukan untuk urusan dinas tapi liburan. Siapa sih programmer yang bisa bikin sistem secanggih itu mati total? Tangan Bara mengepal rasanya ingin segera meninju seseorang. Selama ini program itu berjalan baik. Nggak banyak tingkah. Bahkan beberapa programmer dari PT. Wirdana sudah diberikan pelatihan mengenai set up dari sistem tersebut. Ini adalah kejadian pertama.
Antrian di depannya bergerak maju. Mau nggak mau Bara melangkahkan kakinya sambil mengutak-atik iPadnya dan masuk ke sistem accounting di PT. Wirdana mencoba mencari tahu apa masalahnya. Tidak ada waktu untuk menikmati pemandangan gadis-gadis cantik dengan mode pakaian yang macam-macam yang berseliweran di hadapannya. Tubuh-tubuh putih dan langsing itu mencoba menarik perhatian Bara namun mata Bara tetap terfokus di iPadnya.
"Excuse me?" tanya seseorang.
Mata Bara yang tadi fokus ke iPadnya memandang orang yang berbicara padanya. Sosok perempuan seperti perempuan melayu lainnya. Tidak terlalu tinggi. Manis. Kulit kuning langsat. Dan sialnya cantik!
"Ya?" tanya Bara.
"Your turn," katanya menunjuk antrian di depan Bara yang kosong.
"Ups. Thanks."
Bara bergerak maju dan kini tiba gilirannya di depan petugas imigrasi. Untuk sementara Bara harus melupakan iPadnya.
Selesai dengan petugas imigrasi, Bara mencari sudut yang nyaman, duduk bersila dan mulai melanjutkan pekerjaannya. Beruntung dia tidak membawa kopor atau apapun yang disimpan ke dalam bagasi. Hanya ransel sedang dan iPad inilah yang menemani perjalanan Bara kali ini. Seperti biasa, dia adalah seorang minimalis sejati!
Sendiri. Bara bisa fokus. Tidak ada gangguan. Sampai seseorang menegurnya lagi.
"Bara? Ngapain lu bertapa di sini?" tanyanya. Bara mendongakkan kepala. Seorang laki-laki berdiri di hadapannya dengan senyum lebar.
"Bobby?" tanya Bara antusias kemudian berdiri menjabat tangan temannya.
"Gue mau ke Macau. Ikut nggak?" tanya Bobby sebelum Bara memborbardirnya dengan pertanyaan.
"Kapan?" tanya Bara.
"Hari ini. Langsung ke luar dari airport ada bus yang mengantar ke pelabuhan. Mau bareng?"
Bara menggeleng. "Masih ada keperluan di sini. Besok gue baru ke Macau."
"Okay. Besok khabarin kalau sudah sampai Macau."
Bara mengacungkan jempolnya tanda setuju.
"Aduh. IPhone aku low bat," kata seorang perempuan yang tiba-tiba sudah berada di antara mereka. Perempuan yang tadi. Yang antri di belakang Bara.
"Ya sudah, ntar saja di charga kalau kita sampai di Macau," kata Bobby sabar. Tumben fikir Bara.
"Nggak bisa. Urgent," kata si cewek dengan nada manja.
Bara berdiri tegak, tidak mau terlibat urusan dua orang ini. Kepalanya sedang pening karena urusan sistem yang mati di PT. Wirdana.
Rasanya ingin cepat kabur dan menuntaskan pekerjaanya yang tertunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maple Lady
RomanceSinopsis Bara Putratama Bernandi diminta segera balik ke Jakarta. Padahal baru beberapa menit mendarat di Bandara Hong Kong International Airport. Sistem Accounting di PT. Wirdana mati total. Sebagai manager project yang membuat sistem itu, Bara di...