Bab 3

45 1 0
                                    


            Macau!

Exciting! Itu yang dirasakan Bara saat menginjakkan kakinya ke luar dari pelabuhan Macau.

Lepas dari periksaan imigrasi yang nggak ribet dan petugasnya ramah, Bara langsung menelepon seseorang.

"Bob, gue sudah sampai di Macau. Lu di mana?"

"Gue di depan. Lu terus aja."

"Okay."

Sempat celingukan beberapa saat akhirnya Bara mengenali tour guidenya. Semalam Bara mendapat email dari Bobby yang mengabarkan bahwa dia masih berada di Macau. Teman-teman Bobby sudah balik ke Jakarta.

"Tumben mau ke Macau lagi. Mau main judi?" tanya Bobby sambil menyalami Bara.

"Nggak terbalik," kata Bara sinis.

Bobby tersenyum kecut. Dia memang mengenal Bara di President Casino di Macau. Dia kalah habis-habisan waktu itu. Bara lah yang menyelamatkannya dan membuatnya tobat akan judi. Dia masih sering ke Macau. Bukan buat berjudi. Tapi ber sky walk dan bungee jumping di Macau Tower. Sama seperti Bara.

"Sendiri?" tanya Bara lagi.

"Nggak. Gue ikut tour."

"Tour? Tumben," Bara cekikikan.

"Lagi males sendiri. Kan teman-teman gue langsung terbang ke Taiwan. Mika malah langsung balik ke Jakarta. Eh katanya kalian satu pesawat ya?"

Bara mengangguk. "Jadi setelah dari Hong Kong Airport lo kemana?"

"Muter-muter aja di Hong Kong. Trus hari ini baru ke Macau."

"Takut nggak kuat iman kalau ke Macau sendirian?" tanya Bara sambil terkekeh.

"Iya," kata Bobby malu-malu.

"Nama gue terdaftar kan di tour itu?"

"Iyalah. Kan yang punya travel teman gue."

"Teman judi?" canda Bara.

"Bara itu masa lalu," tapi tawa meledak dari bibir Bobby.

Bara hanya bisa nyengir.

Mereka menuju bus yang akan membawa mereka menuju Macau tower. Bara melihat ke semua peserta tour. Rata-rata Ibu-Ibu. Ada satu dua Bapak-Bapak yang kelihatan seumuran papa. Ada juga yang seumuran Bara dan Bobby. Aman ucap Bara dalam hati penuh syukur. Malas kalau rombongannya masih lajang semua. Bara lagi malas kenalan sama cewek. Tukar nomor handphone. Tuker email. Saling bertanya kegiatannya apa. Hm...Salah satu ritual yang harus dijalani jika baru berkenalan dengan seseorang.

Ada kursi kosong. Bara duduk dibangku paling belakang.

Bus bergerak perlahan, meninggalkan pelabuhan. Macau memang cantik (tapi lebih cantik semua daerah wisata di Indonesia), persis yang ditulis orang di internet dan brosur biro wisata. Hanya saja kota ini bisa mengundang orang dalam kesulitan besar. Bagaimana tidak. Sejauh mata memandang adalah casino. Kiri kanan, depan belakang. Yap, judi memang dilegalkan di sini. Sepertinya sebagian orang hidup dari judi.

Bara pernah datang ke sini. Yang sekarang adalah kunjungannya yang ke dua kali. Bukan buat berjudi. Bara nggak pernah main di casino satu sen pun. Bara belum cukup tolol untuk membuat dirinya jadi ketagihan dan miskin mendadak.

Setiap kali ke sini, Bara pasti ke Macau Tower. Gedung tertinggi yang ada di sini. Buat bungee jumping dan sky walk. Melepaskan adrenalinnya. Bus berhenti di Macau Tower. Sigap Bara berdiri dari duduknya. Sayang karena rombongan kali ini ibu-ibu dan Bapak-Bapak yang sudah cukup usia (tapi masih semangat jalan-jalan) dan mereka nggak terlalu gesit, Bara, Bobby dan satu orang yang seusia Bara itu harus menunggu dengan sabar sampai mereka semua turun.

Maple LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang