Bab 11

37 1 0
                                    

Hhhhh, Zie Zie mendesah sambil melihat tas yang dipajang di counternya LV di GI. Modelnya memang klasik tapi tetap aja keren. Ukurannya sedang, nggak terlalu gede dan ada talinya.

Sayangnya sekarang Zie Zie kan bukan CFO lagi dengan penghasilan besar. Zie Zie harus super hemat! Apalagi saat ini dia belum ada keuntungan karena penghasilan yang masuk buat biaya operasional Vinsar Acquisition and Merger Consultant dan menggaji tiga karyawannya.

Zie Zie memang bag collector sejati. Suka saja sih koleksi tas-tas branded begitu. Waktu pertama kenal, Bara sampai melongo melihat koleksi tasnya tapi kemudian malah ngomel-ngomel dan bilang untuk apa sih Zie koleksi tas begituan. Dan seminggu lalu waktu Zie Zie melihat tas ini di websitenya LV, lagi-lagi Bara ngomel dan bilang dengan tegas Zie Zie nggak boleh beli tas lagi. Tas kamu tuh sudah kaya koleksi toko! Itu kata Bara.

Tapi yang kali ini, modelnya benar-benar bikin Zie Zie mabuk kepayang. Sampai terbawa mimpi segala. Waktu dia cerita soal ini, Bara bilang dengan tegas NO MORE BAG!

Hugh!

"Tas lagi. Tas lagi," omel seseorang sambil merengkuh bahunya kemudian menariknya menjauh dari toko tas itu.

"Chika juga suka tas. Terutama tas barbie," kata Chika dengan polosnya.

"Chika, satu tasnya Kak Zie Zie itu bisa beli seribu lebih tas barbie kamu," kata Bara sambil menggenggam tangan Chika menjauh sejauh-jauhnya dari counter LV.

Zie Zie mendelik. Tapi Bara malah menantangnya. Cowok ini!

Dulu waktu Zie Zie pacaran dengan petinggi-petinggi perusahaan itu, Zie Zie sering mendapat hadiah tas. Tapi sekarang kan dia pacaran dengan Bara. Cowok anti mall kecuali kalau ada Chika terpaksa dia mau juga ke mall.

Bukannya Bara pelit atau apa. Bara nggak pelit. Buktinya dia mau kok bantu Zie Zie bikin Vinsar Acquisition and Merger Consultant dengan uang Bara. Dan nggak pakai hitung-hitungan sampai Zie Zie jadi segan sendiri (Zie Zie sudah janji akan mengembalikan uang Bara kalau sudah ada profit). Bara pernah bilang, dia beda dengan pacar-pacar Zie Zie sebelumnya. Bara akan siap sedia kalau Zie Zie butuh dana buat operasional perusahaan baru Zie Zie. Atau buat Zie Zie kuliah lagi. Atau buat apa saja kecuali belanja tas!

"Zie," tegur Bara.

Ups, Zie Zie gelagapan.

"Sudah masuk. Yuk," Bara menarik tangannya menuju studio 1.

Rencananya hari ini mereka menemani Chika menonton film kartun Sleeping Beauty. Lucu aja sebenarnya ya. Zie Zie bukan penggemar film kartun. Bara apalagi. Tapi demi adik Bara ini, mereka semua mau dan dengan senang hati menemani Chika menonton film kartun kesukaannya itu.

Mereka sudah duduk di dalam studio satu dengan posisi Chika di tengah-tengah mereka. Bara sibuk sekali melayani keinginan Chika. Yang minta minumlah. Yang minta pop corn lah. Yang mendadak kedinginan dan pengen pakai jaket. Padahal juga baru beberapa menit duduk. Tapi Bara telaten dan sabar banget melayani Chika.

Film pun dimulai. Chika sendiri pun mulai konsentrasi dengan film kesayangannya ini. Kemudian lampu dipadamkan. Gelap dan sepi.

Setengah jam kemudian Bara berbisik di telinganya.

"Aku ke toilet dulu ya. Jagain Chika."

Zie Zie mengangguk. Chika sudah tidak banyak permintaan lagi. Adik Bara itu berkonsentrasi penuh sama film yang ditayangkan. Melihat keseriusan Chika, Zie Zie tertawa dalam hati. Zie Zie kembali mengikuti jalannya film yang diputar. Asyik juga fikir Zie Zie.

Maple LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang