"Kamu bisa kan?" tanya Papa begitu Bara menyudahi makan malamnya di rumah orang tuanya.
Malam minggu begini, daripada sendirian di apartmentnya, Bara memutuskan untuk menginap di rumah orang tuanya. Lumayan kan bisa main sama Chika. Besok pagi bisa ngajakin Chika berenang.
"Besok ya?" tanya Bara.
"Iya. Jam empat di Gedung Kesenian Jakarta. Papa nggak enak kalau nggak jemput mertua Papa di bandara. Tapi pertunjukan balet Chika juga nggak bisa dibatalkan. Kasihan kalau batal latihannya sudah setiap hari."
Rencananya besok mertua Papa alias orang tua Rasti akan datang ke Jakarta. Memang nggak sopan juga kalau Papa nggak jemput. Lagipula orang tua Rasti jauh-jauh datang dari Belanda sana.
Bara sering menonton pertunjukan baletnya Chika tapi itu kan rame-rame bersama keluarganya. Kalau sendirian nggak pernah. Tapi kalau ditolak juga kasihan Chika nggak ada yang menemani. Masak ditemani pembantu.
"Ini tiketnya," kata Papa mengulurkan dua lembar kertas. Bara memandang kertas itu.
"Kalau tiba di GKJ, serahkan saja sama pelatihnya. Kamu tinggal nunggu di luar. Selesai pentas baru kamu jemput."
Tidak ada jalan lain selain menyatakan kesanggupannya.
"Papa sama Rasti mau keluar. Ikut?" tanya Papa lagi.
"Nggak mau ah. Ntar ganggu orang pacaran."
Papa tertawa. Karena Chika sudah tidur, Bara memutuskan ke kamarnya.
Suka nonton balet?
Zie Zie nyaris melotot saat membaca pesan yang diterimanya dari Bara. Cowok itu suka nonton balet juga? Aneh banget hobbynya untuk ukuran cowok semaskulin Bara. Kirain cuma doyan nonton bola! Dan Zie Zie langsung menekan tombol delete.
Sejak insiden pengiriman virus itu, Zie Zie sudah nggak mau lagi berhubungan dengan Bara. Untuk urusan apapun! Semua pesan yang diterimanya dari Bara langsung didelete. Email langsung masuk trash. Pesan di BlackBerry, belum dibaca langsung end chat. Yahoo messenger khusus buat Bara diinvisible. Email pribadi langsung diblock. Jadi sms ke nomor iPhone Zie Zie ini satu-satunya cara Bara untuk berhubungan dengan Zie Zie. Dan untungnya (masih untung ya Zie J) Bara tidak pernah mengganggunya melalui email kantornya. Atau juga mencoba menghubungi extentionnya.
Zie Zie masih marah. Dan rasanya dia perlu memberi pelajaran ke Bara bagaimana kalau Zie Zie marah.
"Viewnya bagus ya?" tanya Mark.
Zie Zie yang sedang melamun tersentak pelan. Teman kencannya malam ini, Mark, salah satu Direksi perusahaan minyak ternama di Indonesia.
"Iya bagus," kata Zie Zie.
Malam ini mereka makan malam di Menara BCA. Suasananya memang romantis.
"Kamu lebih banyak diam Zie. Kenapa? Sakit?" tanya Mark lagi, memeluk bahu Zie Zie.
"Nggak. Mungkin terbawa suasana," kata Zie Zie. Senyumnya terkembang ke arah Mark. Bule asal Swedia ini, sudah beberapa minggu ini menjadi teman kencan Zie Zie. Tapi ya segitu aja nggak ada yang istimewa seperti teman-teman kencan Zie Zie lainnya. Retain atau trash juga berlaku dalam kehidupan asmara Zie Zie. Kencan beberapa kali bukan berarti orang-orang hebat ini bisa langsung mengajak Zie Zie berkomitmen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maple Lady
RomanceSinopsis Bara Putratama Bernandi diminta segera balik ke Jakarta. Padahal baru beberapa menit mendarat di Bandara Hong Kong International Airport. Sistem Accounting di PT. Wirdana mati total. Sebagai manager project yang membuat sistem itu, Bara di...