Bonus Chapter - Nyanyian di Tengah Malam

561 72 4
                                    

Sabtu, 8 Oktober 2016

a/n:

Hai! Balik lagi sama aku di cerita ini! Sebenernya VC udah tamat, tapi karena hari ini adalah hari spesialku #eaaa jadi kubuatkan satu chapter bonus lagi untuk kalian💕

(Chapter ini didedikasikan untuk aguero- yang udah bikinin cover unyu buat cerita ini^^)

-0-0-0-

¤ Nyanyian di Tengah Malam ¤


"Ciee ... Yang udah taken ciee ..."

Aku mengaduk-aduk jus manggaku dengan wajah tersipu. Sejak pagi, Maya memang sudah tahu kalau aku jadian dengan Alfian. Efeknya, ia terus menggodaku seperti sekarang ini.

"Apa sih, May." Aku langsung menabok punggung Maya dengan pelan.

"Duh, nggak usah pura-pura nggak tau deh, Cha. Ngaku aja, gue udah tau dari Alfian tadi malem." Maya menaik turunkan alisnya dengan genit.

Semburat merah jambu nampak makin jelas di kedua pipiku. Ah, sial. Kenapa sih aku gampang banget blushing akhir-akhir ini?

"Tapi lo jahat, Cha," celetuk Maya, tiba-tiba."lo nggak ngasih tasyakuran-nya ke gue."

"Tasyakuran dari hongkong," ujarku seraya terkekeh pelan.

"Loh, kata Alfian suruh minta ke Acha," kata Maya selepas meminum tegukan terakhir frappucino-nya.

Aku tersenyum simpul dan setelahnya bergurau,"Ah, palingan tuh anak lagi bokek. Kalo udah gitu pasti ujung-ujungnya gue yang jadi korbannya."

"Punya pacar yang bokek itu pasti nggak enak." Ucapannya membuat keningku berkerut."Gimana kalo Alfian buat gue?"

Bakso yang baru kukunyah sekali di mulut langsung kutelan bulat-bulat di teggorokanku. Aku buru-buru meraih jus manggaku dan meneguknya cepat.

"Ngaco ya lo." Aku menoyor kepala Maya."Bilang aja kalo lo sirik karena nggak bisa ndapetin Alvin."

Maya langsung bungkam begitu mendengarnya. Kulihat pipinya menampakkan sebuah semburat merah jambu yang makin lama makin jelas nampak.

"Alvin lagi," ucapnya sok sendu."Males gue ngebahasnya."

"Bilangnya sih males, tapi kok setiap hari chat-chat lo isinya Alvin semua?" godaku sambil menoel pelan bahunya.

"Sebahagia lo aja deh, Cha." Kemudian ia bangkit dan berlari meninggalkan meja kami dengan wajah yang memerah seperti kepiting rebus.

-0-0-0-

Aku memijit keningku yang pusing karena soal fisika yang sedang kukerjakan sekarang. Astaga, satu nomor pun belum kukerjakan. Padahal soalnya ada 30 butir. Akh, membuatku kepalaku serasa ingin meledak.

"Astaga, matriks itu apaan? Gue nggak mudeng sumpah."

Ya, setidaknya mengerjakan soal ini bukannya malah membuatku dapat pahala, tapi malah lebih banyak dosanya.

"Mending gue tidur aja dulu, ah." Akhirnya, aku bangkit dari meja belajarku dan merebahkan tubuhku diatas ranjang pink-ku.

Aku nyaris tertidur lelap, ketika tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku yang masih diselimuti rasa kantuk langsung mengambil ponselku yang tergeletak diatas nakas dan melihat siapa si penelpon.

vanilla caramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang