Choice

3.9K 385 22
                                    

Ali membawa Prilly pulang kerumahnya, saat memasuki rumahnya dia membuat kaget semua anggota keluarganya karena mengenakan baju penuh darah dan tanpa berbicara sepatah katapun dia langsung nyelonong masuk ke dalam rumah.

"ALIII....KALAU MASUK RUMAH UCAPIN SALAM DULU."teriak Gendis yang sudah pusing kalau Ali beralih ke mode dinginnya.

"Assalamualaikum om,tante."kata Prilly sopan.

"Waalaikum salam."balas Dava dan Gendis.

"Sini duduk dulu sayang dan udah dibilang panggilnya bunda aja jangan tante, itu Ali kenapa kok pulang-pulang bajunya penuh darah kayak gitu."tanya Gendis.

"Iya maaf bunda Prilly lupa, itu tadi dikampus bang Ali ngehajar preman gitu katanya masih sisa-sisa orang semalam, mana tadi waktu kita pulang mereka ngehadang kita lagi, alhasil bang Ali harus habisin mereka dan bajunya penuh darah kayak gitu."ucap Prilly.

"Mereka menyerang lagi, dasar udah dibikin babak belur juga masih aja belum kapok, kelihatannya memang perlu disingkirin, Prilly om minta sama kamu mulai sekarang kamu tinggal disini, kamu udah tidak aman lagi, mereka pasti akan mengincar kamu karena mereka mengira kamu ada hubungannya dengan keluarga om."kata Dava yang membuat Prilly kaget.

"Om serius akan hal itu, jadi itu sebabnya Prilly diincar tapi mereka sebenarnya siapa sih om, kok mereka pake nyerang rumah om segala."tanya Prilly.

"Mereka itu adalah komplotan teroris yang sedang om kejar dan mereka merupakan teroris yang pernah om dan tante tangkap 20 tahun lalu, kelihatannya mereka ingin balas dendam sekarang."kata Dava.

"Emm...Prilly fikir-fikir dulu om lagian ga mungkin kalau Prilly tiba-tiba pindah ke rumah om, orang-orang pasti bakal ngerasa aneh dan Prilly juga harus minta izin Ayah dan Bunda dulu."kata Prilly.

"Oke..terserah kamu, tapi om harap kamu Kasih jawaban secepatnya, karena om dan Triple A ga bakal lama ada disini."kata Dava.

"Prill, mending kamu temuin dulu Agatha ama Risa mereka ada dikamar Livna, tadi mereka bilang mereka akan fikir-fikir dulu buat pindah kesini sana kamu temuin."kata Gendis.

"Baiklah kalau begitu, Prilly permisi dulu om dan bunda."pamit Prilly kepada Dava dan Gendis.

Prilly menuju ke kamar Livna yang terletak di lantai 2 begitu memasuki kamar itu ada Agatha dan Risa di dalamnya.

"Loh cuman kalian berdua, kak Livna kemana."tanya Prilly.

"Lagi ke kamar tamu, kak Livna lagi ngerawat kak Andre karena ngerasa bersalah udah nyebapin kak Andre kena tembak."kata Agatha.

"Eh...itu cuman gegara rasa bersalah, atau kak Livna mulai ada rasa ama kak Andre."tanya Prilly.

"Mana kita tau Prill, eh kamu tadi ga kenapa-napa tadi bang Amar ama bang Andre bertingkah aneh ga taunya karena ada komplotan mereka yang dihajar bang Ali."tanya Risa.

"Alhamdulillah aku masih selamat Ris, bang Ali tadi lindungin aku bahkan tadi waktu perjalanan pulang ke sini mereka hadang kita lagi, akhirnya mereka dihajar habis-habisan sama bang Ali."kata Prilly.

"Terus apa tadi om udah minta kamu buat pindah kesini juga sama kayak kita."tanya Agatha.

"Iya tadi om udah bilang cuman aku bingung mau jawab gimana, bakal jadi aneh kalau tiba-tiba pindah kemari cuman kalian sendiri gimana udah mutusin belum."tanya Prilly.

"Kita juga sama Prill belum mutusin, tapi kalau memang keadaannya mendesak ya mau bagaimana lagi, soalnya nyawa kita juga terancam."kata Risa.

"Udah ah gue pusing mending kita sholat ashar dulu udah waktunya nih."ajak Agatha yang diangguki Prilly dan Risa.

Sementara itu di kamar Ali, Ali,Amar dan juga Andra sedang membicarakan masalah itu juga.

"Bang loe ga mau apa gerak cepat kayak kita nyatain kek perasaan loe ama Prilly jangan dipendem mulu."kata Andra.

"Bener tuh bang, seenggaknya loe bikin dia ngerasa ada yang ngelindungin."kata Amar.

"Bacot loe berdua, gue bukan kayak loe berdua yang harus pake pacaran dulu, gue mau langsung khitbah Prilly dan langsung jadiin dia milik gue untuk sekarang gue ngerasa hubungan gue sebatas sahabat dulu."kata Ali.

"Sebatas sahabat kata-kata loe bang sok banget, ntar Prilly direbut orang lagi kalau loe ga gerak cepat mau loe."kata Andra.

"Sekarang gue tanya ama loe, memang siapa yang bakal berani rebut Prilly dari gue, loe fikir ada yang cukup gila mau lawan gue."kata Ali.

"Bener juga apa yang loe bilang sih bang, ga mungkin ada yang berani rebut Prilly dari loe, secara siapa yang mau cari masalah sama loe, dan gue tebak loe ga nembak Prilly karena loe masih bimbang atau gegara loe ga mau Prilly kefikiran nasib loe."tebak Amar.

"Kalau bimbang udah ga mar, tebakan loe yang satunya yang bener, gue ga mau Prilly mikirin gue, loe berdua juga tau kita ini apa, kita ini bukan pria seperti Pria-pria lain yang bisa ada saat mereka butuh, kita udah terikat ama Negara, gue cuman ga mau nasib Prilly jadi kayak bunda waktu kita kecil, belum punya hubungan sama Prilly aja gue udah bikin dia dalam bahaya, loe berdua sebenarnya juga sadar akan hal itu tapi loe berdua ngikutin ego loe dan langsung main nyatain perasaan aja."kata Ali.

"Gue ga nurutin ego kok bang, gue ikutin kata hati gue, maaf ya bang gue bukan kayak loe yang cemen ga berani nyatain perasaan."kata Andra.

"Iya gue paham ama hal itu, terserah loe mau ngatain gue cemen atau apalah gue terima, tapi loe juga harus siap dengan konsekuensinya ya ndra."ucap Ali.

"Iya bang gue paham kalau ama hal itu, terus pilihan loe sekarang gimana bang, kita harus memilih stay disini dan lindungin mereka atau kita ambil misi khusus kita dan hancurin teroris itu."tanya Andra.

"Iya bang gimana keputusan loe, terus terang gue ama Andra bingung mau ambil keputusan apalagi seperti yang loe bilang kita terlalu buru-buru nyatain perasaan kita, jujur gue berat mau ninggalin Risa dan Bunda."kata Amar.

"Gue sebenarnya udah mutusin pilihan gue kalau kita stay disini mereka akan dalam bahaya terus, lebih baik kita hancurin teroris itu sampai ke akarnya."kata Ali.

"Kalau itu keputusan loe bang, gue ama Andra juga ikut sama kayak loe kita hadapin masalah ini bersama, ya meskipun gue harus cari alasan yang masuk akal sama Risa."kata Amar.

"Sama gue juga harus mikirin alasan buat izin ama Agatha biar dia ga curiga bakal puyeng nih."keluh Andra.

"Makanya jangan buru-buru puyeng loe berdua, mending loe fikirin alesannya baik-baik gue mau tidur dulu sono loe berdua keluar."perintah Ali.

Three Soldier's and Three Hijab Girl'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang