Unexpected Enemy

3.8K 389 78
                                    

Dava dan Triple A dibawa kesuatu tempat di dekat pangkalan Timur, masing-masing dari mereka diikat pada sebuah tiang...seluruh senjata mereka dan alat pelacak ditubuh mereka sudah dilucuti dan dihancurkan sehingga kemungkinan untuk menemukan mereka sangatlah kecil.

"Sangat mudah sekali menangkap mereka, ternyata bos memang ada benarnya, harusnya sejak awal kita sudah merencanakan ini...ahh bos anda sudah datang, bagaimana hasil kerja saya apakah sangat memuaskan."kata pemimpin teroris itu.

"Kerja yang Bagus, tinggalkan aku disini bersama mereka sendiri dan panggil mereka bertiga kemari."kata Bos mereka.

"Siap bos akan segera saya laksanakan....tapi apakah kita tidak keterlaluan bagaimanapun mereka..."kata Pemimpin teroris itu.

"Berhenti berbicara yang tidak perlu sudah kubilang itu adalah urusanku, kau persiapkan saja semuanya ke tahap berikutnya."kata bos mereka.

Setelah pemimpin teroris itu pergi, muncul 3 orang lainnya di tempat itu dan perlahan-lahan Dava dan Triple A siuman.

"Wow...kelihatannya mereka siuman lebih cepat dari yang aku kira, bagaimana apa tidur kalian nyenyak...sampe kalian berempat kaget seperti itu."tanya Bos teroris itu.

Sementara itu Dava dan Triple A benar-benar kaget dengan orang-orang yang ada di depan mereka...mereka adalah Gendis,Prilly,Risa dan Agatha yang sedang memandang mereka remeh.

"Apa maksud dari semua ini dan kenapa kalian bisa ada disini."tanya Dava.

"Kenapa kami bisa ada disini...pertanyaan bodoh, tentu saja kami disini untuk membalaskan dendam...oops bukan kami tapi aku, aku yang akan membalaskan dendamku padamu dan negri ini."kata Gendis.

"Apa maksud semua ini bunda, membalaskan dendam Ali tidak mengerti dengan semua ini, lalu apa mereka bertiga adalah anak buah bunda...yang bunda datangkan untuk menggoda kami."tanya Ali.

"Emm...setengah benar dan setengahnya lagi salah, memang benar bunda ingin agar mereka bertiga menjadi istri kalian..tapi mereka tidak ada sangkut pautnya dengan hal ini, justru ayah kalianlah yang ada sangkut pautnya dengan masalah ini...Prilly,Risa,Agatha lepaskan ikatan Triple A dan periksa mereka secara teliti, sementara itu aku akan membuat perhitungan dengan suamiku atau bisa disebut bakal menjadi mantan suami."kata Gendis.

Ketiga gadis itu melepaskan ikatan Triple A, tapi Ali tiba-tiba membuat Prilly pingsan dan menggendongnya...yang membuat semuanya kaget.

"Bang loe apa-apaan sih, anak orang tiba-tiba loe Serang kalau mati gimana."kata Amar.

"Udah loe diem aja...ini urusan gue, loe liat aja nanti...bunda Ali dan yang lainnya permisi dulu, kelihatannya ini masalah pelik hingga bunda harus mengambil jalur ini...assalamualaikum."kata Ali diikuti yang lainnya.

Sekarang diruangan itu hanya ada Dava dan Gendis..Gendis hanya memandang remeh Dava sebaliknya Dava memandang tajam Gendis.

"Sebenarnya apa maumu sampai berani melakukan hal seperti ini padaku..lepaskan aku.

"Wow...menggelikan seorang marsekal sepertimu memintaku untuk melepaskan ikatanmu, apa kau tidak bisa melepas ikatanmu sendiri.

"KAU!!!..sebenarnya apa tujuanmu melakukan ini...ha perempuan lemah sepertimu tidak mungkin bisa melakukan hal seperti ini seorang diri.

"Bukankah sudah kubilang tadi..aku melakukan ini untuk membalaskan dendamku padamu...dan juga Negara ini, kau fikir aku akan selamanya menjadi si dungu yang bisa kau manfaatkan demi karirmu...sudah cukup aku bersandiwara menjadi orang lemah sekarang saatnya membalik keadaan.

"Ho...jadi rupanya kau sadar..tapi itu terlambat...bukankah kau sejak dulu hanyalah perempuan dungu yang memang tidak berpendidikan.

DIAM!!"kata Gendis sambil melepaskan tembakan yang menggores lengan Dava. Sebaiknya kau tutup mulutmu itu atau akan kupastikan kau tidak bisa berbicara lagi."kata Gendis sambil menodongkan pistol ke dahi Dava.

"Gertakan yang Bagus...tapi kau tidak mungkin bisa menembakku...atau kau bisa ha...kalau begitu aku ingin mencobanya...ayo tembak aku dan bunuh aku sekarang BUNDA."tantang Dava.

"Jangan coba-coba menguji kesabaranku...atau kau akan menyesalinya...kau hanya memanfaatkan diriku untuk kepentinganmu bahakan serangan kerumah waktu itu adalah ulahmu untuk memastikan aku mati atau tidak tapi kelihatannya perhitunganmu meleset, kau kaget dengan adanya mereka bertiga di rumah sehingga mau atau tidak mau kau harus memeriksanya sendiri, benarkan tebakanku marsekal."kata Gendis tersenyum sinis.

"Sepertinya kau sudah menyelidikinya sampai sedetail itu, kelihatannya menempatkan 4 wanita bodoh itu tidak mempengaruhi penilaianmu...ya apa yang kau bilang memang benar seharusnya semuanya berjalan sesuai rencana tapi karena kedatangan ketiga gadis itu yang sudah mencuri hati Triple A membuat rencanaku berantakan...tapi tidak kusangka kau pandai bersandiwara selama ini, atau jangan-jangan kau baru tau kenyataannya benar-benar dungu."kata Dava yang membuat Gendis makin terselut emosi.

"Kau sudah membuat keluargaku menderita, Negara ini juga membuat keluargaku menderita, aku bukanlah bayi yang dibuat tapi kedua orang tuaku adalah agen rahasia Negara ini mereka mengabdikan dirinya untuk negri ini tapi apa yang mereka dapat, yang mereka dapat adalah pengkhianatan mereka dibunuh dan difitnah atas kejahatan yang tidak mereka lakukan dan kau..kaulah yang membuat kakakku mati...kau meninggalkannya sendirian saat dia meregang nyawa dan meminta bantuanmu dan kau juga yang membuat kedua saudaraku menjadi gila dan cacat karena kau kirim mereka ke misi yang belum bisa mereka laksanakan...tega sekali kau mengirim anak buahmu yang masih dalam masa pelatihan ke Medan perang, lalu kau juga tidak pernah menganggapku ada...kau hanya menikahiku agar statusmu bisa kau pertahankan dan kau tingkatkan, kau benar-benar biadab apa kau tidak punya hati nurani..."kata Gendis sambil berlinang airmata.

"Menarik...tanpa harus menjelaskannya kau sudah mengetahui semuanya..sekarang waktunya aku menghabisimu."kata Dava menendang Gendis hingga tersungkur.

Dava lepas dari ikatannya dia langsung mencengkram leher Gendis dan kemudian mengangkat Gendis ke udara dan melemparnya ke sudut ruangan.

"Sekarang saatnya menghabisimu dan tidak akan ada lagi penghalang atas apa yang ingin kucapai."kata Dava sambil menendang perut Gendis.

"Kau fikir aku akan menyerah begitu saja, kelihatannya kau tidak memperhatikan sekitarmu dari tadi."kata Gendis.

"Sialan kau menjeratku dengan tali yang terhubung dengan pisau...heh kelihatannya aku yang kalah..."kata Dava sebelum pisau-pisau itu menusuk dirinya.

"TE... RI...MA...KA..SIH...IS...TRI..KU."kata Dava sebelum kesadarannya hilang.

"Tahap kedua selesai...saatnya beralih ke tahap ketiga sekarang...ini akan menarik saatnya permainan sebenarnya dimulai."kata Gendis.

Three Soldier's and Three Hijab Girl'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang