Seungkwan dan Hansol sebagai chairmates di sebuah sekolah menengah atas. Inspired by a plot idea from a roleplay fanbase on Twitter. Thanks, plotideas!
Trigger Warning: agak mengandung unsur M, tapi gak begitu mendalam kok.
----------------------------------------------------
Sesuai rutinitas tiap pagi, Seungkwan, memasuki ruang kelasnya di lantai 3 di gedung B SMA nya yang sudah ia injak selama 2 tahun silam. Sambil menghampiri kursinya, ia menemukan sebuah manusia laki laki yang tengah duduk dengan gesture yang sangat tidak bisa dibiarkan.
Seungkwan, menjadi seorang laki laki yang cukup bawel dan sassy untuk seumurannya, langsung menggeplak kaki laki laki yang mengotori alas kursi Seungkwan.
"Turun lo dari meja gue." ujarnya, tak sungkan memberi tekanan pada kalimat simpel itu.
Laki laki itu mengangkat kepala dari pandangan layar ponselnya, memutarkan bola matanya. "Seungkwannie, why you gotta be so rude? Don't you know I'm human too?" balasnya dengan sedikit nyanyian. Bisa dipastikan ia tengah menyanyi lagu MAGIC! - Rude.
"Jangan sok akrab deh," cibir Seungkwan, mendorong laki laki itu dari kursinya. "Ini tuh teritori gue. Daerah Istimewa Seungkwan Boo. Awas lo, Sol."
Hansol, itu nama panjangnya, hanya meragukan ucapan Seungkwan and tertawa renyah. "Yaelah bro, kayak bakal ada yang mau nurut sama lu,"
Seungkwan melotot. "Eh sompret ya, gue gundulin juga lo ya." Seungkwan mengangkat tangan bermaksud untuk menggeplak Hansol lagi, tapi Hansol sudah menghindar.
Kebetulan juga, ponsel Hansol masih di meja Seungkwan. Seungkwan mendekatkan arah matanya ke layar yang masih nyala, dan matanya terbelalak kaget.
Yaoi Hentai?
Seungkwan cepat cepat memberikan ponsel itu kepada Hansol, dengan warna merah muda yang terang menyebar ke seluruh pipinya.
Melihat ini, Hansol kebingungan. "Kenapa lu?"
Seungkwan menggeleng dan mengalihkan pandangannya. Ia tidak membalas sepatah kata, tidak ada komunikasi fisik pun antara mereka setelah itu. Hansol masih heran, ia hanya kembali duduk di mejanya.
'Ya ampun, dia baca hentai?'
***
Waktu istirahat tiba.
Seungkwan yang dari tadi menderita sendirian dalam alam pikirannya tentang Hansol dan manga hentainya di tengah pelajaran Fisika, otaknya tidak bisa berfikir jernih lagi.
'Gue butuh udara segar. Iya, itu.' batin Seungkwan.
Lima menit kemudian ia menemukan dirinya bersandar dibelakang gudang tua SMAnya yang sudah tidak terpakai lagi.
Otaknya masih saja memproyeksikan gambar gambar nude dua lelaki yang tengah melakukan hubungan intim.
Seungkwan tak berhenti komat kamit meminta ampun kepada dirinya sendiri dan Tuhan Nya. Ia merasa bodoh sekali, walaupun tidak sengaja, ia merasa matanya sudah melewati batas batas kewajaran.
"Ngapain lu disini?"
Suara familiar itu membuat Seungkwan tersentak dari lamunannya, matanya langsung tertuju pada sumber suara.
Ternyata Hansol.
"Apa?"
Seungkwan menjerit tiba tiba. "AAAAHHHHH!!!"
Terpaksa Hansol membungkam Seungkwan, membekap mulutnya dengan tangan telanjang. "Hush, gausah teriak teriak begitu! Gue bukan setan kali," Hansol berkata, mencoba menenengkan Seungkwan.
Seungkwan mendorong Hansol, menjauhi dirinya. "Uhhh, bodo amat!"
Hansol mengangkat alis. "Apa sih?"
Seungkwan kembali memerah, kali ini lebih parah, dan ditambah dengan keringat dingin yang mulai membalap rambut poni nya.
"Hansol,"
"Ya?"
"Kalo lo homo gausah baca hentai diem diem kek," Seungkwan tiba tiba berkata. Setelah mengatakan itu, ia tidak tahu mengapa ia mengatakannya. Entah bodoh atau naif, Seungkwan ingin bunuh diri saja.
Hansol kembali bingung. "Hah?"
Namun Seungkwan menyangkal keheranan Hansol.
"Gausah sok bego! Tadi gue gak sengaja liat lo buka manga yaoi hentai! Yakan!" semprotnya.
"Oh itu," Hansol akhirnya mengerti. "Iya, gue emang suka baca itu. Kenapa emang?"
"Ya joroklah! Lo pagi pagi udah baca begituan, dasar jorok." ceplos Seungkwan. Sebenarnya ia sudah tidak perduli lagi dengan apa yang harus dipikirkan untuk dikeluarkan dari mulut. Gas aja.
Hansol tertawa. "Namanya juga cowok, masa gak boleh baca begituan?" Ia memainkan jemarinya dan menatap Seungkwan.
"Lu kan juga cowok. Lu pasti pernah baca kan?"
Mata Seungkwan menatap Hansol , persis tepat didepannya. Seungkwan kembali gagap dalam berkata, keringat dinginnya mulai balapan lagi. Lidahnya pun, ikut kelu.
"Uhhhh.......sebenarnya....."
"Tuhkan, pernah."
"Nggak!"
"Iya, terserah lu lah. Gue sih yakin, lu pernah baca."
Seungkwan sudah tidak tahan lagi, akhirnya ia menumpahkan segala isi hatinya.
"IYA GUE JUGA BACA BEGITUAN. YAOI HENTAI. DAH. PUAS LO?"
Seungkwan langsung menaruh telapak tangannya dimulutnya, wajah memerah lagi. Ia merasa seperti orang bodoh yang sangat sangat lugu, bisa bisanya ia mengaku hal yang memang sejujurnya ia lakukan, tapi ia justru menghina orang lain dengan hal yang sama.
Hansol hanya dapat tersenyum.
"So, we're both gay?"
------------------------------------------------------
bodohnya diriku, membuat anak anak underage menjadi rated.
oh please, verkwan itu patut dicintai. jadi inget pas vernon nampar pantat seungkwan.
😏😏😏😏😏😏😏
btw ada yang main rp disini? kalo ada, hit me up on oceanwaeves ya. Gue original character sih, tapi ngambil face claimnya Vernon hehe.
And yes I'm gay there.
love wins okay jangan ada yg ngejudge. I was bisexual once.
YOU ARE READING
Seventeen Imagines.
FanfictionHanyalah kumpulan cerita khayalan seorang CARAT. ---- WILL BE UPDATED REGULARLY AFTER ONE UPDATED----SOON!