Requested by NatazwaJ. Enjoy☆
Andai aku bisa kembali bersama dirimu
Mungkinkah terjadi?
Kembali seperti dulu?
Aku akan mengenggam tanganmu.
.
.
.
.
.
.
.
.Malam itu bagaikan neraka di apartment sempit milik sepasang kekasih yang bernama Mingyu dan Hanna.
Terdengar teriakan dan bantahan dari setiap sudut ruangan, membuat sebagian tetangga menggelengkan kepala mereka.
Pertarungan kata kata yang tak ada habisnya.
"Sudah kutakan padamu! Aku tidak punya waktu besok! Aku sudah merencanakan semuanya!"
"Oh? Jadi sekarang semuanya tentang dirimu? Kau tahu akhir akhir ini hanya aku yang inisiatif memikirkan kebutuhan sehari harimu?"
"Kau berlebihan. Kau ingin membandingkan semuanya kepadaku?"
"Aku tidak-"
"Sudahlah, pokoknya besok aku tidak bisa mengantarmu ke bandara. Titik."
Gadis berumur 23 tahun itu bertambah kesal ketika kekasihnya membalikkan badan dihadapannya. Ia langsung menarik bajunya dan menatapnya. "Kau sudah ingin melupakanku?"
Mingyu mengalihkan pandangannya dari tatapan penuh amarah milik Hanna, mencoba melepaskan genggaman yang ada di bajunya. "Kau melebih lebihkan segalanya, Hanna. Aku tidak akan melupakanmu,"
Hanna menghela nafas panjang, mencoba menahan emosi. "Lalu mengapa kau lebih mementingkan pekerjaanmu daripada diriku? Kau bahkan tidak ingat hari jadi kita kemarin."
"Apakah itu penting?" Mingyu menyentaknya, yang membuat Hanna langsung lemas, melepaskan Mingyu.
Saat itu juga, Mingyu sadar. Ia sudah melewati batasnya.
"Hanna, aku tidak bermak-" mulainya.
Hanna mengangkat kepalanya, kemudian memberikan Mingyu cengiran sarkasme. "Begitu kah? Kata 'kita' sudah tidak penting lagi?"
"Bukan, bukan itu-"
"Cukup." Hanna berkata, mendorong Mingyu pergi. "Diantar atau tidak, aku akan tetap pergi besok."
Tunggu sebentar, berhentilah.
Aku akan mengejarmu, tunggu aku.
Jangan pergi dariku, aku tahu ini sudah terlambat.
Tidak akan pernah akan ada kata terlambat untuk kita, kan?
"Hei, datang juga kau."
Segerombolan kawan kawan dan juga rekan kerja Mingyu merangkul temannya itu, memberikannya sambutan hangat. Mingyu hanya dapat tersenyum dan membalas rangkulan akrab mereka, membalas dengan kata kata yang serupa juga.
Seperti yang sudah ia jadwalkan dari kemarin, ia tetap akan melakukan rapat antar perusahaan teman, untuk mempererat hubungan bisnis mereka.
Sejam telah berlalu, rapat pun berjalan lancar. Sesekali Mingyu memeriksa jam arlojinya, mengingatkan dirinya kalau Hanna masih dalam perjalanan ke Jeju.
"Jam setengah 2 ya, ia belum sampai." Mingyu juga mencoba menelpon ponsel Hanna, namun yang ia dapat hanya operator yang mengatakan bahwa ponselnya sedang di nonaktifkan.Sejujurnya, setelah pertengkaran semalam, Mingyu tidak bisa tidur, mengetahui bahwa pacarnya itu marah besar terhadap dirinya yang bodoh dan egois itu. Bahkan ia tak sempat bangun tadi pagi untuk mengucapkan, setidaknya sebuah "hati hati dijalan" untuk Hanna. Hanna selalu bangun lebih awal dari Mingyu, dan sekarang Mingyu ingin menghujat dirinya karena tidak bangun lebih awal pagi itu.
YOU ARE READING
Seventeen Imagines.
FanfictionHanyalah kumpulan cerita khayalan seorang CARAT. ---- WILL BE UPDATED REGULARLY AFTER ONE UPDATED----SOON!