Verkwan

695 50 2
                                    

To the pairing that needs more attention, Vernon x Seungkwan♡


Seungkwan mendengus kesal melihat sahabat setengah kaukasia-asia nya itu sibuk mengotak atik papan yang penuh dengan tombol. Selama 2 jam terakhir ia duduk termenung disitu, menemani sahabatanya sekaligus bandmate nya untuk mixing lagu terakhir di album terbaru mereka.

"Ayolah, kau break saja dulu." dengus Seungkwan, melemparkan arah matanya ke Vernon untuk kesekian kalinya.

Vernon menggeleng. "Aku masih harus kerja," ia menunjuk selembar kertas yang ikut berserakan di meja berisi tombol itu. "Bagian terakhir ini belum selesai,"

Seungkwan memutarkan bola matanya. "Kau mengatakan itu sejak sejam yang lalu," Seungkwan mendekatkan kursinya ke sebelah Vernon, menyandarkan kepalanya ke bahu second maknaenya SEVENTEEN itu.
"Jangan bersandar, pundakku sakit."

"Itu karena kau bekerja terus!" semprot Seungkwan, menarik lengan Vernon, dan akhirnya anak laki laki itu mengikuti arah tarikannya. "Sudahlah, istirahat saja."

Vernon mengangguk dan mundur dari meja recording, juga melepaskan sepasang headphone nya. "Kau benar,"

"Aku selalu benar." cetus Seungkwan, menyombongkan keahlian menyuruh nyuruhnya itu. "Seungcheol hyung dan Jihoon hyung sudah memesankan itu padaku. Akhir akhir ini kau terlalu sering lembur."
Vernon mendengus, tertawa kecil
"Dan kau terdengar seperti istriku yang merindukanku,"

Seungkwan memerah. "BUKAN ITU. Aku memang dipesankan itu oleh Jihoon dan Seungcheol hyung, jadi kau jangan banyak bicara."
Memang benar, pesan leader dan sang producer pribadi SEVENTEEN menitipkan pada Seungkwan tadi pagi. Sudah beberapa hari ini Vernon bekerja larut untuk menyelesaikan lagu solonya dalam album baru mereka nanti. Kerja, kerja, kerja, hanya itu yang dipikirkan Vernon. Bahkan untuk makan siang saja Mingyu harus datang untuk menariknya keluar studio.

Seungkwan, satu satunya member yang seumuran dengannya, tentu tidak akan membiarkan Vernon melupakan dirinya sendiri. Seungkwan rela menghabiskan waktu latihan nya untuk menemani bule itu. 'Terlalu perhatian' kalau kata Seokmin dan 'Kekasih Chwe Hansol' sudah dicap oleh Jeonghan.

Seungkwan menerima komentar komentar konyol itu.

Memang terlalu tabu untuk anak semuda Seungkwan, namun ia tidak protes.

Mungkin perasaan dan perhatiannya untuk Vernon sudah tidak mementingkan kewarasan. "Masa bodo."

"Seungkwan-ah."

Vernon memanggil, Seungkwan pun menoleh. Konyolnya, Seungkwan menemukan wajah Vernon 5 inci tepat didepannya. Seungkwan memundurkan kepalanya sedikit, mencoba untuk tidak bersikap canggung atau aneh.
"Wajahmu terlalu dekat,"

Vernon mengabaikan pernyataan Seungkwan. "Apa pendapatmu tentang lagu ku?"

"Oh, lagu mu yang sedang kau kerjakan ini?" Seungkwan langsung meraih kertas lyric dan Vernon pegang dan membacanya keras keras.

"Shhhht! Jangan dibaca keras keras juga!" Vernon membekap mulut Seungkwan, membuat Seungkwan tertawa sejenak. "Aku hanya ingin mendengarkan pendapatmu."

Seungkwan mengangguk. "Yah, lumayan."

"Itu saja?"

Ia mengangguk lagi.

"Tidak sesuai harapan, tapi yasudahlah." Vernon membalikkan badan dan kembali memasang headphones, bergegas untuk melanjutkan pekerjaannya daripada menghabiskan waktu mengobrol bersama Seungkwan.

"Hei! Kau harus istirahat!" Seungkwan dengan tidak sungkan lagi lansung merampas alat dengar itu dari kepala Vernon menariknya menjauhi papan rekaman.

Seventeen Imagines.Where stories live. Discover now