Hoshi ( Requested )

858 70 7
                                    

Requested by dendridenden, enjoy!♡

Pindah ke kota besar dan asing memang menjadi tempat yang susah untuk beradaptasi, apalagi kalau berbicara soal kota New York.

Siapa sih yang tidak tahu New York? The Statue of Liberty, The Green Apple, Manhattan, Central Park, dan The Empire State Building? Ya, tidak terdengar asing lagi, kan?

Kau baru saja pindah ke kota besar ini setelah mengurus beasiswamu dari sekolah menegah keatasmu di Korea Selatan, karena nilai dan peringkat ujianmu tertinggi, kau mendapat beasiswa untuk belajar di New York selama setahun. Memang kau jadi tinggal sendirian, namun menurutmu (dan juga orangtuamu) ini adalah kesempatan bagus untuk menambah pengalamanmu.

Semuanya dapat kau kuasai! Bahasa Inggris, berkenalan dengan warga lokal, berbelanja sehari hari, bahkan jalan jalan keliling NYC pun, kau sudah bisa dalam hitungan jam.

Tapi.......ada satu hal yang kau tidak dapat mengerti.


Laundry.


"Yes, I've been reading the instructions for minutes but I just can't seem to find where the coin slot is!" Katamu sambil berseru kepada nenek nenek yang sedang mengambil bajunya dari dryer. Kau sudah bertanya kepadanya untuk keempat kalinya, dan kali ini nenek itu sudah mulai lelah.

"Listen sweetie, I'd love to stick around and tell you how wonderful laundry is but I think I have to go." Dengan itu, nenek itu langsung melengos pergi, meninggalkan dirimu sendirian dalam Laundrematte tersebut.

Kau merengut, kembali menatap mesin cuci yang belum menyala itu. "Ayo, _____. Kau bisa peringkat satu di SMU-mu, masa mencari coin slot saja tidak bisa?" Kau menghabiskan sore mu di tempat Laundry selama 1 jam- hanya untuk memasukkan sebuah koin bodoh agar mesin cucinya dapat menyala. Sungguh, ini pertama kalinya kau merasa bodoh.

"That's because you've got it all wrong." Sebuah suara yang sedikit berat membuatmu menoleh.

Dibelakangmu berdiri seorang laki laki, kira kira seumuranmu, rambutnya hitam pekat dan matanya sipit. Asian. Hey, kau tidak rasis kan? Toh kau juga orang Asia.

"Urm, who are you? And how long have you been standing there?" Tanyamu, penuh curiga. Lelaki ini lumayan tampan, sekilas sih, tapi kau tidak ingin terlalu berbaik hati kepada orang yang tidak kau kenal.

Lelaki itu tersenyum manis. "Aku Soonyoung! Salam kenal." ujarnya ceria, memberikan tangannya untuk memberimu sebuah handshake. "And no, I just got here. I wasn't listening to you."

Kau menganga. "You're Korean too?"

Soonyoung tertawa. "Oh, jadi kau lebih suka berinternasional? Baiklah," katanya sambil pura pura batuk, siap untuk berbicara Inggris lagi.

Kau segera menghentikannya. "Tidak! Maksudku, aku kaget saja kalau tau ada orang Korea disini."

Soonyoung membuat ekspresi wajah yang tersinggung, membuatmu langsung mengganti kata katamu.

"M-maksudku, orang Korea di tempat ini! Tentu saja ada orang Korea di New York- aku becanda kok," katamu,mulai gugup.

Soonyoung tersenyum. "Tidak apa apa. Aku mengerti kok." Ia malah menatapmu koinmu sekarang. "Kau ingin memasukkan koin?"

Kau mengangguk. "Iya, tapi aku tidak menemukanya-"

Tanpa aba aba, Soonyoung menuntun tanganmu kearah mesin cuci, bagian samping. Ternyata disitu ada kotak besi seukuran jari kelinkingmu, dan ada lubang panjang yang mengikuti panjang kotak tersebut. "Itu slotnya. Nah, masuk deh." Soonyoung berkata, menuntun jarimu pula untuk memasukkan koin ke dalam slot.

Seventeen Imagines.Where stories live. Discover now