"ARGH."
Kau mengeluh untuk kesekian kalinya, bokongmu yang daritadi hanya menempel pada kursi bandara yang keras, ditambah dengan keringatmu yang sudah bercucuran di keningmu membuatmu gundah. Kau lelah, pegal dan kesal.
Pacarmu, Joshua, cukup tenang menghadapi cobaan untuk kalian ini. Dia hanya memberikanmu senyuman 'sabar ya'.
"Tinggal satu jam lagi," ujarnya, mengelus rambutmu yang sudah lepek karena keringat. (Mas Jo hebat ah gak geli sama rambut lepek aq,,,hebad,,,) "Lihat tuh, ada balon," kata Joshua, menunjuk sebuah toko suvenir kecil yang ada di ruang tunggu, membuatmu mendecakkan lidah."Ck, memangnya aku anak kecil?" Kau berkata sedikit ketus. Kau lihat Joshua memasang wajah yang mengatakan maaf-aku-hanya-ingin-menghiburmu dan kau langsung memeluk lengannya. "Aku bercanda, Jisoo,"
Ia tertawa pelan. "Aku tahu kau kesal dan lelah saat ini. Tapi jika bersabar sedikit, pasti akan cepat berlalu."
Situasi saat itu benar benar kacau. Kau dan Joshua baru saja pulang dari Macau, sehabis liburan bersama beberapa teman SMA kalian. Namun saat sudah pesan tiket pesawat untuk kembali ke Korea, kalian berdua mendapat berita dari pihak perusahaan pesawatnya bahwa pesawat kalian di delay 3 jam, dan kalian terpaksa menunggu di ruang tunggu yang ACnya mati dan tidak ada makanan yang dijual disana.
Lebih parahnya lagi, kau tadi sempat ada masalah dengan barang bawaan kalian saat check in; petugasnya berkata bahwa koper Joshua terlalu berat 2 kilogram. Padahal, kalian sudah menimbang kopernya di luar saat baru turun dari taksi.
Semuanya menyebalkan, pikirmu, dan kau sudah sangat lelah. Pikiranmu kacau, kau ingin tidur diruangan berAC dan berguling guling saja rasanya.
Joshua mengangkat kepalanya, menoleh kearahmu. "Hei, aku punya ide."
"Apa? Kalau kau akan menyuruhku membeli suvenir, tidak akan kulakukan. Ranselku sudah cukup berat!" Engasmu. Joshua menaikkan dagumu dengan dua jari dan menunjuk kearah jendela ruang tunggu yang memberi pemandangan runway pesawat yang luas. "Kita main I Spy With My Little Eye saja, bagaimana?"
Kau mengangkat alismu. "Serius? Jisoo, kita bukan anakㅡ"
Kata katamu terpotong saat Joshua langsung berdiri dan menarikmu kearah jendela besar yang ada di ujung ruangan. "Ayo main."
Kau tersenyum sedikit, tahu sebenarnya pacarmu ini ingin menghiburmu. "Baiklah," kau melihat sekitarmu, menatap runway pesawat yang abu abu dihiasi dengan beberapa tarikan garis kuning yang berfungsi sebagai penunjuk arah untuk sang pilot. "I spy with my little eye, something long, grey, and very useful for this airport."
Joshua memandang kearah yang sama denganmu, mencoba menebak barang yang kau maksud tadi. "The runway?"
Kau mengangguk. "Benar!" Joshua tersenyum sombong, mengangkat kerah jaketnya. "That was too easy,"
Kau menyenggol lengannya. "Jangan sombong. Ayo, giliranmu sekarang."
Joshua kembali menatapi view yang dibatasi kaca bening, menemukan sesuatu lalu memberi mu tebakannya. "I spy with my little eye, something huge, has small wheels, andㅡ"
"It's an airplane." Potongmu tanpa ragu ragu. Kau tertawa dan meniru gaya senyum Joshua tadi. "Aku juga bisa sombong, nih."
Joshua tertawa. "Aku belum selesai! It has a green logo on the side of it, and is not moving and can only fit 4 people."
Kau mengerutkan dahimu, bingung. "Besar namun hanya membuat 4 orang? Apa itu-"
"Itu, mobil pengantar bagasi." Katanya, menunjuk salah satu mobil pengantar bagasi yang parkir persis disebelah satu pesawat yang ada di sisi kiri kalian. Kau mendorong bahunya. "Itu kecil!"
"Menurutku besar," katanya.
"Curang ah,"
***
"Attention. For flight passengers of BOEING 823, destination: Seoul, please have your tickets and passports ready. The aircraft will be landing in 7 minutes. Thank you."
Kau langsung tersenyum saat mendengar pengumuman tersebut. Loncat dari kursimu, kau menarik narik lengan jaket Joshua. "Jisoo! Ayo! Pesawatnya akan tiba! Akhirnya♡" katamu dengan penuh semangat.
Tidak terasa juga, setelah bermain permainan tebak tadi, kau merasa waktu cepat sekali berlalu. Benar juga kata Joshua, batinmu.
Pacarmu itu malah tertidur di kursinya, tangan di dagu dan mata tertutup setengah. Kau menepuk pipinya. "Jisoo-ya. Jisoo-ya. Wake up!" Kau berseru.
Joshua menguap, akhirnya terbangun. "Sudah ada pesawatnya?" Katanya, berdiri dan cepat cepat membereskan barangnya dan menyiapkan tiket + passportnya.
"Iya." Jawabmu, mengangguk dengan semangat.
"Sudah tidak badmood lagi kan?" Tanyanya.
"Tidak dong!"
Joshua tersenyum, mencubit pipimu tiba tiba. "Kan, sudah kubilang. Time flies when you're having fun."
Terkadang, kau merasa sebagai gadis yang beruntung bisa memiliki Hong Jisoo yang sabar. Dan sekarang, kau semakin menyayanginya.
--------------------------------------------------------------------
Lol wtf was this
Guys, gue sekarang ganti yg 'kathreftis' jadi 'At The Same Place'! Castnya Chaeyeon sama Jaehyun (NCT ya.) Kalo tertarik, silahkan baca!
Dan gue juga masih buka request ya. Silahkan bagi yg mau req.
Thank u peeps♡
YOU ARE READING
Seventeen Imagines.
FanfictionHanyalah kumpulan cerita khayalan seorang CARAT. ---- WILL BE UPDATED REGULARLY AFTER ONE UPDATED----SOON!