Requested by jl1617, based on the BOOM BOOM MV. Enjoy!
Ding.
Kakimu hampir tak terasa lagi saat kau melangkahkan keduanya kedalam lift hotel. Kau menghabiskan dua jam menemani adikmu jogging, dan sayangnya keadaanmu yang jarang olahraga begitu menyiksamu. Bagaimana tidak, terakhir kau benar benar workout adalah waktu pengambilan nilai ujian sekolah, dan itu sudah 2 tahun yang lalu. Sekarang kau adalah mahasiswi di salah satu universitas di Seoul, mengambil jurusan yang kau impikan dari dulu.
Kau sedang liburan musim dingin di Hongkong bersama keluarga kecilmu. Ayah, Bunda, kau dan adik laki lakimu.
Kau menatap tombol angka yang ada pada sisi kanan lift saat kau masuk, langsung menekan tombol lantai 7. Kau bersandar pada dinding besi lift, menghela nafas. Kau tidak ingin ikut adikmu jogging lagi. Terlalu banyak tenaga yang terkuras, pikirmu.
Lift berjalan seperti kura kura. Kau menatap layar hitam kecil yang ada pada sisi atas pintu, lantai 3. "Baru lantai 3? Yang benar saja." kau memutarkan bola matamu, memangku dagumu pada telapak tanganmu.
Lift berhenti di lantai 3, pintu terbuka dan seperti ekspektasimu, ada seseorang yang masuk kedalam lift bersamamu. Seorang laki laki muda, sekitar 1-2 tahun diatasmu. Ia mengenakan bomber jacket berwarna hitam. Dibelakangnya ada jahitan besar yang tertulis "17", seperti logo besar.
Kau mematai lelaki itu, pintu tertutup dan lift mulai berjalan lagi. 'Laki laki ini.....sepertinya familiar,' batinmu.
Tiba tiba laki laki itu menoleh kearahmu, bertanya dalam bahasa Inggris. "Is this going up?" Katanya sambil menunjuk ke layar kecil tadi.
Kau mengangguk. "Yes, I'm going up, I'm guessing you were supposed to go down?"
Laki laki itu tertawa tengsin. "Yes I took the wrong elevator. Hahaha."
'Tawa itu.....serius, aku pernah mendengarnya-' Kau terus berfikir keras, mempertanyakan identitas lelaki itu. Suaranya berat, senyumnya simple, mata yang sipit dan hidung yang berukuran sedang itu. Rasanya kau pernah melihatnya........
"Ah, you're going to the 7th? Okay," lelaki itu menambahkan, ia memencet tombol lantai 2 kembali. "I'll just wait for you then."
Kau mengangguk. "Sure."
Lift menjadi hening setelah itu.
Kau menguap sedikit, masih berharap liftnya akan berjalan lebih cepat. Entah mengapa atmosfer didalam lift itu terasa canggung. Kau menoleh ke lelaki itu. "I'm Jangmi," (anggap saja nama korea kalian)
Lelaki itu tersenyum. "Oh, I'm Wonwoo."
Saat itu juga, kau sadar.
Dia adalah Wonwoo, salah satu member SEVENTEEN. Iya, SEVENTEEN yang dari negara asalnya adalah Korea. Iya. Benar. Tidak salah lagi.
Kau membiarkan mulutmu terbuka lebar membentuk huruf 'O', Wonwoo langsung mencoba menutup mulutmu.
"Hei, mulutmu---"
"Ya ampun, maafkan aku- aku tidak tahu kalau kau adalah Wonwoo," kau berkata, langsung mendunduk memberi hormat. Sial, sekarang kau malah terlalu bersikap seolah dia adalah perdana menteri Korea Selatan.
Wonwoo langsung membantumu berdiri seperti biasa, tersenyum sedikit. "Sudah, sudah, tidak apa apa, dan kau tidak perlu bersikap terlalu formal," Dia menepuk bahumu pelan. "Kau CARAT?"
Ya ampun, saking lelahnya dirimu, kau melupakan salah satu fakta terpenting dalam hidupmu: Kau adalah seorang CARAT.
Kau mulai salting. "Eh- uhm- a-aku, ya, CARAT-" kau berkata, tidak jelas terdengar saat kau mengatakannya. Aish, kau merusak imagemu didepan salah satu member SEVENTEEN. Memalukan.
Wonwoo mengangguk pelan. "Aku mengerti kau canggung, santai saja. Aku tidak akan takut padamu. Kecuali kau melakukan hal hal anarkis," katanya, tertawa lagi. "Kau kan bukan teroris! Hahaha!"
'Classic Wonwoo, masih saja membuat lelucon garing,' katamu, kembali mengangkat kepala. "Uhm, kau sedang apa di Hongkong?" Tanyamu, mencoba berperilaku seperti manusia tanpa kelainan berbicara alias gagap. Susah.
"Kami sedang ada photoshoot kecil di majalah Hongkong sini. Ini hari kedua kami." Jawabnya. "Kau, Jangmi? Pasti sedang liburan ya."
"Tepat sekali." Katamu, tersenyum.
Kalian berdua berbicara cukup lama, bahkan sampai lift sudah sampai di lantai 7, kau masih ingin tetap berbicara padanya. Wonwoo bukan biasmu, tapi dia cukup menarik untuk diajak berbicara.
"Yah, ini tempatku turun." Kau merengut saat sampai di lantai 7. Pintu terbuka dan kau mulai melangkah keluar. "Well, it was nice meeting you, Wonwoo."
Wonwoo mengangguk, tersenyum kembali. "Same here. Terima kasih karena tidak bersikap anarkis kepadaku ya," katanya, membuatmu tertawa sebentar. "Ohya, biasmu siapa?" Ia memencet tombol <|> pada lift agar pintunya tetap terbuka.
Kau memiringkan kepalamu, membuka mulut untuk menjawab. "Kau ingin tahu? Nanti jangan kecewa ya kalau biasku bukan kamu,"
Dia kembali tertawa dengan suara beratnya yang khas. "Tidak akan. Jadi siapa? Mingyu kah?"
"Bukan. Biasku Minghao." Katamu santai. "Titip salamku padanya ya?"
"Pasti. Terus dukung kami ya!" Kata Wonwoo. "Senang bisa berbicara santai dengan CARAT diluar fansign atau fanmeet. Lebih santai."
"Aku setuju. It's nice. Really." Kau menambahkan, tersenyum manis. "Hei, sudah, kau harus turun ke lantai 1 kan? Nanti stafmu menunggu."
Wonwoo teringat kembali. "Ohiya! Yasudah. Sampai jumpa di Korea, Jangmi. Kita harus bertemu lagi." Ujarnya, seraya pintu lift tertutup perlahan, menutup wajah tampannya itu.
Sekarang kau bisa cerita cerita ke teman temanmu.
'Aku bertemu Jeon Wonwoo!'
-------------------------------------------------------------------
Well I couldn't say kalo imaginenya persis sama kayak di MVnya. Mantap juga kali ya kalo bisa ketemu wonwoo dalem lift.ANYWAYS THE GOING SEVENTEEN ALBUM IS ON FIRE. SEMUA LAGUNYA ENAK ♡ gue nangis denger sambil baca lyric lagu 웃음꽃 (Laughter/Smiling Flower) gara gara lyricnya menyentuh banget. Jadi inget orangtua kalo ada lagu itu;-;
Udah ah mewek amat gue.Hayo yang mau request lagi mana sini. Biar gue bikinin.
HIT HIT HIT HIT HITCHEYOOOOOOO COME ON.
/kbye.
YOU ARE READING
Seventeen Imagines.
FanfictionHanyalah kumpulan cerita khayalan seorang CARAT. ---- WILL BE UPDATED REGULARLY AFTER ONE UPDATED----SOON!