"lo ga pernah nganggep gue." kata wonwoo dengan muka serius.
"won, setelah selama ini lo belum move on juga? lo gue anggap saudara sendiri. terus, lo anggap pinky apa?" tanya nayoung.
"gue udah move on, tapi gue ga suka lo maksa-maksa gue sama pinky. gue lagi ada masalah sama dia dan lo jangan nyampurin," kata wonwoo.
tapi pinky terlanjur pergi, dan tidak mendengar kelanjutannya.
dan wonwoo menunggu lebih dari 2 jam, tapi pinky tak kunjung datang.
♧
wonwoo berhenti di depan rumah pinky dan jun. hari sudah sore menjelang malam, tapi persiapan yang ia buat untuk minta maaf pada pinky belum ada yang terlaksana.
padahal, tadi pagi wonwoo sudah menempelkan post-it di loker pinky.
padahal, wonwoo sudah menunggu 2 jam di taman sekolah.
wonwoo melempar batu kerikil kecil ke jendela kamar pinky.
tepat sasaran.
sesudah 3 kali lemparan, tirai jendela kamar pinky terbuka.
"apaan sihㅡ eh?" suara pinky terdengar oleh wonwoo."pink, gue udah dengar semuanya," kata wonwoo lantang, supaya terdengar oleh pinky.
"hah?" pinky bingung.
"gue udah tau alasan lo ngejauhin gue," kata wonwoo. "maafin gue, pink."
"buat apa minta maaf?" tanya pinky.
"gue salah. bukannya ngelindungin lo, gue malah menjauh," kata wonwoo.
wonwoo terdiam sejenak, mencoba menyusun kata yang ingin ia ucapkan.
"sekarang terserah lo. lo mau kasih gue kesempatan kedua, atau.. lo mau gue menjauh dari kehidupan lo?" tanya wonwoo.
pinky terdiam.
ia hampir luluh.
hampir.
"lupain aja, kak.." kata pinky. "buat apa diterusin, kalau malah saling nyakitin?"
"nyakitin?" tanya wonwoo bingung.
"gue sayang lo, kak, tapi lo nggak." tegas pinky. kali ini ia merasakan matanya berkaca-kaca.
"sekarang lebih baik kakak pulang, ga usah peduliin pinky lagi."
kemudian pinky menutup jendelanya.
♧
sudah seminggu semenjak wonwoo datang ke rumah pinky. wonwoo benar-benar menuruti keinginan pinky.
ya, cowok itu menjauh.
hampa? tentu saja, pinky merasa hampa.
setiap berpapasan, boro-boro saling menyapa, mereka malah saling memalingkan muka.
"pink, sampai kapan lo mau begini terus? sampai kapan lo mau menghindar dari kak wonwoo?" tanya doyeon.
saat ini mereka hanya berdua di perpustakaan, menunggu somi dan yoojung beres ekskul.
"sampai gue bisa ngelupain dia, yeon." jawab pinky.
"terus, lo bakal pamit ke dia? lo bakal pergi ke china, kan," kata doyeon.
"buat apa?" tanya pinky.
"lo salah, pink. lo salah kalau lo mau mencoba ngelupain kak wonwoo. perasaan gak akan bisa dipaksa." kata doyeon.
"satu hal yang lo harus tau, yeon. jangan kasih tau soal kepergian gue." pinky berdiri dari kursinya.
♧
meanwhile..
"jadi, lo ada masalah apa sama pinky?" tanya jun.
"bukan urusan lo." jawab wonwoo dingin.
"kata siapa? pinky sepupu gue, jelas itu urusan gue juga," kata jun. "gue mungkin brengsek, tapi gue ga akan membiarkan orang yang nyakitin pinky."
"denger," kata wonwoo. "gue ga ada hubungan apa-apa sama pinky."
"lo yakin?" tanya jun.
wonwoo terdiam sejenak, sebelum akhirnya mengangguk.
"bagus. gue juga ga rela pinky sama lo." kata jun. "dia harus dapet cowok yang lebih baik dari gue."
wonwoo menunjukkan senyum tipis.
bener-bener sister complex.
"lo mau gue kasih kesempatan terakhir buat nyelesain masalah lo sama pinky?" tanya jun.
"kenapa gue harus minta kesempatan sama lo?" wonwoo bertanya balik.
"karena.." jun menggantungkan jawabannya.
"ya udah, kalau lo ga mau selesaikan masalah lo sama pinky." kata jun lagi.
"tapi jangan sampai lo menyesal, kalau pinky pergi."
♧
ㅡtbc
makasih buat 1k votesnya, ily :') btw ini bentar lagi end HEHE jadi banyakin vommentsnya ya, siapa tau kalau banyak vomments gue jadi berminat bikin bonus chapter / epilogue / sequel HEHE.
thanks for reading!
ㅡa.m.
KAMU SEDANG MEMBACA
unreachable | jww;kmg ✔
Short Story❝tenang aja, gue ga akan baper.❞ yakin? ㅡ#12 in Short Story (160827)