Pt.dua - jadi benar aku?

840 70 0
                                    

Author Pov

“Shirheo.” Jeni menjawab datar setelah mendapat pengakuan dari namja asing yang datang bersama rombongannya. Memang selalu begitu, Jeni selalu punya banyak penggemar yang menunggunya saat kelas telah usai, terutama para junior di bawahnya. Nari juga bingung, sudah tahu bahwa Jeni adalah yeoja yang tidak punya perasaan, tidak percaya dengan cinta pada seseorang, hidupnya penuh dengan kecintaannya pada baseball, tapi tetap saja banyak yang mengejar-ngejar Jeni.

“Apa itu chocolate cake?. Boleh untukku saja?.” Tanya Nari pada namja yang baru saja di tolak oleh Jeni. Jeni yang malas melihatnya langsung berjalan mengabaikan.

“Ta-tapi nanti aku di marahi Vernon sunbae.”

“Mwo?. Ah pasti dia berkata yang tidak-tidak lagi. Arraseo nanti aku berikan kuenya untuk Jeni.” Setelah mendapatkan chocolate cake Nari kabur menyusul Jeni.

“Masa junior tadi bilang aku pacarnya Vernon?. Wah apa dia sudah gila?.” Nari terus mengoceh saat mereka berjalan menuju lapangan tempat mereka biasa berlatih. Jeni selalu tersenyum ketika melihat Nari sudah tak berhenti bicara. Sahabat sekaligus vitamin. Sejak eomma dan appanya bercerai Jeni memang sangat malas bicara. Dan karena itu ia senang berteman dengan Nari.

“Itu anaknya.” Tunjuk Jeni agar Nari berhenti mengoceh di depannya dan menghampiri Vernon. Jeni melihat mereka mulai aksi kejar-kejaran seperti kucing-anjing ketika ia mau masuk ke ruang ganti untuk mengganti seragam latihan. Mereka memang selalu begitu saat bertemu, ada saja yang dipermasalahkan.

“Jeni-yaaaa tolong aku.” Teriak Vernon saat Jeni keluar dari ruangan usai berganti baju.

“Berhentilah Nari-ah.”

“Arraseo.” Jawab Nari cemberut. Ia langsung berhenti mengejar Vernon dengan kalimat perintah yang hanya beberapa kata dari sahabatnya ini. Nari pun berjalan ke ruang ganti untuk segera berganti pakaian. Vernon pun mengikuti ke arah dimana Jeni mulai memasukki lapangan.

“Jeni-ya, semalam aku tidak bisa tidur.”

“Waeyo?.”

“Semua itu karena omongan haraboji yang mau menjodohkan kita. Eh maksudku, diantara cucu-cucunya akan ada yang mau di jodohkan dengan cucunya temannya. Ah gila, aku kan menyu..”

“Menyukai Nari? Ya kan? Kau menyukainya kan?.” Tanya Jeni dengan menaikkan sebelah alisnya.

Kelihatannya Jeni sudah tahu perasaan Vernon sepupu yang sudah seperti oppa untuknya, mereka hanya beda bulan kelahiran. Ia sangat tahu bagaimana perasaan Vernon karena mereka sudah sangat dekat sejak kecil. Jeni dan vernon sama-sama keturunan amerika-korea, memang jika melihat mereka berjalan berdua terasa sangat klop dan mengira mereka berpacaran.

“Kudengar cucu temannya itu namja. Jadi, kau tenang saja. Bisa jadi itu aku, atau Krystal eonnie.” Sahut Jeni yang melihat Vernon tak berkutik dengan pertanyaan sebelumnya saat Jeni mulai ketularan sifat Nari, yaitu blak-blakkan.

“Krystal eonni kan akan melanjutkan S2 di Amerika. Mana ada perjodohan long distance.” Celetus Vernon yang membuat Jeni berhenti berjalan dan berfikir ‘Iya juga yah. Lalu apa itu untukku?.’

“Apa haraboji punya cucu di luar nikah? Bisa jadi itu bukan aku.”

“Ehey mulutmu itu benar-benar ya. Kau jarang bicara tapi sekali berbicara itu sangat menyeramkan.” Vernon menjitak kepala Jeni. Jeni hanya diam tak berontak seperti Nari yang jika di jitak oleh Vernon akan membalasnya. Dia diam dan berfikir sekali lagi.

‘Serius apa itu untukku?.’

“Ah sudahlah aku tidak bisa berbohong.” Vernon terlihat pura-pura frustasi dan menggarukkan kepalanya.

“Menikahlah untukku. Kemarin sebenarnya eommaku sudah bilang bahwa kau yang akan di jodohkan dengan cucunya Jeon Mong Suk Haraboji. Dan, jika aku tidak berhasil membujukmu-“ Vernon menggantungkan kata-katanya. Jeni hanya menunggu lanjutan dengan sabar.

“Aku akan dijodohkan dengan cucunya sahabat haraboji yang lainnya. Ah kenapa haraboji senang sekali jodoh menjodohkan sih?.” Vernon menunjukkan tatapan sendu. Sedangkan Jeni, hanya menatap Vernon yang tengah berjalan menjauh. Seperti di drama. Vernon sangat terlihat jago akting, tapi tidak untuk Jeni.

Tak lama ia melihat Vernon tengah berbisik dengan Nari yang sudah selesai berganti baju.

‘Aish dua bocah itu pasti menipuku lagi.’ Keluh Jeni sambil mengelus dadanya.

'Pasti mereka taruhan lagi.'

XXX

“Nunnaaa!.” Teriakkan menggema di lapangan yang berbentuk stadion outdoor milik unversitas. Mereka adalah beberapa namja yang sama sekali tidak Jeni kenal atau ingat, padahal mereka sering ada di sana menonton saat latihan baseball berlangsung.

“Jeni-sshi yeppo.” Teriak yang lainnya saat Jeni baru saja memukul bola yang membuat ia berlari secepat mungkin ke base selanjutnya.

“Yak! Jeni-yaa.” Kali ini teriakan yang tak asing. Teriakan yang berasal dari sudut lapangan. Vernon memberhentikan pertandingan latihan dan masuk ke lapangan. Nari yang siap melempar bola melihatnya pun heran.

“Eommamu menelfon sejak tadi. Katanya kau disuruh pulang secepatnya. Supir sudah stay di depan pintu utama universitas untuk menjemputmu.” Jeni pun membuka pelindung kepalanya dan mengernyitkan keningnya dengan bingung. Dengan terpaksa ia meninggalkan lapangan dan mengambil tas untuk segera pergi tanpa berganti baju.

Jeni anak yang tipenya pembangkang terhadap orang tuanya. Tak pernah belajar, nilai selalu jelek, tak mau jadi penerus usaha appanya, dan me-nomor satukan urusan baseball sejak masih di junior high school. Tapi, entah kenapa yang satu ini ia menuruti perkataan eommanya. Ya walau belum tahu untuk apa eommanya menyuruhnya pulang cepat.

Jeni yang melihat mobil sedan hitam tak asing di depan univertaspun berlari kecil untuk menghampirinya. Ahjusshi supir pun membukakan pintu agar Jeni masuk dengan mudah. Setelah 10 menit berjalan Jeni mulai melirik kanan kirinya.

'Tunggu..'

‘Ini bukan rute ke arah rumahku.’ Pekik Jeni dalam hati.
.
.
.
Tbc

Culik kaga culik kaga wkwk

Kata si ahjusshi sih 'Ogah nyulik orang jutek mah' bhaks

Officially Married [Jeon Wonwoo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang