Pt.empat - scared

679 77 0
                                    

Jeni Pov

Masih dalam keadaan yang awkward aku tak bertanya apapun mengenai namja itu. Begitu juga namja itu tak mengatakan apapun dan hanya diam megalihkan pandangan. Ayolah ini sudah 2 menit sejak aku masuk. Appa dan eomma juga kelihatannya hilang kata-kata.

"A-ah sebenarnya hari ini ada pesta. Jadi hem , kalian disini dulu ya. Kalian saling kenalan dulu, eomma tinggal." Ucap eomma pelan dengan senyum fake ala-ala ketakutan melihat raut wajah ku yang sudah super flat sejak awal. Tak ada niat tanya-tanya. Appa serta yang lainnya juga keluar. Hanya ada aku dan namja yang belum sehari aku kenal wajahnya.


Author Pov

Jeni masih berdiri mematung dekat pintu masuk. Wonwoo yang tadinya berdiri sekarang duduk sambil memejamkan kelopak matanya dengan santai. Jeni meliriknya dengan kesal dan mencoba membuka pintu untuk keluar, dan ternyata Fail. Pintu di kunci dari luar.

Oh shit, pekik Jeni.

Dengan emosi Jeni membuka sepatu heelsnya untuk memukul-mukul pintu yang terkunci. Ditambah ia kesakitan di pergelangan kakinya. Pergelangan kaki memang gampang terluka kalau memakai sepatu baru, apalagi Jeni tak pandai memakainya. Wonwoo bangun dan melihat apa yang Jeni sedang lakukan. Namun ia hanya memfokuskan pada pergelangan kakinya Jeni yang sudah mulai memerah.

"Yeoja macam apa yang tak biasa memakai heels." Wonwoo meracau dan terdengar berbicara sendiri dengan pelan. Jeni yang mendengarnya lansung menghentikkan acara pukul-pukul pintunya. Jeni menghembuskan nafas berat untuk menahan amarah.

"Kau cucunya mendiang Jeon Mon Suk haraboeji?." Tanpa menjawab Wonwoo yang tadi mulai memejamkan mata kembali langsung mengurungkan niatnya. Ia melihat Jeni dengan tajam, dengan mata elangnya. Jeni juga tak takut ikut menatapnya, menunggu jawaban. Aksi saling tatap pun berlangsung selama hampir semenit. Dan Wonwoo yang kalah karena mengalihkan pandangan hanya mengangguk.

'Ah jinja, jadi benar dia calonku?.' Jeni makin frustasi sambil mengepalkan kedua tangannya.

20 menit pun terlewat. Mereka masih dalam posisi di kunci dalam ruangan yang sama. Dan baru mengeluarkan 2 kalimat dalam percakapan mereka. Kini Jeni duduk di lantai dekat pintu. Ia malas jika harus duduk dekat dengan namja mata elang itu. Tak perduli jika paha mulusnya itu kemana-mana karena ia sedang memekai gaun. Lelah, itu yang ia rasakan.

Wonwoo melempar bantal di samping menyuruh Jeni menutupi pahanya hanya dengan isyarat. Jeni yang tak perduli dengan kata terimakasih hanya menaruh bantal untuk menutupinya. Tak lama kemudian terdengar suara riuh tepuk tangan dari luar, Jeni pun bangun dari duduknya dan berusaha mengintip sebisa mungkin dari celah kenop pintu. Wonwoo juga ikut penasaran dan berdiri di sampingnya menempelkan telinga di pintu ruangan.

Cklek.

Pintu terbuka saat mereka dalam keadaan seperti anak kecil yang sedang mengintip bersamaan. Seorang ahjumma tersenyum dan menyuruh Jeni dan Wonwoo keluar dengan segera. Setelah pintu benar-benar terbuka mereka melongok dari balkon ke lantai bawah karena posisi mereka ada di lantai 2.

Full-shock

Itu yang keduanya rasakan. Begitu banyak orang yang ada di bawah sambil menengok ke arah mereka yang tak tahu apa-apa sambil terus bertepuk tangan.

"Heol, Daebak." Ucap Jeni dan Wonwoo bersamaan karena terkagum-kagum saat lampu menyoroti ke arah mereka berdua yang seakan jadi bintang utama. Saat sadar jaraknya dengan Jeni sangat dekat Wonwoo langsung menjaga jarak dan menormalkan ekspresinya kembali dingin.

"Dasar kampungan. Cepat pakai sepatumu." Jeni sadar dan kembali masuk ke ruangan untuk memakai sepatunya sendiri dengan sedikit kesakitan. Wonwoo mengisyaratkan Jeni dengan dagunya agar ikut turun menuruni tangga ke lantai bawah. Disini, Wonwoo terlihat lebih mengerti keadaan.

"Ha?." Jeni kaget. Wonwoo terlihat biasa saja melihat kejadian perjodohan ini. Jeni masih mematung di atas sedangkan Wonwoo sudah setengah jalan turun tangga. Sambil bedecak kesal Wonwoo kembali naik dan menarik tangan Jeni dengan kasar agar berhenti berfikir terlalu lama. Jeni hanya ikut menuruni tangga namun masih dalam tatapan kosong. Karena Jeni benar-benar belum siap menikah sekarang.

'Andwae aku harus kabur. Aku baru saja bertemu dengan namja ini. dan aku akan menikah dalam waktu kurang dari 24 jam aku bertemu dengannya?!. Oh Vernon, Nari, siapapun tolong aku!.'
.
.
.
Tbc

Jimin Birthday now :")
Makin tua
Makin hot
Makin tamvan pula
Rambut makin badai
Gue takut jimin di lirik para nuna di luar sana 🙅🙅🙅 *apa si lu thor*

Pokoknya HAPPY BIRTHDAY URI SEXY JIMIN-AH !!! 🎉🎊🎈🎂🎶
Ku tak bisa berkata banyak untuk suamiku ini :")

Pokoknya HAPPY BIRTHDAY URI SEXY JIMIN-AH !!! 🎉🎊🎈🎂🎶Ku tak bisa berkata banyak untuk suamiku ini :")

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Officially Married [Jeon Wonwoo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang