Pt.tiga - he is...

656 74 0
                                    

Jeni Pov

Aku melihat ahjusshi si supir melajukan mobil ke rute yang lain. Aku mulai bingung, tidak panik sih. Hanya berpikir pasti ini ulah eomma lagi.

"Nona bisa turun dan masuk ke salon itu." Ahjusshi langsung membukakan pintu agar aku segera keluar. Dengan setengah malas aku jalan dan melihat seorang stylish menyambutku dan menyuruhku duduk. Aku duduk di sebuah cermin besar dalam ruangan yang super mewah. Catat, hanya ada aku disana. Apa eomma sudah gila menyewa kamar vip salon segala?.

Aku hanya diam tanpa berkata apapun saat rambutku mulai di tata lengkap dengan pemakaian make-up di wajahku. Astaga, yeoja yang hobinya berkeringat dan pecinta olahraga mana yang melakukan hal ini di salon?.

Namja setengah yeoja yang merupakan stylish itu juga menyuruhku mengganti pakaian di ruang ganti. Gaun maroon yang panjangnya hanya se-atas lutut ini kini aku pakai, gaun ini bergaya sabrina yang membuat seluruh leher putihku terlihat sekali. Aku melihat si stylish kegirangan sendiri saat baru saja aku keluar dari ruang ganti. Terakhir aku memakai heels berwarna perak yang tingginya sekitar 7 sentimeter. Astaga ini perdana. Aku pertama kali mencoba sepatu menyeramkan seperti ini dalam hidupku. Vernon dan Nari pasti menertawakan cara jalanku yang aneh jika melihatku sekarang.

Setelah selesai aku kembali masuk ke mobil. Mobil kembali melaju ke sebuah tujuan. Ahjusshi melirikku dan heran kenapa aku tidak bertanya apapun. Sebenarnya penuh banyak pertanyan dalam hatiku. Namun, itu lah aku. Aku lebih suka mengeluh dalam hati dan tak banyak bicara.

Gedung bernuansa putih, mobil ini berhenti begitu saja di depannya. Eomma berlarian dengan hati-hati menyambutku yang sibuk kembali memakai heels ini dengan kerepotan.

"Kenapa lama sekali sih?. Sini tasnya eomma yang bawa." Eomma merebut ransel yang sangat tak senada dengan gaun yang aku pakai. Aku melihat eomma dengan senyum sumringah saat appa juga menghampiriku.

"Kenapa kau diam saja?. Apa ada masalah?." Tanya appa. Kau dan eomma lah yang bermasalah pekikku. Aku hanya mengalih kan pandangannya dan memutar kedua bola mataku ke arah lain.

"Putri appa sungguh cantik." Appa dan eomma kembali tersenyum bersamaan. Ah, sandiwara macam apa ini?. Mereka hanya akur di depanku. Ya, karena mereka sudah cerai sekitar 9 tahun yang lalu. Tanpa tersenyum aku bahkan tak mengatakan apapun pada mereka dan berjalan mengikuti appa di depan dan eomma yang tetap di sampingku.

Sepanjang jalan yang tujuannya belum ku ketahui ini aku hanya berpikir 'Ah ternyata Vernon benar. Akulah yang akan di jodohkan.'

Klek.

Pintu di buka oleh appa. Aku disuruh masuk kesebuah ruangan. Dan aku mendengar suara yeoja dengan suara agak panik di dalam. Dan ketika masuk aku juga melihat seorang namja. Namja itu terlihat sedang di paksa berdiri tegak dengan jas serta kemeja yang warnanya sangat senada dengan gaunku. Ah, senada? Apa dia calonku?. But, wait bukan kah dia-

Bruuussshhh

Oh god ada apa dengannya?. Namja itu baru saja menyemburkan air yang ada di mulutnya saat sedang minum, mungkin karena tak sengaja melihatku masuk. Untung saja airnya tidak menyerang gaunku atau make-upku. Sekali lagi tanpa berkata apa pun aku hanya mengangkat kedua alisku. Ah sekarang aku ingat. Dia asisten dosen yang tadi pagi kan?. Oh dia.

APA? APA AKU AKAN MENIKAH DENGAN......

"Jeon Wonwoo!." Aku melihat seorang wanita yang kira-kira seumuran dengan eommaku menjerit ketika namja si asdos baruku itu bertingkah memalukan. Dengan cepat ia mengambil tissue dan mengelap ke arah mulutnya yang basah.

Dan kini kami bertatapan. Bertatapan saling tanya. 'Jadi kita di jodohkan?'
.
.
.
Tbc

Die
Die
Gue mao mati ae ini
Gue mati ya guys.
Mati karena besok bangtan kambek.
Ini arwah gue yang update 😇😂

Officially Married [Jeon Wonwoo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang