Pt.tujuh - canggung

602 65 0
                                    

Author Pov

"Coach-nim."

"Andwae. Kau tidak boleh bermain, aku tidak mau kakimu tambah parah." Lee coach-nim sudah tahu kondisi Jeni.

"Lihat tim kita ketinggalan banyak poin. Oh ayolah, see? Aku baik-baik saja plester ini berguna." Lee coach-nim pun merasa kaget mendengarnya. Ini pertama kali Jeni memohon dan sangat banyak bicara. Biasanya ia hanya mengangguk dengan apapun yang diberitahu pelatihnya.

"Arraseo. Bersiaplah." Babak kedua pun tiba. Jeni pun mengambil alih tongkat baseball dan bersiap dengan posisinya sebagai Batter (pemukul). Pitcher (pelempar bola) dari lawan pun bersiap dengan ancang-acangnya. Jeni pulai menarik nafas panjang dan menggenggam erat pemukulan.

Tuk!

Dengan sekali percobaan Jeni memukul bola lumayan jauh. Jeni berlarian dari first baseman sampai pada thirdbaseman kemudian home plate dengan sekali jalan. Penonton pun berteriak Home Run berkali-kali.

Jeni sempat melihat ke arah belakang pergelangan kakinya. Darah sedikit keluar. Tak perduli, dengan cepat ia menyeka dan mengganti plesternya.

'Aniya, ini tidak sakit. Kau pasti bisa.' Jeni terus memantapkan hatinya dan kembali dengan posisinya.

"Ada apa dengannya?." Merasa ada yang tak beres Vernon bertanya dan terlihat khawatir dari bangku penonton dekat dengan para pemain cadangan. Nari menengok ke arah Vernon berada dengan wajah khawatir.

"Ah kau disini rupanya! Kakinya terluka. Tapi dia tetap memaksa main." Vernon kaget dengan penjelasan singkat Nari. Nari pun sudah gemetaran meliat Jeni yang memaksakan dirinya.

"What?" Vernon teriak heboh.

"Bodoh sekali sih anak itu." Pekik Vernon bangkit dan berusaha mendekati Lee Coach-nim. Namun sayang tak ada yang bisa mencegah. Setelah pergantian pemain kini Jeni mulai melanjutkan permainan hingga ia benar-benar memukul bola kembali. Ia kembali memukul bola dengan keras. Sehingga ia kembali harus berlari melawan arah jarum jam menuju home palte sekali lari. Ia mengabaikan bahwa kakinya dalam keadaan yang tidak normal. Dan-

Brugkkh

Home Run! Namun tak ada satu pun penonton yang teriak saat itu ketika melihat Jeni menyentuh base terakhir sambil tersungkur tanah demi mencapai home plate. Awalnya mereka semua mengira Jeni terjatuh, hanya terjatuh.

Namun semua mulai panik disaat Jeni tak kunjung bangun. Vernon tak tinggal diam langsung menyambar Jeni dan mengangkat badan Jeni yang tak kunjung bangun.

"Kakiku tak kuat berdiri." Ucap Jeni pelan dan menarik lengan Vernon yang ada disampingnya. Vernon pun dengan cekatan menggendong badan Jeni menuju pintu keluar. Lee coach-nim pun ikut berlarian dan menyuruh Vernon membawa Jeni ke dalam mobilnya. Di saat yang sama Wonwoo serta eommanya dan nyonya Choi juga berlarian ke arah di mana baru saja Vernon membawa Jeni. Nyonya Jeon bahkan berteriak "calon menantuku!!!." dengan histeris.

Semua ikut panik. Walaupun pertanding selesai dengan kemenangan. Setidaknya mereka khawatir dengan keadaan pemain bintang mereka, Choi Jeni.

"Kau kembali lah ke lapangan."

"Tapi Coach-nim-"

"Vernon! Tak ada tapi-tapian. Selanjutnya tim namja yang akan main."

"Biar aku saja yang membawanya ke rumah sakit." Teriak Nyonya Choi. Sebagai seorang ibu pasti ia sangat khawatir dengan anaknya. Pelatih pun mengiyakan dan menyuruh Vernon membawa Jeni ke mobil ibu dari anak itu.

"Kau jangan diam saja. Cepat ambil motormu." Perintah nyonya Jeon pada anaknya. Wonwoo pun mengangguk dengan santai, baginya ia sih biasa saja. Tidak perduli apapun.

Vernon yang hendak masuk bersama si pelatih memberikan tatapan death glare pada Wonwoo. Wonwoo yang tak merasa punya masalah hanya balik menatap dengan mata elangnya tanpa takut. Tak lama Wonwoo pun mengambil motor sport **Hyosung berwarna merahnya dan menyusul ke rumah sakit.

Xxx


Wonwoo Pov

Aku melihatnya tengah terbaring di kasur rumah sakit. Dokter tengah melakukan beberapa jahitan di pergelangan kakinya dan ia terlihat biasa saja tanpa meringis kesakitan. Aku melihatanya menahan rasa sakit dengan hanya mengepalkan kedua tangannya.

Heol, yeoja yang cukup luar biasa pikirku. Eommanya sedari tadi mengelus pucuk kepala Jeni. Namun Jeni hanya diam tanpa melihat wajah eommanya yang jelas-jelas khawatir.

"Sudah selesai. Lalu tinggal di balut perban khusus. Suster Jung-" Si suster pun datang memenuhi panggilan dokter.

"Jangan bermain baseball dulu ya Choi Jeni-sshi. Pelankan jalanmu mulai sekarang. Kalau kau jalan terlalu cepat jahitannya bisa robek." Setelah itu dokter pun berbicara secara serius pada nyonya Choi. Sedangkan eommaku sudah menghampiri Jeni untuk sekedar menguatkan. Ia tersenyum ala-ala, huft menyebalkan. Lalu aku, hanya diam memandang ke arah lain. Ya walau sesekali penasaran dengan ekspresi datarnya yeoja itu.

"Nyonya Jeon, ah bagaimana ya sebenarnya aku ada janji. Bisakah aku meminta tolong Wonwoo untuk menjaganya dan membawanya pulang setelah perbannya selesai di pasang?." Aku mendengar bisikan eommanya Jeni pada eommaku. Ah, aku lagi kena imbasnya. Aku pun melihat eommaku mengedipkan sebelah matanya padaku. Sepertinya eomma tahu kalau aku mendengarkan pembicaraan mereka.

"Kalau begitu kita pulang bersama saja. Kan tadi kau tidak bawa mobil." Eomma langsung menggandeng eommanya Jeni setelah pamit. Aku memutar kedua bola mataku dengan malas. Ah, sekarang apa?. Apa yang harus aku-

"Kenapa?. Kemana eommaku?." Tanya Jeni dengan ekspresi tidak santai. Ia merubah posisi duduknya. Aku yang berada beberapa meter dari tempatnya hanya menaikkan kedua pundakku.

"Eommamu menyuruhku mengantarmu pulang." Kataku sambil berjalan ke arahnya. Ia hanya diam dan memerhatikan suster masih membalut pergelangan kakinya. Setelah selesai suster pun menyuruhku maupun Jeni menunggunya mengambil kursi roda agar Jeni keluar tidak perlu berjalan.

"Yak dasar nakal." Suara itu muncul beserta wujud keberadaan pemilik suaranya, ah namja itu. Namja berwajah amerika itu lagi, keluhku dalam hati. Aku memerhatikan raut wajahnya penuh khawatir pada Jeni. Mereka pun melakukan percakapan yang membuat aku merasa

'Ah benar. Kenapa juga aku ada disini?. Dia namchinnya kan?."

.
.
.
Tbc

Cie ah cemburu nu? Bilang aja ah jangan malu-malu wkwk.

**Hyosung bukan nama orang ya gaes. Cuma nama merk motor sport yang terkenal di Korea. Macem ni lah ya bayangin aja Wonu naik ginian 😍

Keep Vote + Comment👌👌👌

Officially Married [Jeon Wonwoo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang