My whole day

136 1 0
                                    

"nah ini jai", suara tante anne membuyarkan obrolanku dengan ferry.

Aku menoleh penasaran seganteng apa si jai ini sampai sampai bibi pun terpesona haha. Aku menoleh dan seketika mataku membulat.

"You?!",

"Lo?!", kataku dan orang ini bersamaan.

Guess who? Jacob. teman baru, tetangga baru. oh, new stranger welcome to my life.

Ya jacob cornwall. Anak baru keturunan amerika di kelas yang hampir ngebuat semua perempuan di kelas gue terpesona sama dia, terkecuali gue dan anka.

"lo anak kelas gue kan?", tanyanya padaku.

Aku mencoba bersikap tenang. "yea, jacob", kataku.

"have you known each other?", tanya paman abbas.

Kami berdua mengangguk.

"kita satu sekolah", kata jacob

"well bagus kalo gitu. Kamu bosa ngobrol dulu sama jacob, kayaknya mom perlu ngenang masa lalu sama tante anne nih", kata mom dan lanjut ngobrol sama tante anne.

Dad sama om abbas, dan ferry sama ngobrol sama sissy. Ketemu perempuan cantik dikit aja langsung digaet. Dasar cowo ya.   Sedangkan aku disini krik banget sama si jacob. Dibilang kenal juga engga, dibilang ga kenal juga engga. Cuma tau, nah ya.

"hey", tiba tiba alana gabung sama kita yang lagi krik..

"hey",sapa si jacob dengan senyum yang dia pake tadi pagi yang buat cewek cewek kelas gue pada melting, tapi tidak untukku.

"Alana", alana memperkenalkan diri seraya menjulurkan tangan. Jacob menyambutnya,

"jacob", balasnya. Dan alana mulai membuka pembicaraan, dan akhirnya mereka ngobrol berduadan aku hanya menjadi patung, atau lebih tepatnya obat nyamuk untuk mereka. Ugh.  

"Childs, let's have dinner!", seru tante anne.

Aku bersyukur! Sangat sangat bersyukur! Akhirnya aku bisa makan dan berhenti jadi patung, setidaknya. Semua orang berjalan menuju meja makan sekarang. Dan ferry masih ngobrol sama sissy. Alana juga sama jai. Kalian sebenarnya anggap aku ada ga sih?! Kita akhirnya makan malam diselingi obrolan antara semua orang termasuk aku, itupun kalau ditanya. Aku sudah selesai duluan dan yang lain masih mengobrol tidak jelas, kuputuskan untuk mencari angin segar.

"dad, mom, aku ke toilet sebentar ya. permisi", kataku, mereka hanya mengangguk dan tersenyum.

Aku tidak ke toilet, baik. Aku keluar rumah untuk mencari udara segar, setidaknya lebih baik disini. Aku mengecek ponselku, ada satu pesan masuk.  

From: Dylan

Kailoy lagi apa? Dylon kangen nih  

Aku tertawa kecil membuka pesan yang ternyata dari dylan. Dia terkadang suka memanggilku dengan panggilan anehnya, ya seperti itulah. Kailoy, aneh banget. Walaupun nama dia ga kalah aneh sih, Dylon haha. Ku ketik beberapa kata untuk membalasnya.  

To: Dylan

Dylon alay ya:p kailoy lagi bosen nih. Suasana disini bikin kesal

 

Balasku.   Tidak lama nama dylan terpampang di layar ponselku, dia menelfonku.

"iya dylan?", tanyaku

"kamu bosen kenapa? Aku udah telfon nih biar kamu ga bosen", katanya di sebrang sana, aku tau dari nada suaranya dia nyaris tertawa

"gombal banget dylan hahah", akhirnya tawaku meluap.

The Unpredict FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang