Mereka selalu pulang bersama dengan berlari seperti anak kecil, dan yang kalah harus mentraktir yang menang makanan di kantin saat istirahat.
Ini menyenangkan.. Tapi kali ini berbeda karna biasanya mereka balapan sampai rumah Baekhyun dan sekarang mereka berlari untuk kerumah Chanyeol.
Yah.. Chanyeol mengajak Baekhyun kerumah. Cukup mengejutkan tapi mampu membuat hati Baekhyun menghangat. Dan mereka sampai.
Huh.. Rasanya mereka baru saja memulainya. Chanyeol menyemangatinya.
"rileks.. Oke? Orang tuaku tidak akan menggigitmu". Baekhyun menyenggol lengan Chanyeol. Di ikuti dengan suara pintu yang terbuka.
Menampilkan wanita paru baya yang cantik sedang menenteng koper di sampingnya. Ibunya Chanyeol.
"Chanyeol.. Jaga kesehatanmu saat ibu tak ada, berjanjilah untuk tetap menjadi anakku".
"eomma? Apa yang eomma katakan"
"jaga dirimu baik baik".
Chanyeol berteriak saat ibunya pergi lewat pintu utama rumahnya. Dia menangis, baekhyun melihatnya dengan jelas.
Chanyeol berbalik lalu masuk dan meninggalkan baekhyun di ruang tamu. Yang sekarang terdengar olehnya hanya suara saling berteriak.
Chanyeol bertengkar dengan ayahnya.
"AYAH PIKIR EOMMAKU AKAN MELUPAKANNYA TAPI IA MENGGUGAT CERAI AYAH.. IBUMU YANG MELAKUKANNYA YEOL".
"DIIAAAAAAMMM!!!!".
Chanyeol turun dengan membawa tangan baekhyun lalu membawanya keluar pintu.
"sebaiknya kau pulang".
"tapi.. Chan".
"PULANGLAH!!". Chanyeol menutup pintunya tepat saat ia berteriak. Ia tidak ingin melihat Baekhyun menangis karna bentakannya.
Ia hanya tidak mau baekhyun melihatnya, karna ia pikir keadaan orang tuanya sudah membaik jadi ia memutuskan untuk mengenalkan Baekhyun pada kedua orang tuanya. Tapi yang ia lihat adalah hal buruk.
Sesuatu yang sangat tidak ingin Chanyeol perlihatkan pada Baekhyun.
Ia juga tidak menginginkan ini semua terjadi. Ia melihat Baekhyun sudah pergi dengan kepala tertunduk lewat jendela. Sungguh menyakitkan.
"Baekhyun..".
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince For HIM [COMPLETE]
Fiksi PenggemarKarena perandaiannya sendiri. Baekhyun jadi harus memiliki pria dengan kriteria yang dia inginkan. Itu mudah, tapi pria dengan kriterianya di sekolah hanya ada satu. Yang selalu ia andaikan. Andai. Andai.. "Andaikan? Aku tak mengatakan andai, semua...