Bagian 11

1.5K 267 7
                                    


Sekali waktu Jongin pernah berpikir kenapa tiga belas tahun lalu, dia begitu mudah percaya kalau Park Jaebin adalah ayah kandungnya, hanya karena cerita picisan tentang sebuah cincin safir peninggalan ibunya. Jaebin menuturkan kisah yang sama dengan apa yang pernah ibunya ceritakan kepadanya (cincin itu diberikan oleh ibunya sehari sebelum kecelakaan bus yang merenggut nyawa ibunya). Sang ibu pernah bercerita kalau dulu, ayahnya melamar dengan cincin berkilauan itu. Kala itu Jongin yang baru berusia delapan tahun, cuma menganggukkan kepala tanpa paham dengan kisah ibu dan ayahnya di masa lalu.

Mulanya Jongin tidak percaya bahwa Jaebin adalah ayahnya, pria itu tidak mirip dengannya, dia datang dari benua biru yang letaknya sangat jauh dari Korea. Jongin tidak pernah mengerti bagaimana Jaebin bisa menemukan di mana dia tinggal, dia hanya tahu, sore itu dia kembali ke panti dan mendapati ibu panti tengah berbincang dengan pria asing.

Suhu ibu kota semakin dingin nyaris beku beberapa hari ini, tapi sepertinya suhu tersebut tidak berlaku di kamar tidur Jongin. Setelah membuat Eunji kelelahan dan mandi keringat, Jongin memandangi wanita yang sudah terlelap itu dalam perasaan yang sama dengan apa yang bertahun-tahun lalu dia rasakan. Menyesuaikan hidup dengan standar kehidupan berlimpah ala Hemelsky yang brengsek, Jongin sedikit menyesal kenapa dulu dia hanya menjadi anak yang penurut.

Jongin masih ingat sore di hari berikutnya setelah bertemu Jaebin di panti, dia sudah mendarat di kota metropolitan yang dalam mimpi saja tidak pernah Jongin bayangkan. Sebelum bertemu Park Jaebin, Jongin adalah bocah kecil sebatang kara yang hanya punya satu teman dekat bernama Kim Minseok (salah satu penghuni panti, dulu mereka bertetangga), setiap hari dia menghabiskan hari-harinya dengan sekolah, bersama Minseok dia membantu pemilik panti berjualan pakaian di pasar Myeongdong saat akhir pekan atau liburan sekolah.

Jaebin membawa Jongin dan Minseok (Jongin meminta Jaebin membawa Minseok ikut serta, karena Jongin hanya punya Minseok di dunia ini setelah ibunya meninggal) pindah ke London untuk tinggal bersama keluarganya. Di London Jongin yang lugu diperkenalkan pada keluarga barunya, hidup bocah dua belas tahun itu seketika berubah, derastis, hampir tak terbayangkan. Jongin tidak berhenti menganga ketika sadar betapa kaya raya ayah kandungnya, kakeknya adalah pendiri Hemelsky Enterprise, sebuah perusahaan properti, mobil mewah dan penerbangan yang kekayaannya tidak akan habis selama tujuh turunan.

Jongin harus beradaptasi pada kehidupan barunya dengan cepat, dia dituntut punya standar kepintaran dan perilaku yang sama dengan kakak tirinya, Park Chanyeol. Hari-hari Jongin sangat padat, sekolah, mengikuti pelajaran tambahan yang menyita waktunya dari subuh sampai tengah malam, dari senin sampai sabtu. Jongin wajib menguasai bahasa Inggris dan Prancis, menguasai olahraga yang dulu tidak pernah terjamah olehnya. Dia juga diajarkan cara bersikap dan berbicara, serta menghapal segala aturan rumah yang tidak boleh dilanggarnya.

Jongin kecil tidak pernah mengeluh ataupun merasa lelah, dia terlalu senang bisa berkumpul bersama ayah, kakek, ibu tirinya dan Park Chanyeol. Jongin tidak mau mengecewakan ayahnya, dia terus belajar siang malam, tanpa henti. Sampai-sampai Leighton (pelayan pribadi yang bertugas memenuhi semua kebutuhan Jongin), terharu dan sangat bangga pada Jongin.

"Tidak diragukan lagi, darah Hemelsky mengalir di nadimu, Tuan Muda Jongin. Semangatmu bahkan lebih besar dari Tuan Muda Chanyeol." puji Leighton suatu malam.

Akan tetapi meski Jongin sudah bekerja keras dan mampu menempatkan diri selayak keturunan Hemelsky yang pintar dan membanggakan, tetap saja Jongin merasa sang ibu tiri tidak melihat itu semua. Sejak hari pertama Jongin masuk ke dalam lingkaran keluarga barunya, dia sudah bisa menebak kalau Ahn Sekyung tidak menyukainya. Sekyung tidak tersenyum ataupun membalas salam yang Jongin berikan di hari pertama mereka bertemu, sikapnya selalu dingin, tidak menolak secara terang-terangan tapi terlihat jelas Sekyung membangun dinding tebal yang membatasinya dengan Jongin. Sangat berbeda dengan Haesang, terutama Chanyeol yang langsung memeluknya, setelah Jaebin mengatakan bila mereka bersaudara.

The Second OPERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang