Bagian 18

1.5K 251 73
                                    

"Berhenti melindunginya atau aku yang akan melakukannya sendiri tanpa bantuanmu, Chanyeol."

Sekyung meradang, dia sudah terlalu muak pada apa yang Chanyeol lakukan selama ini. Chanyeol yang duduk di seberang sofa yang di duduki Sekyung di ruang pribadinya hanya diam, dia menatap Sekyung tenang, tanpa rentetan sanggahan atau kalimat pembelaan. Sejak awal Chanyeol tahu Sekyung sudah mengetahui semuanya, mereka sama-sama tahu sejatinya mereka berdua adalah musuh dalam selimut. Namun Sekyung dan Chanyeol sama-sama tidak bisa saling menyakiti, hubungan darah di antara mereka meredam semuanya.

"Apa yang harus aku lakukan?" kata Chanyeol.

"Aku butuh berita skandal itu secepatnya. Jongin dan Scarlett. Buah yang jatuh tidak akan jauh-jauh dari pohonnya. Jaebin menghianatiku, Jongin menghianati istri dan kakaknya. Sempurna."

"Lantas bila ini berhasil, apa Ibu akan berhenti menyakiti Jongin? Setelah ini bisakah Ibu berhenti memaksaku untuk membenci mereka?"

"Chanyeol."

"Aku sudah tidak sanggup untuk membencinya, Ibu," Chanyeol menahan kalimatnya, kerongkongannya tersumbat seiring butiran embun yang membayangi pandangan matanya.

"Aku tidak bisa lagi menyakiti mereka berdua, terlebih Scarlett, dia tidak bersalah dalam masalah ini. Jadi----bisakah Ibu berhenti? Ini sudah lebih dari cukup, Ibu, delapan tahun, Jongin sudah sangat menderita."

"Belum setimpal dengan apa yang sudah ibunya lakukan padaku. Kenapa kau selalu membela Jongin, Chanyeol? Jongin bukan adikmu!"

"Dia adikku, Ibu!" air mata Chanyeol meleleh ketika dia berteriak pada Sekyung untuk pertama kali, Sekyung terperanjat, dia menatap Chanyeol yang kian menjatuhkan butiran bening dari kedua iris hitamnya yang tampak nelangsa.

"Jongin dan Scarlett adalah keluargaku. Bukankah Ibu yang mengajariku untuk selalu menyayangi keluargaku? Melindungi orang-orang yang aku sayangi?" Chanyeol mencoba menahan laju air mata tapi dia tidak bisa, Chanyeol sudah berada di ambang batas putus asa, dia benar-benar menderita berada di antara orang-orang yang dia sayangi dan dia sakiti dalam waktu bersamaan.

"Ibuku, Ahn Sekyung, wanita yang sangat baik, dia malaikatku. Kau merampasnya dariku, kembalikan ibuku, bisakah kau mengembalikannya padaku, Nyonya Park Sekyung?"

"Cukup! Hentikan omong kosong ini, Chanyeol! Aku muak mendengarnya. Bila kau tidak bisa melakukannya, Guilbert bisa...,"

"Aku akan melakukannya." potong Chanyeol, "aku akan membuat Jongin menerima penderitaan yang setimpal, Ibu tenang saja."

Chanyeol beringsut dari sofa, berjalan tenang menuju pintu sementara tangannya mengusap sisa air mata di kedua pipinya yang pucat. Sekyung memandang kepergian Chanyeol dengan perasaan getir tak terkira, dia tahu Chanyeol terluka terlalu banyak karenanya. Namun Sekyung mengabaikannya, dendam itu terlalu mengusai hati dan pikirannya. Maka Sekyung memilih menghubungi Guilbert alih-alih mengindahkan permintaan Chanyeol, dia menyusun ulang rencana diluar dari apa yang sudah dia bicarakan dengan Chanyeol. Sekyung tidak bisa membiarkan Chanyeol kembali mengacaukan rencananya, kali ini Jongin harus benar-benar dia kirim ke neraka. Apapun caranya, apapun resikonya.

~000~

Delapan tahun adalah waktu yang sudah Jongin habiskan tanpa Chanyeol, hubungan mereka sudah berubah, beku, selayak tumpukan salju di musim dingin. Minggu lalu Chanyeol mematahkan harapan Jaebin yang hendak menyematkan posisi CEO Hemelsky Airline pada Jongin. Tidak ada yang bisa membantah pengalaman berbisnis Chanyeol yang mumpuni, jauh di atas Jongin. Chanyeol meyakinkan sebagian besar direksi untuk lebih memilihnya ketimbang Jongin, integritas Chanyeol dalam memimpin Hemelsky sudah tidak diragukan lagi, bagi Chanyeol menjatuhkan Jongin hanyalah semudah membalikkan telapak tangan.

The Second OPERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang