.....
Langkah kaki yang dihentakan dengan penuh semangat memasuki satu ruangan yang penuh dengan cerita, disertai dengan suara bel sekolah yang berbunyi keras berirama yang merdu..
Hari ini hari selasa bukan hari rabu paling tepatnya hari kedua dari pelaksanaan pengenalan sekolah, semangatku terus meningkat, kaki selalu bersemangat, mata terus terbuka tapi tidak sampai keluar.
Aku duduk dengan saudara kembarku seperti duduk dengan bayangan sendiri menunggu perintah dari kaka OSIS sambil memainkan game dalam handphone dan menunggu teman teman mengisi kelas yang masih kosong.
..."Hey kalian ikut kaka ke tengah lapang untuk melihat demo ekskul ayo semangat semangat semangat!!!!" Ucap salah satu pembimbing kelasku
Aku dan teman teman segera melaksanakan perintah yang telah di berikan, semua murid berdiri dari tempat duduknya. Segerombolan kelasku berjalan melewati lorong yang penuh dengan gambar dan tangga yang sangat rumit untuk di lewati karena jaraknya yang begitu besar.
"Weleh anak kembar lewat lagi bro" ucap cowo OSIS kemarin yang duduk berjajar di tangga membuat lahan menjadi sempit
"Kasih jalan kesian" ucap kaka pembimbing kelasku
"Gue kasih jalan asal cewe yang kembar jangan, mau gue culik ke ruangan gue" goda cowo itu kepadaku
Tak ada senyum yang ku sampaikan hanya lirikan mata saja yang ku berikan, wajahku memerah seperti semangka ntah apa penyebabnya padahal aku geli mendengarnya.
Aku langsung saja menuruni tangga satu persatu tanpa mendengar apa yang cowo OSIS itu katakan. Aku abaikan dan ku tarik tangan teman teman agar tidak jauh dariku.
"Heh kenapa malah kabur, gue ga jahat" teriaknya sambil tertawa
Teman temanku langsung heran ada apa aku dengan sesosok cowo rese itu apakah aku kenal? Atau bahkan tidak? Jujur aku tidak kenal..
Ku lihat di tengah lapang sudah banyak orang yang duduk dengan kelasnya masing masing. Aku dan teman teman memilih tempat yang teduh dan nyaman, memerhatikan demo ekskul yang sudah mulai dari 10 menit yang lalu. Berteriak semangat dan penuh dengan gembira.
...Tak terasa jam telah menunjukan pukul 10.00 aku tetap duduk di bawah pohon yang teduh melihat ke arah lapang. kali ini aku lihat bagian ekskul para pendaki gunung. Penampilannya memang menantang membuat orang orang yang melihatnya histeris.
Aku perhatikan cara mereka mendaki dengan tambang, ketelitian mereka menalikan tambang, menganyun kan tambang dari lantai 2 hingga dasar dan memberi pertolongan yang terkena musibah.
"Anjir ada orang yang celaka liat tuh" orang pinggirku menunjuk pada arah seorang cowo secara tiba tiba
"Gila bener darahnya banyak tapi liat deh kaka itu so strong ga keliatan sakit" jawab teman di pinggirnya
Pandanganku langsung berpindah pada orang yang sedang jadi sorotan para murid murid di sana
"Itu kan kaka rese ? Kenapa dia? Tangannya kenapa? Emng dia ikut ekskul ini?" Rasa heranku dalam hati"Itu kaka yang tadi di tangga yah?" penasaran itu ku tanyakan pada teman sebelahku
"Iyaa Tri setau aku dia pemimpin dalam ekskul mendaki gunung" jawabnya
"Kesian kayanya sakit hmm"
Tak lama kaka rese itu menghilang ntah di bawa kemana oleh guru, aku tak melihatnya lagi karena tertutup oleh daun daun pohon yang rindang, yang pastinya dia berhenti mengikuti penampilan demo ekskul yang sedang berlangsung di siang hari.
Aku terus memperhatikan kembali demo ekskul yang sedang di mulai hingga selesai.....
Udara yang sejuk disertai angin angin yang datang menghampiri membuatku betah di dalam kelas meluruhkan rasa cape ku dari tadi pagi, nongol di depan jendela, memeluk kayu pada jendela berwarna biru, dari lantai 2 aku melihat orang orang berjalan dan kendaraan motor yang melaju. Ku mulai lamunanku ntah apa itu yang ku lamunkan.
"Woy yang di jendela!" Teriak cowo OSIS dari bawah dengan keadaan tangannya di perban sebelah kanan
Pandangan ku pindah pada teriakan cowo itu dengan penuh heran.
"Udah pulang? Cepat pulang bel sekolah udah ngusir lo pulang kali ngapain sendirian nongol di jendela" ucapnya lagi membuatku cengo mendengarnya
Aku hanya menjawabnya dengan senyuman karena ku kasih sedikit kesopananku alasannya karena dia kaka OSISku.
"Minta bbm id lo, buat kabar kabar tentang pengenalan sekolah" modusnya dia mulai muncul untukku
"Kalo bbm id priv, ga suka di kasih sembarang orang kak soalnya ribet" jawabku dengan nada lembut sedikit lantang agar terdengar
"Jangan pelit tar gue cubit. Terus sosmed apa yang sering lo pake? Cepetan jawabnya gue mau pergi."
"IG atau LINE aja juga aktif terus" jawabku dengan ragu
"Bebas tapi gue pengen id LINE lo aja"
"Idnya TrianaR kak, jangan kasih tau siapa siapa yah"
"Okey tunggu gue dateng ke handphone lo jangan lupa ganti dn gue jadi handsome boy" ucapan terakhirnya padaku
Dia pergi tanpa pamit, pandangan ku tersorot pada setiap langkah kaki cowo itu yang tak tau namanya siapa tapi dia OSIS di sekolahku seharusnya aku kenal tapi malah tidak. di lihat semakin kecil dia berjalan dan tak lama menghilang.
...
Aku pulang dengan langkah kaki yang melelahkan memikirkan wajah cowo rese yang tadi tiba tiba ada di depan pandanganku. Kali ini aku pulang tak langsung pada istanaku melainkan parkir dulu di sebuah lessan bahasa inggris yang memang sudah menjadi tempat kursusku.
...Saat aku berjalan sendiri melewati trotoar di pinggir jalan raya yang penuh dengan kendaraan, tidak ada angin dan hujan tiba tiba handphoneku berdering menandakan ada pemberitahuan dari orang yang ntah itu siapa,
Mataku tak henti melihat layar handphone tak percaya ada orang yang ingin mengobrol lewat chat denganku.
TERNYATA COWO RESE ITU BERNAMA "SENJA PRATAMA" nama yang indah dan enak di dengar. Ku balas dengan singkat tapi sopan."Iyaaa ka?" Balasanku padanya
"Jangan panggil gue kak panggil aja Senja geli gue di bilang kak haha" jawabnya membuatku tambah heran
"Hehe iyaa senja"
"Lagi dimna lo? Jangan sering nongol di jendela tar lo makin sering liat gue hehe"
"Lagi di tempat lessan Metro"
"Lo les di sana? Bisa dong kali kali ajari gue bahasa inggris gue paling alergi sama b.inggris soalnya"
Chat itu terus berlanjut dengan ketidak sadaran walaupun aku membalasnya dengan jarak waktu yang agak lama. Handphone pun terus bergetar dengan sering namun tetap tak ada harapan dalam hatiku pada cowo yang bernama Senja itu.
Waktu belajarku di lessan menjadi terganggu, ku matikan handphone ku dengan ragu takut tiba tiba ayah telpon karena akan menjemputku. Aku diamkan saja handphone ku itu dan mengabaikan chat dari SENJA.
......
BUTUH KRITIK SAMA SARAN DARI KALIAN HUHUU
KAMU SEDANG MEMBACA
Back In LOVE
Teen Fictionsegelap gelapnya malam pasti masih bisa menghasilkan bintang yang bercahaya, jangan takut terhadap bayangan karna bayangan menghasilkan cahaya yang dekat dengan dirimu, harapan adalah impian dr orang yang memiliki keyakinan. malam terbaik adalah ma...