SENJA#8

376 37 6
                                    

...
Ku ambil handphone yang tersimpan di saku rok SMA berwarna abu, langsung  ku potret tulisan itu untuk mengingat selalu sejarah dia dapetin aku, itu pun amanat dari Senja.

Dari tadi chat Senja aku abaikan kini ku balas untuk membahas tantang tulisan yang dia berikan

Triana : "apaan lo tulis tulis di absen hahaha"

Senja : "apaan anjir bukan gue haha"

Triana : "orang cuma lo yang suka sapa hallo ke gue"

Senja : "Hallo di siang hari itu buat lo"

Bibirku tersenyum selalu menandakan hati ini bahagia. Namun rasa ragu yang masih ada kini membuatku bimbang.

Ku lanjutkan pandanganku pada bor yang penuh dengan angka menyimpan kembali handphone yang tadi ku genggam. Tak ada orang yang boleh menggangguku saat aku sedang belajar.
...

Ku simpan kedua lengan di atas besi pembatas lantai dua, ku fokuskan pandangan untuk melihat anak kelas ipa berolahraga, tampaknya aku melihat Iryas yang dari tadi main voli tapi memberi kedipan mata padaku, seperti biasa bibir ini memberi senyuman saja tanpa ada kata basa basi.

"Heh Tri" teriak Senja dari depan kelasnya yang bersebrangan dengan kelasku namun kelasku di atas dan dia di bawah

Ku naikan alis dan senyum padanya menandakan aku mendengar dan melihat sosok Senja.

Aku malu Senja memanggilku saat berkumpul dengan teman kelasnya, anak cewe dan cowonya terfokus melihat ekspresiku. Saatku memerhatikannya kembali, dia mengirim tiupan dari tangan yang di tempelkan terlebih dahulu ke bibirnya.

"Kalo berani ke tengah dong Sen" ucap teman cewenya

"Iyaaa huu ga ada keberanian lo" teman cowonya memojoki

Tak ku sangka dengan polosnya Senja jalan dengan langkah kaki yang semangat pandangan yang bersinar dan bibirnya yang mengeluarkan senyuman manis.

Ku terus perhatikan Senja sampai dia berhenti di titik tengah lapangan. Kakinya di tekuk tangannya memulai aksi untuk memberikan tiupan padaku. Ku senyum memerhatikan apa yang dia lakukan

"Ngapain sih lo" teriak ku padanya

"Gue suka sama lo" bibirnya mengejah kalimat itu tanpa suara

"Anjir Senjaaa bro" tepuk tangan teman temannya kini terdengan keras

"Kiw bakal ada teraktiran" ejek teman temannya

Mukaku memerah oh tuhan aku malu tapi aku melayang tanpa sayap. Senja kini berlari ke posisi semulanya. Tanpa melihat atau melirik padaku lagi. Ku masuki kelas dengan wajah yang memerah mungkin teman teman tau apa sebabnya karena mereka tadi memang melihat aksi dari Senja. Sederhana tapi jarang cowo yang melalukannya.

Kadang hati dan pikiran bercampur aduk seperti adonan yang sedang di buat oleh bunda. mengapa aku meski bertemu dengan Senja mengapa Senja menyukai ku apakah aku berbalik suka padanya ataukah tidak sama sekali? Hati dan pikiran selalu bertanya satu pertanyaan yang sama. Mungkin aku mulai menyukainya namun ragu karena omongan orang orang diluar sana, seharusnya aku menghiraukannya tapi justru aku tidak bisa sama sekali untuk bisa menghiraukannya.

Handphone ku bergetar secara tibatiba menandakan ada pesan masuk. Langsung saja ku bawa handphone dengan penuh senyuman namun Ku lihat ada chat dari senja yang memang sepertinya sedang serius, mukaku berubah menjadi datar tak ada senyuman yang datang.

Senja : "Tri gue emang suka sama malah gue udah mulai sayang sama lo, tapi kenapa gue belum merasakan rasa suka balik lo ke gue, atau justru emang belum ada? Beri gue penjelasan akan hal itu gue butuh kepastian yang ga bikin gue bimbang lagi. Kalo emang lo ga suka gue ga papa gue bakal usaha jauhin lo walaupun gue ga sanggup saat ngerasain rindu ke lo."

Mengapa tiba tiba ada pesan dari Senja yang merubah semua suasana, tegang yang ku rasa takut yang ku dapat, ntah apa yang akan ku balas jujur ini membingungkan. Aku tau cowo perlu penjelasan tapi cewe justru perlu waktu untuk memulai semuanya. Ku usahakan balas chat darinya dengan tenang

Triani : "sen gue emang ngerti dan minta maaf kalo emang lo belum ngrasain hati gue ke lo. Tapi gue punya alesan yang kuat buat jawab pertanyaan dari lo. Gue masih takut ngasih cinta yang salah."

Senja : "cinta ga pernah salah yang salah itu orang yang memberi cinta, gue yakin lo pasti bisa ngasihin cinta lo kaya lo ngasih kepercayaan ke orang yang di percaya."

Triani : "jangan bahas ini sekarang plis ga bisa jawab gue"

Senja : "okey gue ngerti"

Tak ada balasan yang datang dariku malah rasanya tak mau aku balas ntah mengapa aku takut Senja hilang aku takut dia berubah karena ulahku sendiri.

Jam dinding yang menyuruhku pulang dari sekolah ingin meluruhkan lelah seharian di atas kasur yang memang sudah jadi tempat istirhatku. Tak mau ada orang yang mengganggu dan tak mau sedikitpun mendengar suara handphone berdering. 

"Tri ada si Iryas noh liat keluar" ucap Triani padaku

"Serius lo ngapain dia?"

"Ya mana gue tau, samperin aja dulu ijin ke bunda"

Namun sejak waktu istirhatku akan ku mulai Iryas muncul depan rumah tanpa permisi dan ijin dariku ku buka pintu dan berjalan menuju Iryas yang dari tadi sudah memandangku

"Heii" ucapnya pertama

"Ada apa? Tumben. Masuk dulu aja" ajakkku terpaksa

"Ga usah Tri sekarang giliran makan siang gue, lo temenin yah"

"Gue baru mau istirahat"

"Bunda mana gue ikut diem aja di depan rumah lo sambil makan"

"Ehh ko gitu, yaudah padahal di ruang makan aja tar gue panggilin bunda"

"Tapi sebelahnya harus ada lo ya"

"Hmm"

Karena terpaksa akhirnya mau ga mau aku harus ajak Iryas ke dalam rumah, bunda sudah mengenalinya dan tahu hubunganku dengannya telah berakhir namun bunda tetap bersifat baik padanya.

Diaa duduk di tempat makan dengan ac yang membuatnya sejuk suara air dari kolam hias terdengar dengan nikmat dia makan lahap seperti cara makan cowo lainnya. Aku memerhatikannya dengan senyuman ku ingin tertawa saat ingat pernah menjalin hubungan dengannya.

"Tri" di tengah makan dia memulai suatu obrolan

"Apa? Makan dulu tar baru ngomong"

"Udah kenyang giliran gue ngomong"

"Yaudah ngomong apa?"

"Gue masih sayang sama lo gue kyanya pengen jadi milik lo lagi di tempat ini bakal jadi saksi bahwa gue bakal berubah"

Celetuk ucapannya membuatku kaget aku bingung dan buntu akan menjawab dengan kalimat bagaimana. Ku jawab sesuai dengan hati dan pikiranku

"Gimana ya yas bukannya gue ga mau tapi kayanya lebih enak kek gini aja deh"

"Plis Tri kasih gue kesempatan"

"Maaf yas bukannya apa apaa tapi emang gue enak kaya gini."

"Yaudah ga papa, tiap gue kabarin lo harus bales. Gue pamit pulang dulu"

"Iyaa yas. Kenyang kan? Gue panggil bunda dulu"

"Kenyang ko"

Langkah kaki Iryas sudah mulai menjauhi ruangan rumah dan tentunya rumahku yang suci inii. Tak ada guna makan di rumah dan hanya ingin mengucapkan hal yang kurang penting. Silaturahmi bisa di bilang oke tapi ujungnya ada mau .

TETEP VOTMENT JANGAN LUPA SHARE YA JANGAN ADA YANG KEBERATAN HEHE.
AKU POST WAKTUNYA GA BERATURAN KAYA HATI INI HIHI

Back In LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang