Tak sempat ada kata yang ingin ku ucap malam ini, rasanya sangat buruk yang di rasakan. Teringat selalu kejadian yang menimpaku tadi di sekolah yaitu hal yang begitu memalukan seumur hidupku, tak pernah menyangka sedikitpun Iryas akan melalukan hal seperti itu.
Senja : "Tri lo gak papa kan?"
Triana : "gak papa ko Sen tenang aja"
Senja : "lo gak boleh boong sama gue, gue gak suka kalo lo boong"
Triana : "gue serius ko, kejadian tadi gue anggap aja pelajaran bagi gue."
Senja : "Kalo ada Iryas ngchat lo apapun itu bilang ke gue"
Triana : "iyaa Senja gue pasti bilang ko. Jangan apa apain Iryas yah takut masalahnya makin rumit"
Senja : "terlanjur gue datengin dia tadi, gue suruh dia milih antara gak ganggu lo atau berurusan sama gue, dan dia milih gak ganggu lo Tri, yaudah gue suruh dia minta maaf besok"
Triana : "demi apa lo? Anjir ga usah kek gitu Sen tar masalahnya makin ribet"
Tiba tiba Senja menelponku tak ada sebab, ku angkat dengan hati yang ga karuan
"Gue sayang sama lo makannya gue kek gini Tri, gue gak nerima kalo ada cowo yang nyakitin lo walaupun itu hal kecil menurut lo"
Suara Senja tiba tiba naik dan menandakan dia emosi, air mataku menetes seketika karena memang jujur aku tak pernah mendengar cowo emosi secara langsung kecuali ayahku
"Lo nangis? Heh lo nangis? Jangan nangis tar gue ikutan kalo lo nangis"
"Iyaa Sen ngga ko, makasih yah lo udah jagain gue."
"Udah tugas gue jagain lo, malah jdi prinsip gue"
"Iyaa Sen... Gue...."
"Anjir please jangan nangis tai lah anjing"
Aku kaget dengar suara Senja yang sangat beda, aku tau dan bisa membedakan mana suara orang nangis dan mana suara orang yang kek biasanya, aku denger Senja nangis. Tapi anehnya dia matiin telponnya. apa mungkin dia ga mau gue tau kalo sebenernya dia lagi nangis?
Tak lama kemudian terdengar suara Line menandakan ada pesan masuk
Senja : "lo di sakitin ngomong ke gue, gue bakal liatin Iryas besok, gue tidur"
Triana : "lo ga boleh galakin gue gue takut, Sen lo cowo satu satunya yang belain gue sampe segininya"
Triana : "lo tidur? Sleepwell yah maaf gue ngerepotin lo"
...
Kaki ini berjalan, hentakkannya mulai lebih cepat karena aku tau pintu sekolah akan tertutup rapat.
"Stop" tiba tiba Iryas berdiri di depan tubuh menghalangiku dan teman teman untuk berjalan, di kelilingi oleh pandangan murid murid
"Lo? Anjir minggir lo mau ngpain lagi adik gue? Kurang ?" triani kini terdengar emosi memarahi Iryas
"Ngga ko santai, depan semua orang yang liat dan terutama di depan cowo itu" Iryas menunjuk seorang cowo yang berdiri dari kejauhan, tentunya adalah Senja
Serentak semuanya mengalihkan pandangan kepada Senja yang berdiri dengan tegap menggunakan jaket dan tasnya yang di gendong sebelah
"Gue minta maaf sebesar besarnya, Tri... Lo ga salah, gue yang terlalu berharap sama lo, seharusnya gue malu, tapi gue malah ga punyaa kaca buat intropeksi"
"Udah lah Yas gak papa gue udah biasa terus udah bisa lupain hal kemarin, cuma ada satu hal yang gue pengen bilang. Jangan pernah ganggu hidup gue lagi yah?" Ucapku dengan polos
"Okey Tri gue janji tapi gue pengen jadi temen lo kaya yang lainnya gue janji ga bakal bikin lo risih"
"Hemm okey, udah yah guru udah mau dateng" ucapku malas sembari berjalan
"Iyaa Tri maafin gue" Triaknya dari arah belakang
Teman temanku tertawa melihat tingkah lakunya mereka pun tau pasti ini semua rencana Senja, Senja terlihat sangat menyanyangiku dan menjagaku dari cowo yang kurang ajar. Tak sempat ku bilang memang ini Rencana senja biarkan saja mereka pasti tau sendiri.
Sesampainya di kelas nu simpan tas di atas kursi punyaku, ku duduk karena lelah bersama senyuman manis yang muncul di sudut bibir.
"Hayoh!!!" Suara Menot mengagetkanku
"Anjir tai, kaget" senyumku kini semakin bertambah
"Lo di perlakuin kaya ratu tau ga, gue mana ada yang jagain."
"Iyaaa anjirr banyak yang sayang sama lo sampe segitunya" ucap Ica menyusul pembicaraan
"Apaan sih kalian, tapi gue malu"
"Lo maluu? Ngapain malu? Pasti gak bakal ada yang gangguin lo lagi kalo lo udah sama Senja" tawa teman teman kini terdengar
"Ehh Senja tadi kemana?" Tanyaku tiba tiba
"Gue liat ko tadi langsung pergi masuk kelas. Khemmm khawatir?"
"Ihhh nggaa ko cuma pengen tau aja soalnya kan gue ga liat" mukaku memerah sejenak
"Tri ucapin makasih ke Senja" ucap Triani menyadarkanku
"Hmmm okey, tar gue bilang ke dia"
...
Jam kosong kini hadir membuat murid murid sorak gembira, membosankan jika hanya terdiam di dalam kelas ku coba mencari udara segar di luar kelas. Tak sengaja sepertinya ku melihat Senja berjalan tetapi dari kejauhan ntah mau kemana tapi aku benar benar melihatnya.
Ingin ku panggil Senja namun rasa ragu kini mulai hadir, usahaku untuk menyapanya kinii mulai adaa
"Senjaaa" Teriaku tiba tiba
Cowo itu nengok pada arahku yang sedang berdiri dan tersenyum saat melihatku memanggilnyaa
"Makasih yahhh, makasih banyak" ku teriakan lagi ucapan terimakasih itu dengan senyuman pepsoden
"Iyaaa Tri sama sama, gue ke situ jangan? Eh tapi gue ada jam plajaran kali ini" Balasnya dengan suara lantang
"Gak papa lo masuk ajaa ga boleh bolos yaaa"
"Okey gue masuk sekarang" senyumannya menghampiri dadaku
"Iyaa udah sanaaa"
Ku lihat dia mulai memasuki kelasnya, ku masih tersenyum melihat kelakuannya. Sungguh anehh tapi lucu dan selalu membuatku ketawa
"Heh... Heh..."
Ku tengok arah pintu kelas Senja ternyata dia nongol lagi
"Apaann?" Ucapku senyum senyum
"Gak ah i love you"
Sungguh tak jelas nongol hanya ingin mengucapkan kalimat yang udah jadi pasaran, ohh tuhan aku terbang lagi kali ini, jangan berikan aku sayap terlalu besar takut tak bisa turun dan ketemu Senja lagi.
UDAH MAU AKHIR TERUS TUNGGU KELANJUTANYA YAH JANGAN PUPA VOTMMENTNYA
KAMU SEDANG MEMBACA
Back In LOVE
Teen Fictionsegelap gelapnya malam pasti masih bisa menghasilkan bintang yang bercahaya, jangan takut terhadap bayangan karna bayangan menghasilkan cahaya yang dekat dengan dirimu, harapan adalah impian dr orang yang memiliki keyakinan. malam terbaik adalah ma...