....
Setelah wujud Iryas tak nampak lagi kini ku lanjutkan saja waktu istirahatku, berbaring kembali di atas kasur yang dari awal sudah jadi pusat bagiku, tak ada yang boleh menganggu saat ini, handphone kini di non aktifkan ntah kenapa tangan ini mematikannya padahal tak ada yang menyuruh.
Melihat televisi yang isinya sinetron cinta semua, tak bosan namun jenuh, tak ada yang menemani berbicara, hanya boneka yang mendengarnya. Guling ku peluk dengan nyaman hingga terlelap dalam dunia mimpi.
...
"Naaa bangun sudah set 5 sore anak remaja ga boleh tidur menjelang magrib" omel bunda terdengar dan membangunkan tidurku
"Hmmmm" jawabku tak niat
"Mandi mandi cepet" bunda menarik selimbutku saat ini
"Ihh bundaa iya ini buka mata" kesalku
"Nah iya bagus mandi ya bunda ke bawah dulu"
Ntah kenapa pikiranku tiba tiba menjurus pada 2 anak yang selalu ada dalam hari hari aku, senja dan iryas. Apa mungkin mereka mencariku gara gara handphoneku ga aktif? Apa justru kalo di aktifkan tak ada apa apa? Logika ku menyuruh untuk mengaktifkan kembali handphone itu.
"Line....."
"Drrrtttt...drtttt"
Tak menyangka banyak pemberitahuan yang ku rasa, tak ingin membuka rasanya. tetapi rasa penasaran itu timbul besar.
Ku teguh pada pendirianku tak ingin membukanyaa, ku tutupi saja handphone itu dengan bantal yang tadi aku pakai tidur. Sedangkan aku pergi menuruni tangga untuk pergi mandi, membawa handuk dan memasuki WC yang kosong tak terpakai.
"Tri cepet ah gue pngen mandi di situ" ucap Triani dari luar pintu
"Anjir gue baru masuk tungguin aja"
"Yaudah jangan lama lama"
"Hmmmm"
WC itu memang tempat fav bagi anak anak bunda dan ayah ntah kenapa rasanya jiga mandi di sana badan terasa ringan tak ada beban mungkin karena tempatnya memangg sesuai dengan selera kami....
Badanku kini sudah wangi dan wajah yang sudah terlihat segar. Memakai parpum dan sedikit lipbalm agar wajah terlihat sedikit perbedaan. Yang dari tadi ingin membuka handphone kini ku buka handphoneku dengan pernuh penasaran.
Ternyata ku lihat penuh pesan dari grup kelas, teman teman dan tentunya iryas dan Senja. Ku baca satu persatu dengan adil. Iryas hanya mengirim pesan ucapan terimakasih dia memang baik tapi ntah untuk kedepannya. Senja hanya mengirim hurup "P" banyak sekali tapi tadi tak sempat aku balas. Aku bingung ingin menjawab terlebih dahulu chat dari siapa mungkin ku mulai pesan dari anak kelas saja lalu isyas dan terakhir Senja.
"Kenapa perasaan ini berubah lagi menjadi 0% ke Senja apa emang gue udah ga suka lagi?" Tanyaku dalam hati
Ku balas terus chat dari mereka tapi ntah mengapa tak ada senyum yang tersampaikan, chat senja sekarang justru terlihat dan terbaca biasa saja menurutku. Mungkin aku emang labil seperti anak SMA lainna walaupun memang baru saja masuk.
"Tri si senja Line gue" ucap Triani memasuki kamar ku tiba tiba
"Hah? Gimana?" Jawabku sedikit heran
"Nanyain lo doang sih lo lagi dimana ya gue jawab di kamarnya"
"Kan lagi gue balas ini chatnya anjir ah ga paham"
"Ntah lah mana gue tau balas aja secepet mungkin" ucap terakhirnya sebelum meninggalkan kamarku
Penasaran ini ku tanyakan langsung saja pada Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back In LOVE
Teen Fictionsegelap gelapnya malam pasti masih bisa menghasilkan bintang yang bercahaya, jangan takut terhadap bayangan karna bayangan menghasilkan cahaya yang dekat dengan dirimu, harapan adalah impian dr orang yang memiliki keyakinan. malam terbaik adalah ma...