SENJA#7

384 39 6
                                    

...

Ku terus kontek Senja ingin tau dia kenapa, aku tak mengerti oh tuhan ada apa iniii....?

Ku lamunkan pandanganku saat ku luruhkan keringat di teras rumah bersama teman teman dan udara yang sejuk. Pikiranku terus terjurus pada Senja yang tiba tiba kasar.

"LINE.."

suara handphoneku berbunyi tiba tiba memperkirakan dari Senja atau Iryas sehentak dengan terkejut ku ambil dan ku lihat layar handphoneku ternyata ada balasan dari Senja.

senja : "apaan? Tadi di jalan"

Triana : "lo kenapa?"

Senja : "gpp"

Jawabannya kini singkat dan menyakitkan, ku biarkan saja chat darinya agar dia bisa menenangkan hatinya terlebih dahulu lagian rasanya aku ingin membeli suatu makanan karena permintaan perutku yang cerewet ini.

Ku pikir lebih baik handphone ku simpan saja di kamar biar bisa berharap kalo beres beli makanan terus cek handphone ada chat dari Senja yang mencariku.

Ku berangkat menggunakan kendaraan bermotor bersama ica mengeliling kota yang aku sayang ini, makanan dan minuman terlihat banyak ada di sana di situ dan dimana mana.

Tak sengaja aku melihat teman teman kelas Senja sedang berkumpul di satu warung depan sekolah tapi sayangnya ku tak bisa melihat senja karena dia telah pulang. Mungkin bukan saatnya aku bertemu. Ku lajukan terus kendaraan bermotorku hingga kembali lagi ke rumah dengan membawa oleh oleh makanan untuk teman teman.
...

Ku cek handphone dengan cepat melihat 4 panggilan tak terjawab dari Senja dan pesan yang begitu banyak antara dari Senja dan iryas namun ku abaikan selalu chat dari Iryas ntah mengapa tapi tak ada mood yang menandakan aku harus membalas chat dari iryas. langsung ku balas saja chat dari Senja dengan cepat agar dia tak menunggu dan mencariku lagi.

Ku heran dan gregetan ingin menanyakan mengapa tadi dia bersikap aneh saat pulang sekolah, jari jemariku tiba tiba mengetik pesan pada Senja dan menanyakan alasan darinya

Triana : "Sen boleh tanya?"
Senja : "apaan?"
Triana : "tadi lo kenapa pas pulang sekolah?"
Senja : "ga ppa ga suka aja sama lo!"
Triana : "ga suka gue? Alasannya?"
Senja : "gue kira lo mau sapa gue. Gue kira lo mau ajak gue ngomong pas gue samperin lo, nyatanya lo orangnya ga asik hahahaha"
Triana : "loh jangan nilai gue di awal Sen sifat gue yang asli ga usah gue tunjukin depan lo dulu, lagian bebas lah lo mau ngomong apapun itu"
Senja : "gue tunggu sifat asli lu Tri gue tunggu sampe kapanpun"

Senja mengakhiri pembicaraannya dengan lembut dan menggunakan kalimat "tunggu" aku berpikir bahwa dia akan hadir pada hidup ku sekarang dan sampai nanti.

Gue belum bisa bersifat seperti sifat gue yang asli gue masih jaim gue masih malu dan kaku di depan Senja, ga seperti dia yang super berani dan ga pernah ada kata jaim.
....

Malam hari di suguhi lagu lagu melow dan suara jam dinding yang terdengar tak merdu kini ku tetap nikmati.

"Na belajar!!!" Suruhan bunda padaku

"Iyaaa bun bentar lagi masih mager" jawabku dengan santai

"Ehhh nanti keburu malem keburu ngantuk"

"Iyaa bundaa ini mau, Triani juga suruh belajar sama bunda dong"

"Siapp na ini bunda mau ke kmar Triani, kamu cepat belajar ya"

Ku ambil buku paket yang sudah jadi makananku setiap hari ku pegang dan ku lihat judulnya hampir full day. Mungkin bisa di sebut dia teman hidupku.

Kini sudah terlihat alat tulis berada di atas meja belajar dan siap untuk di pakai. Ku pakai saja semuanya agar tidak saling sirik satu sama lain, ku tulis semua tugasku namun pasti pada akhirnya aku tulis kalimat apa aja yang aku mau.

"Tidd...tiddd"

Suara klakson mobil terdengar lewat tepat di depan rumah ku, tapi aku pikir itu hanya tetangga saja yang menghormat pada tetangga lainnya, ku abaikan saja suara klakson itu dan kembali berfokus pada tugasku.

"Triana...bu negara"

Ku saring suara itu dengan telingaku, pikiran mulai konek dan merasakan suara itu tidak asing untuk di dengar.
"OH ITU SUARA SENJA!" ungkapku dalam hati

Ku ambil handphone dan ku balas chat Senja yang dari tadi ku abaikan.

"Tenonet... Tenonet.."

Lineku tiba tiba mendapat panggilan dari Senja langsung ku angkat tanpa berbicara

"Hallo bu negaraaa" suara itu membuatku tersenyum

"Tadi lewat rumah?" Tanyaku senil

"Udah hapal aja suara gue ya" canda Senja sambil tertawa

"Ga boleh geer cuma ya emang gue denger itu suara lo"

"Jangan hapalin suaranya aja, hapalin juga sejarah gue dapetin hati lo"

"Hmmmmm" jawabku dengan realita muka memerah

Telpon itu tiba tiba berhenti seketikka, Senja mungkin orangnya usil tak ada hujan tak da angin datang terus pergi seenaknya tanpa pamit.

Tak ada gairah untuk mengerjakan tugas lagi karena bibirku terus tersenyum membayangkan apa yang Senja tadi katakan, ku baringkan badanku di atas kasur yang nikmat melihat layar handphone yang sudah tak ada siapa siapa
"Bakal tidur nyenyak gue malam ini" ucapku tiba tiba
...

Angka angka ada di depan mata rumus rumus sudah ada di ucapan guru pengajar. Ku perhatikan langkah langkah dan materi yang guru itu berikan, tak membenci pelajaran matematika justru suka di banding dengan fisika OMG.

Kini kelas sepi tak ada anak yang jail lagi tak ada anak yang berani bolos di jam matematika ini karena gurunya adalah wali kelas sendiri, tak kiler namun murid murid ingin di pandang baik oleh wali kelasnya.

Absen mulai dikelilingkan di setiap bangku agar di lihatnya tertib. Kini bagian ku, semua anak melihat padaku. Aku heran mengapa mereka melihatku dengan penuh senyuman, ku buka lembaran absen

 Aku heran mengapa mereka melihatku dengan penuh senyuman, ku buka lembaran absen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

OMG.....

"Cieee Tri" pojokan teman teman kini sangat rusuh

"Dari Senja tuhh" Triani ikut nimbrung

"Pajaknya boleh yaa" suara menot kini ada di seblah telinga

"APAAN SIHH IH NGGA TAU" teriakku sambil tersenyum

Aku tak mau menghapus tulisannya namun jika tidak di hapus mau dimana aku menanda tangani absenku terpaksa aku hapus secara perlahan dengan lembut.

GUYS MAAF EAKK KALO AKU AGAK LELET KAYAK LALET NGPOSTNYA YA AKU SIBUK DAN GA SO SIBUK SERIUS, TAPI MUNGKIN KEDEPANNYA AKU GA BAKAL TELAT LAGI DEMI KALIAN Hehehe

Back In LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang